Intan Sukotjo Populerkan Pop Keroncong

15 Apr 2015 Dikenalkan musik keroncong sejak kecil membuat putri dari penyanyi keroncong Sundari Soekotjo ini mengikuti jejak ibunya. Pada usianya yang ke-23 Intan Soekotjo ingin memopulerkan musik pop keroncong agar musik asli milik Indonesia ini dicintai generasi muda.

Intan Sukotjo, Populerkan Pop Keroncong
Intan Soekotjo, 
foto: Natalia S

Meski sudah mengandung enam bulan, Sundari Soekotjo masih kerap manggung, membawakan lagu-lagu keroncong. Maklum, ia memang ikon musik keroncong. Bayi dalam kandungan itu dilahirkan pada 17 Juli 1991, dan diberi nama Intan Soekotjo.

Namun Sundari tidak pernah mengajarkan secara khusus musik keroncong kepada Intan. Ia membebaskan putri semata wayangnya ini untuk mendengarkan musik lain. “Tapi karena di rumah selalu memutar lagu keroncong, suka ikut ibu nyanyi jadi aku secara tidak sadar menyukai dan mencintai musik keroncong,” papar Intan.

Memasuki usia remaja, Intan mulai serius memelajari musik keroncong. Eyang putrinya, Herrini Soekotjo lah yang mengajarkan ia secara khusus, bagaimana teknik vokal dan cengkok saat menyanyikan lagu keroncong. “Ibu kan sibuk banget sama jadwal nyanyinya, jadi kalo sama ibu pas ikut nyanyi aja, terus aku tanya bagaimana sih cengkok saat menyanyikan lagu yang ini, lalu ibu akan mengajari,” kata Intan saat ditemui  Tembi di Grand Indonesia beberapa waktu lalu.

Intan Sukotjo, Populerkan Pop Keroncong
Intan tampil bersama Ibunda di Jakarta Convention Center, 
foto : dok.pri

Seiring bertambah usia, Intan semakin sadar bahwa musik keroncong adalah musik yang luar biasa. Tak hanya teknik vokal yang memiliki kerumitan tersendiri, musik ini juga ‘timeless”. “Entah kenapa meski rumit tapi musik keroncong memiliki kerumitan yang spesial. Nggak semua penyanyi bisa nyanyi keroncong, harus ada kemauan yang kuat dan memang senang dari hati, karena aku percaya setiap penyanyi memiliki penjiwaan masing-masing dalam membawakan sebuah lagu,” kata lulusan London School of Public Relations ini.

Di usianya yang menginjak ke-23 tahun, Intan mengaku masih banyak belajar. Meski ibunya seorang maestro keroncong, bukan berarti ia bisa dengan mudah masuk ke dunia ini. Pernah suatu kali Intan merasa tidak bisa menyamai karakter suara sang ibu, namun eyangnya memberitahu bahwa karakter suara seseorang tidak bisa sama. “Kalau Ibu bisa bernyanyi dengan halus dan lembut, aku susah banget bisa seperti itu, tapi aku yakin aku memiliki ciri dan karakter sendiri karena keroncong adalah cara halus untuk mengeluarkan emosi,” tutur Intan.

Saat ini, Intan sedang memersiapkan kolaborasi dengan beberapa kelompok musik keroncong, salah satunya Alun Nada, kelompok musik yang personilnya anak muda berusia di bawah 30 tahun, bersama Alun Nada, Intan ingin lebih mengeksplor musik keroncong, atau ia sebut pop keroncong. Karena ia tumbuh di generasi muda saat ini, ia memilih mengembangkan musik keroncong tanpa menghilangkan akar dari musik keroncong.

Intan Sukotjo, Populerkan Pop Keroncong
Intan ‘selfie' bersama ibunya, 
foto : dok.pri

Menurut Intan, ini cara mereka sebagai generasi muda menginterprestasikan musik keroncong. Kolaborasi musik keroncong dengan genre musik apapun selama bisa diterima, akan terus diperjuangkan oleh Intan. “Karena keroncong kebanyakan menggunakan tutur bahasa yang tertata, aku sedang coba buat lagu bersama Alun Nada, kita masih diskusi terus, semoga bisa tercapai untuk buat album,” kata penyuka Bruno Mars ini.

Di sela-sela kegiatan bermusik, Intan juga sibuk bekerja di perusahaan keluarganya yang bergerak di bidang money changer. Katanya sebagai penyeimbang hidup, bekerja sambil menekuni dunia musik yang ia senangi sejak kecil. “Aku sebagai anak tunggal merasa punya tanggung jawab untuk melestarikan musik keroncong, ini bukan karena paksaan tapi memang dari hati aku,” kata Intan Soekotjo.

Temen nan yuk ..!

Natalia S.

PROFIL

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 09-06-15

    FMT 2015: Pertunjuka

    Hanyaterra, kelompok kolektif musik keramik dari Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tampil memukau dalam Festival Musik Tembi (FMT) 2015,... more »
  • 09-06-15

    FMT 2015: Proses Men

    Berdasarkan penilaian pengamat musik dan audiens, diputuskan lima terpilih yang masuk dalam album kompilasi MTB 2015 adalah Kemlaka, Kelu, Ruas Bambu... more »
  • 09-06-15

    #SaveMusicIndonesia

    Gerakan ini sebagai salah satu apresiasi terhadap musik, musisi, dan industri musik Indonesia. Pembajakan, minimnya musik anak, perizinan pemutaran... more »
  • 08-06-15

    Mereka Juga Meramaik

    Para pembaca puisi ini kebanyakan sudah berulang kali datang menghadiri Sastra Bulan Purnama (SBP), sehingga memang sudah mengenal acara ini. Namun... more »
  • 08-06-15

    Sandy Thema Pamerkan

    Merek perhiasan lokal, Pistos dengan desainernya Sandy Thema mempersembahkan koleksi perhiasan terbarunya ‘Archipelago’. Terinspirasi dari kekayaan... more »
  • 08-06-15

    FMT 2015: Menuju Mus

    Sampai saat ini tidak atau belum ada yang dinamakan “musik Indonesia.” Jika mau menyebut musik Indonesia, maka kita harus menyebut sekian banyak... more »
  • 06-06-15

    Sukses Karier Orang

    Orang yang lahir pada Senin Pon dan Rabu Kliwon, tempat kejayaan (sukses) dalam meniti karier pekerjaannya berada di arah Barat dari tempat... more »
  • 06-06-15

    Sebuah Upaya Menghad

    Rekaman jejak perlawanan pemuda pelajar Indonesia melawan penjajah, dapat dilihat dalam pameran temporer yang digelar oleh Museum Perjuangan... more »
  • 06-06-15

    Tiga Penyair Berambu

    Ketiga penyair ini mengenalkan antologi puisi yang baru diterbitkan. Slamet Riyadi Sabrawi meluncurkan antologi puisi berjudul ‘Ujung Beliung’. Dedet... more »
  • 06-06-15

    Suduk Gunting Tatu L

    Pepatah atau peribahasa suduk gunting tatu loro secara luas dapat dimaknai sebagai orang yang menderita kesusahan/kesedihan berganda/rangkap. Keadaan... more »