Tembi

Yogyakarta-yogyamu»DARI LAGU, BERITA, SAMPAI GOSIP ITULAH RADIO

01 Jan 2008 06:47:00

Yogyamu

DARI LAGU, BERITA, SAMPAI GOSIP ITULAH RADIO

Kiranya orang belum lupa atas lagu Gombloh yang ada kalimatnya "Di Radio, aku dengar…….". Judulnya, kalau tidak salah ingat "Di Radio".

Di Yogyakarta, selain terdapat media masa cetak dan media audio visual, tidak sedikit bisa dijumpai media audio, yang lebih dikenal dengan nama "Radio". Ada nama-nama radio, yang paling lama dan dikenal publik secara luas adalag RRI Yogyakarta -Radio Republik Indonesia-- Ini adalah radio milik pemerintah, karena itu esksitensinya sepenuhnya di topang oleh pemerintah, dulu di bawah naungan Departemen Penerangan sebagaimana TVRI Yogya. Tetapi setelah Deppen dihapuskan, secara kelembagaan RRI juga ikut berubah. Okeylah, kita memang tidak akan membahas kelembagaan RRI, tetapi lebih sekedar untuk menunjukkan media audio yang disebut radio yang berada di Yogyakarta.

Selain RRI di Yogyakarta ada banyak radio swasta lain, misalnya ada Radio Retjo Buntung, yang sejak dulu beralamatkan di Jagalan, Beji, yang sekarang dikenal sebagai radio keluarga yang ada di Yogyakarta. Selain itu masih ada Rasialima, yang tempatnya berpindah-pindah, pernah di Jl. Sultan Agung, di Jl. Taman Sari, sekarang di Sono Sewu. Ada lagi radio Bikima, kependekan dari Bintaran Kidul Lima, memang, dulu, bertempat di Bintaran Kidul Lima, sekarang bertempat di Kalasan dan belum lama telah berubah menjadi radio Sonora. Ada lagi radio Rakosa, MBS di Kotagede, radio Persatuan di Bantul.

Beberapa nama yang disebut di atas sekadar sebagai contoh, bahwa udara Yogya tidak pernah sepi dari musik dan berita serta informasi-informasi lain. Radio adalah satu tanda, bahwa industri informasi memang telah kuat tumbuh di Yogyakarta, karena stasiun radio memang tidak hanya menyajikan lagu-lagu, tetapi dia menyediakan ruang news yang bisa diakses oleh setiap pendengar, Bahkan telah padatnya frekuensi, terutama pada gelombang FM, kapan orang memutar jarum penunjuk radio pada satu gelombang, bergeser sedikit saja, gelombang radio tertentu itu akan berpindah pada gelombang radio lainnya, sehingga bisa pula dijumpai, karena tidak pas posisi jarum radio diletakkan, terdengar dua suara dari gelombang yang berbeda, akibatnya suara keduanya menjadi pecah dan tidak nyaman dinikmati.

Dalam kata lain, untuk menikmati media di Yogya, memang tersedia bermacam jenis. Kalau orang hanya ingin mendengarkan suara sambil membayangkan orang yang ngomong, putarlah radio dan cari bermacam stasiun yang tersedia. Dari yang bermnoto "Radionya keluarga Yogya" sampai "Radionya Intelektual muda Yogya" dan "Female Radio" dan seterusnya. Di radio-radio itu, orang bisa berdendang lagu-lagu lama sampai lagu-lagu masa kini. Untuk mendengarkan gosip-gosip yang lucu-lucu, di radio bisa pula ditemukan. Gosip-gosip lucu itu biasanya berupa anekdot dan sejenisnya.

Dengarkan radio di Yogya, orang akan bisa menemukan plesetan sekaligus bisa mengerti bahwa lalu lintas gelombang udara telah cukup padat.

Teks: Ons Untoro
Foto-foto: Didit Priyo Daladi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta