Dinas Kebudyaan DIY Sediakan Dua Bus Gratis Untuk Kunjungan Museum

Kunjungan pelajar ke museum DIY 2011, foto: sartono
Mengenal Tokoh Wayang di Museum Tembi

Mulai tahun 2013 ini Dinas Kebudayaan DIY dan Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY akan menggelar kegiatan “Siswa Sekolah Masuk Museum”. Kegiatan berkeliling ke museum ini akan dimulai pada bulan Maret mendatang. Rencananya kegiatan ini diusahakan akan terus berlangsung pada tahun-tahun berikutnya. Kegiatan ini baru mulai digelar tahun ini, pasalnya, Dinas Kebudayaan DIY baru saja mendapatkan hibah 2 bus baru dari Pemerintah DIY. Kedua bus tersebut rencananya dikhususkan untuk mengangkut siswa berkunjung ke museum.

Pada bulan Maret mendatang, launching kegiatan ini akan dilakukan oleh Gubernur DIY. “Setidaknya sudah ada 19 sekolah yang mendaftar yang hendak berwisata ke museum. Mereka akan dikoordinasikan oleh Dinas Kebudayaan DIY pada awal kegiatan ini,” tutur Budi Husodo, Kepala Seksi (Kasi) Museum Dinas Kebudayaan DIY saat melakukan rapat koordinasi dengan Barahmus, Rabu, 20 Februari 2013 di kantor dinas setempat.

Sekolah-sekolah lainnya yang hendak berkunjung ke museum selanjutnya akan dikoordinaskan oleh Barahmus DIY dengan instansi terkait. Menurut rencana, setiap bulan harus ada setidaknya 700 siswa yang berkunjung ke museum-museum di DIY yang berjumlah 32, khususnya yang telah menjadi anggota Barahmus. Dengan dua bus, setidaknya seminggu bisa berkunjung 3 kali. Selama sebulan ada 12 kali kunjungan.

Kunjungan pelajar ke museum DIY 2012, foto: suwandi
Melihat Sosok Maestro Affandi di Museum Affandi

“Dengan program siswa ke museum ini, diharapkan para pelajar lebih mengetahui sejarah dan budaya Yogyakarta lewat koleksi-koleksi yang dipamerkan oleh 32 museum anggota Barahmus DIY,” lanjut Budi Husodo. “Jika dulu, kendala utamanya adalah transportasi, diharapkan dengan adanya dua bus khusus untuk berkunjung ke museum ini, tidak ada alasan lagi kendala mengenai transportasi,” tambahnya. Bahkan dalam kegiatan ini Dinas Kebudayaan telah menggratiskan biaya bus, termasuk biaya solar dan biaya sopir. Selain itu Dinas Kebudayaan DIY juga memberikan satu kali snack kepada setiap siswa yang ikut berkunjung ke museum.

KRT. Thomas Haryonagoro, Ketua Umum Barahmus DIY yang hadir dalam pertemuan itu menyambut baik kegiatan ini. Selain anak lebih mengetahui sejarah seni, budaya, dan pengetahuan museum di DIY, dengan kegiatan ini, anak lebih kenal lagi dengan museum-museum yang ada di daerahnya sendiri. Sebab banyak sekali siswa yang belum kenal dengan museum-museum di wilayahnya sendiri. Mereka lebih kenal dengan mal-mal di Yogyakarta. Padahal dengan berkunjung ke museum, siswa akan banyak mendapatkan ilmu pengetahuan, sekaligus berwisata. Apalagi sekarang sudah banyak museum di DIY yang pantas dikunjungi karena dilengkapi dengan teknologi informasi canggih.

Menurut rencana, kegiatan ini boleh diikuti oleh pelajar dari tingkatan TK hingga SMA di wilayah DIY, baik Kabupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Sekolah-sekolah itu akan didata sesuai koordinasi Barahmus dan sepengetahuan Dinas Kebudayaan. Sementara lokasi kunjungan adalah 32 museum yang telah menjadi anggota Barahmus, yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu Museum Seni Budaya, Museum Sejarah Perjuangan, dan Museum Ilmu Pengetahuan. Setiap kali kunjungan, direncanakan akan mengunjungi 3 museum, baik dari kategori seni budaya, sejarah perjuangan, maupun ilmu pengetahuan.

Kunjungan pelajar ke museum DIY 2012, foto: suwandi
Melihat Lukisan di Museum Affandi

Dalam pelaksanaan kegiatan nanti, direncanakan terjadi lintas wilayah. Artinya pelajar dari Kabupaten Sleman nantinya akan berkunjung ke museum-museum di kabupaten lain, bisa Bantul, Kota, atau lainnya. Demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, siswa tidak hanya mengetahui museum yang ada di wilayahnya sendiri.

Sementara untuk tiket masuk museum tetap akan dibebankan kepada pelajar dengan mendapat diskon dari museum. Cara seperti ini untuk melatih siswa agar menghargai lembaga museum sekaligus mendidik kepada mereka bahwa semuanya tidak gratisan. Dengan membayar tiket, mereka akan merasa “handarbeni” atau memiliki museum. Sebab pengelolaan museum itu juga perlu biaya operasional, mulai dari perawatan koleksi, kebersihan, keamanan, hingga biaya listrik, telepon, dan sebagainya.

Kegiatan ini sepertinya bisa ditiru oleh pemerintah provinsi lain di Indonesia. Sebab dengan kegiatan ini, diharapkan pula pelajar tidak tercerabut dari akar budaya lokal dan tetap mencintainya.

Kunjungan pelajar ke museum DIY 2012, foto: suwandi
Melihat Koleksi Pesawat di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandhala

Ke museum yuk ..!

Suwandi



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta