Tembi

Yogyakarta-yogyamu»TITIK TITIK KETEDUHAN DI MALIOBORO A.YANI

28 Oct 2009 11:40:00

Yogyamu

TITIK-TITIK KETEDUHAN DI MALIOBORO-A.YANI

Barangkali keteduhan atau kesejukan atau kesejukan telah menjadi hal yang langka di kota-kota besar, termasuk Yogyakarta. Pepohonan yang rindang menjadi sesuatu yang mewah di kota besar. Umumnya tanaman-tanaman di kota-kota besar terdiri atas tanaman bunga-bungaan, jenis perdu atau rumput-rumputan. Bahkan tanaman palsu yang terbuat dari plastik. Hal seperti itu terjadi akibat semakin langkanya lahan atau ruang di tengah kota.

Dulunya Jalan Malioboro, A. Yani, maupun Mangkubumi memiliki sekian banyak batang pohon yang rindang di kiri kanannya. Kini pepohonan demikian itu nyaris hilang. Sisa pepohonan besar yang rindang di ruas Jalan Malioboro-A.Yani masih dapat kita saksikan. Hanya saja bukan lagi di kiri kanan jalan tersebut, namun hanya sebatas di satu sisi jalan, yakni pada sisi jalan sebelah timur. Hanya ada satu titik kerindangan atau keteduhan di sisi barat jalan A. Yani, yakni di depan Istana Negara atau Gedung Agung.

Jika kita berjalan mulai dari Teteg Sepur (perlintasan kereta api) di ujung utara Jalan Malioboro ke selatan, kita dapat menghitung titik-titik kerindangan atau keteduhan yang dimiliki oleh ruas jalan tersebut. Titik-titik keteduhan oleh naungan pohon perindang yang cukup besar itu terdapat di:

  1. Depan Hotel Garuda
  2. Depan Kantor Dinas Pariwisata
  3. Depan Kantor DPRD
  4. Depan Hotel Mutiara Depan Kantor Penerangan Pariwisata/Kompleks Kepatihan-Danurejan
  5. Depan Toko Sepatu Paris
  6. Depan Toko Mirota Antique
  7. Depan Toko Emas dan Perak Gadjah
  8. Depan Toko Ramayana
  9. Depan Pasar Beringharjo

Demikian titik-titik keteduhan yang masih dapat kita temukan di penggal ruas jalan tersebut. Apakah pohon-pohon rindang tersebut masih akan terus bertahan keberadaannya atau tidak, kita tidak tahu. Harapannya tentu kerindangan dan keberadaan pepohonan tersebut dapat dipertahankan karena kerindangannya sangat membantu orang yang berada di tempat tersebut untuk mengusir rasa gerahnya.

Menarik pula bahwa pohon-pohon yang relatif besar tersebut juga dilengkapi pot besar yang sekaligus berfungsi sebagai tempat duduk. Jadi, bagi siapa pun yang merasa lelah setelah berjalan-jalan di Malioboro dapat menghilangkan kelelahannya dengan duduk-duduk di bawah pohon-pohon tersebut sambil menikmati keteduhan alamiahnya yang tentu rasanya juga berbeda dengan kesejukan yang dihasilkan oleh alat yang dinamakan AC. Sayangnya, tempat duduk yang merangkap pot yang terbuat dari beton tersebut sering kelihatan kotor oleh lelehan atau cipratan kuah atau benda cair lain di samping oleh debu atau pasir.

Kemungkinan besar keteduhan di Malioboro-A.Yani dan juga ruas Jl. P. Mangkubumi akan menarik perhatian banyak orang. Akan menarik lebih banyak lagi pengunjung untuk mendatanginya. Di tengah kota yang suasananya dijamin panas atau gerah, keberadaan kerindangan pohon yang bisa digunakan untuk berteduh sungguh bermanfaat. Mungkin kita perlu terus-menerus menyadarkan diri bahwa pembangunan fisik harus selalu dengan pertimbangan keselamatan dan kelestarian lingkungan. Tanpa kesadaran demikian kita hanya akan merusakkan alam dengan segala dampak buruknya yang sering baru terasakan sekian tahun kemudian.

Kini di ruas jalan Malioboro-A.Yani dan juga Mangkubumi masih tersisa sekian titik keteduhan karena keberadaan pohon-pohon angsana, asam, sawo kecik, preh, beringin, dan tanjung. Jika kita tidak menyadari bahwa keberadaannya cukup penting untuk memberi keteduhan dan penyerapan polutan, kita akan dengan mudah menebangnya untuk kemudian kita gantikan dengan pohon beton atau plastik yang mewujud dalam bentuk bangunan. Entah itu toko, kios, jalan, mal, warung, atau bangunan lain. Mumpung semunya belum hilang, ada baiknya jika Anda berjalan-jalan di ruas jalan tersebut Anda menyempatkan diri untuk menikmati keteduhannya. Menikmati nilai penting keberadaannya.

a sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta