Tembi

Makanyuk»SATE GORENG BUSRO PUTRA

24 Nov 2008 10:52:00

Makan yuk ..!

SATE GORENG 'BUSRO PUTRA'

Sate goreng? Ternyata yang dimaksud adalah daging kambing yang dilepas dari tusuknya, kemudian digoreng. Di sudut Jalan Polowijan warung ‘Busro Putro’ menawarkan menu ini, beserta tongseng dan sate kambing.

Sate goreng berwarna kecoklatan ini dihidangkan dalam piring berkuah kecap manis dan air gula jawa. Sebagai kawannya, disediakan sepiring irisan kubis dan mentimun. Dagingnya cukup empuk. Rasanya campuran manis dan gurih. Bersamanya ada irisan bawang merah dan tomat. Rasanya lebih nikmat jika disantap pedas-pedas yang berasal dari irisan cabe sehingga rasa manisnya tidak kelewat melekat.

Wahban (40 tahun) membuka warung ini sekitar satu setengah tahun lalu. Sebelumnya dia bersama kakaknya meneruskan warung warisan ayahnya di Jalan Pasar Ngasem, warung ‘Pak Busro’. Nama ini diambil dari nama ayah Wahban. Ia juga dikenal dengan nama Pak Kembar karena dulu berjualan bersama adiknya yang berwajah mirip. Pak Busro mengelola warung ini pada tahun 1953. Warung ini pun diwarisi dari ayah Pak Busro yang sudah berjualan pada tahun 1940-an. Menunya sejak dulu sama: sate kambing bakar dan goreng, serta tongseng kambing. Wahban --setelah “magang” kepada ayahnya selama sembilan tahun dan meneruskan usaha bersama kakaknya-- pada tahun 2007 membuka warung ‘Busro Putra’.

Bagaimana cara memasak sate goreng? Wahban menjelaskan, pertama, siapkan wajan dengan minyak goreng panas, lalu masukkan bawang putih. Kemudian masukkan potongan-potongan daging kambing ke dalam wajan. Api dinyalakan besar. Setelah itu masukkan bawang merah, kemiri dan garam. Kemudian tuangkan air gula jawa, disusul air cuka. Saat kuah mulai mengental, api dikecilkan, lalu tuangkan kecap manis. Akhirnya, pindahkan isi wajan ke dalam piring.

Harga sepiring sate goreng, yang berasal dari 6 tusuk sate, adalah tiga belas ribu rupiah. Sepiring nasi putih dihargai dua ribu rupiah, dan segelas air jeruk seribu rupiah. Warung ini buka antara pukul 08.30 hingga 18.30. Pada hari Minggu tutup.

Sate goreng sendiri mengingatkan modifikasi bistik ala salad Solo. Bedanya yang satu daging kambing, yang lain daging sapi. Memang rasa sate goreng kurang “nendang” dibandingkan tongseng. Tapi jika Anda menggemari rasa yang lebih “lembut”, sate goreng ini cocok untuk lidah Anda.

a. barata




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta