MONUMEN DI JOGJA RIWAYATMU KINI

Pasca perang kemerdekaan ada banyak monumen dibangun sebagai tanda peringatan atau kenangan akan jasa para pahlawan yang gugur. Sekaligus juga sebagai catatan sejarah akan rentang perjalanan kehidupan bangsa yang mengalami pasang surut.

Pada awal-awal dibangun hingga beberapa puluh tahun kemudian umumnya monument atau tanda peringatan itu masih terus diingat, dikenang. Bahkan tidak jarang generasi tua hampir selalu menceritakan perihal peristiwa yang dimonumenkan itu kepada generasi muda. Demikian pula para guru. Banyak guru atau sekolahan yang mengajak para muridnya untuk mengunjungi monument tertentu agar murid-muridnya tahu atau megerti tentang peristiwa sejarah perjuangan kemerdekaan di tempat itu. Tidak jarang pula para siswa dan guru itu kecuali berkunjung ke kompleks monument juga melakukan upacara penghormatan dan melantunkan doa agar arwah para pahlawan yang gugur dan dimonumenkan itu diampuni dosanya dan segera dapat hidup kekal di surga.

Seiring dengan hal itu banyak monument pada masa lalu yang cukup terawat keberadaannya. Cukup dihormati. Sekaligus terus dikenang. Akan tetapi untuk saat sekarang hal-hal yang demikian tampaknya mulai meluntur. Orang cenderung mengabaikan keberadaan monumen seperti itu. Bahkan mungkin ada anggapan yang menyatakan bahwa semuanya sudah berlalu. Buat apa dikenangkan. Buat apa diingat-ingat.

Hal-hal yang demikian mungkin menjadi bagian pengerosian sifat-sifat patriotik, cinta tanah air, dan peduli pada sesama bangsa. Mungkin juga hal-hal demikian menjadi pemicu bagi pengabaian sejarah. Sejarah bukan sesuatu yang penting karena hanya berkutat pada masa lalu yang telah lewat. Mungkin hal demikian menjadi pendapat sebagian besar orang zaman sekarang yang seolah-olah dipicu, diarahkan, dilecut untuk berebut berpikir tentang masa depan yang identik dengan mimpi akan kekayaan, kekuasaan, bahkan keserakahan untuk mengangkangi sebanyak-banyak harta benda.

Mereka menjadi lupa bahwa sejarah dapat menjadi bahan refleksi. Bahan introspeksi untuk melangkahkan kaki ke masa depan yang lebih baik. Lebih bijak dan menenteramkan. Lebih humanis atau lebih memanusiakan manusia.

Dalam perkembangannya banyak monument yang kemudian cenderung diabaikan. Kurang terawat. Bahkan seperti dibiarkan mati, lenyap ditelan zaman atau didesak-desak bangunan lain agar dalam tingkat selanjutnya menjadi terpencil, kecil, dan menjadi dianggap tidak penting lagi.

Pada sisi lain sesungguhnya monumen bisa dijadikan sebagai salah satu objek wiusata menarik. Khususnya wisata sejarah. Lebih-lebih ada begitu banyak monumen di Jogja. Bahkan banyak juga yang jaraknya relatif berdekatan. Perjalanan wisata ke tempat-tempat itu juga tidak sulit. Akan lebih menarik lagi jika pemandu wisata ke tempat itu juga mampu menceritakan latar belakang kesejarahan monumen yang bersangkutan. Perjalanan wisata ke monumen-monumen ini akan lebih menarik lagi jika dilakukan dengan sepedaan karena begitu banyak monumen yang terdapat di desa bahkan di pinggiran desa. Perjalanan wisata ke monumen dengan sepeda akan menyehatkan badan dan menyegarkan pikiran karena rute yang ditempuh banyak yang harus melalui perkampungan atau desa dengan udara yang relatif bersih.

Monumen-monumen di Jogja mungkin perlu diberi sentuhan lagi agar gaung dan keberadaannya menjadi ”muncul” kembali. Di dalamnya kita bisa belajar banyak tentang apa artinya patriotisme. Apa artinya hidup bersama, saling membantu dan menolong di saat negara menghadapi bencana atau bahaya.

a.sartono

MONUMEN DI JOGJA RIWAYATMU KINI MONUMEN DI JOGJA RIWAYATMU KINI MONUMEN DI JOGJA RIWAYATMU KINI MONUMEN DI JOGJA RIWAYATMU KINI




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta