- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»Warung Trotoar
01 Jan 2008 10:26:00Yogyamu
Warung Trotoar
Salah satu ciri pertumbuhan ekonomi dari suatu kota adalah adanya tempat-tempat penjualan/perbelanjaan. Banyaknya tempat perbelanjaan menandakan bahwa di daerah tersebut terdapat perputaran uang yang cukup baik. Salah satu tempat penjualan/perbelanjaan adalah pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima yang nota bene tempat penjualannya tidak pernah permanen sering dengan serta merta menempati suatu ruang yang ada di kota tanpa pertimbangan apa pun kecuali pertimbangan laku. Faktor ini sering menjadikan pemerintah kota beserta masyarakat penghuninya merasa gerah. Kegerahan karena keberadaan pedagang kaki lima sangat sering bertumbuhan begitu saja dengan menempati jengkal-jengkal ruang yang dianggap sebagai kosong.
Faktor laku demi kepentingan perut ini sangat sering mengabaikan kepentingan orang banyak/umum. Salah satu contoh yang sangat sering didapatkan adalah tersitanya trotoar hanya demi pendirian tempat penjualan oleh pedagang kaki lima. Fenomena ini terjadi pada hampir semua kota di Indonesia. Dengan demikian, para pejalan kaki yang semestinya bisa berjalan-jalan dengan napas lega di sepanjang trotoar terpaksa harus berjalan kaki beriringan dengan kendaraan pada ruas jalan beraspal Hal ini jelas tidak memberikan kenyamanan pada pejalan kaki maupun pengendara kendaraan.
Sekalipun pedagang kaki lima sering menempati ruang-ruang kota tidak secara permanen, tetapi keberadaannya yang kurang tertib ini jelas sangat mengganggu kepentingan orang lain yang juga membutuhkan ruang untuk aktivitasnya. Di samping itu, pedagang kaki lima juga sering meninggalkan limbah entah dalam prosentasi besar maupun kecil. Keberadaan mereka jelas tidak bisa begitu saja disalahkan. Akan tetapi keberadaan mereka ini semestinya bisa menata dan ditata demi kenyamanan hidup serta aktivitas bersama. Apabila trotoar jalan dianggap sebagai lantai tempat pendirian bangunan/tenda untuk berjualan, maka pejalan kaki tidak diberi tempat lagi. Bayangkan saja kalau sepanjang trotoar itu ditempati pedagang kaki lima kenyamanan apa yang bisa didapatkan dari situ ? Pedagang kaki lima, pejalan kaki, dan pengendara kendaraan seperti berebut ruang untuk meng-ada.
Berikut ini Tembi menyajikan beberapa contoh pedagang kaki lima di Yogyakarta yang keberadaannya menyita atau bahkan menelan trotoar jalan.
Teks: Sartono Kusumaningrat
Foto: Didit Priya Daladi
Artikel Lainnya :
- 5 Juli 2010, Klangenan - DOMINASI SEPEDA MOTOR DI YOGYA(05/07)
- Nini Thowong-1 (Permainan Anak Tradisional-88)(11/09)
- 29 Desember 2010, Kabar Anyar - MEMBINCANG SOAL MULTIKULTURALISME(29/12)
- PENJUAL RUMPUT DI JOGJA(14/09)
- KISAH ADISUCIPTO I(24/01)
- MIE PELANGI DARI MIE PASAR BARU JOGJA(27/06)
- Tembi Rumah Budaya Finalis Citra Pesona Wisata 2011(30/09)
- Watak Wanita Berdasarkan Katuranggan(23/06)
- MIDAK TELEK ORA PENYEK(29/11)
- SEGARAYASA SENTRA PENGRAJIN RAMBAK/KRECEK YOGYAKARTA(01/01)