- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Berita Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Beritabudaya»PESTA SENI KOTEMPORER DI ARTJOG11
26 Jul 2011 07:18:00Ada yang berubah dari Taman Budaya Yogyakarta selama dipakai untuk pesta ‘Artjog11’ dari 16-29 Juli 2011. Selain bangunan gedungnya yang disulap, sehingga seluruh ruang-ruangnya semuanya bisa digunakan untuk pesta seni rupa kontemporer. Bahkan halaman depan TBY, kependekan dari Taman Budaya Yogyakarta, konbloknya dicabuti dan tanahnya digali sekitar 1,5 m untuk dipakai ‘ruang’ menaruh karya seni rupa. Jadi, memasuki Taman Budaya Yogyakarta melalui pintu gerbang, orang sudah bisa menikmati karya seni rupa yang diletakkan di halalaman TBY.
Teras yang biasanya dipakai untuk pembukaan pameran, oleh ‘Artjog11’ diubah menjadi ruang pameran dan di teras ini ada sejumlah karya seni rupa, termasuk karya Entang Wiharso bisa dinikmati. Seni rupa kontemporer yang ‘disajikan’ ‘Artjog11’ sudah bisa dilihat dari awal memasuki halaman TBY.
Dalam konteks pesta, atau perayaan, kita bisa ‘ikut berpesta’ karena beragam karya bisa dinikmati. Sejumlah 241 karya dari 161 seniman ‘digelar’ di ruang pamer Taman Budaya. Bahkan, disain ruang pamer sekaligus sebagai karya aristektur yang ikut dipamerkan. Jadi, bukan hanya karya-karya seni rupa yang dipamerkan, tata ruang yang diubah dari Taman Budaya Yogyakarta merupakan bentuk karya seni rupa kontoemporer.
Sebagai ruang pesta, ‘Artjog11’ menarik bagi publik yang melihat di ruang pamer Taman Budaya Yogyakarta. Tampak pengunjung menikmati karya-karya seni rupa. Ada yang foto di dekat karya yang dianggap menarik bagi pengunjung. Anak-anak kecil yang ikut melihat pameran diajak orang tuanya, tampak kelihatan bahagia berfoto dekat karya yang memvisualkan seekor binatang, atau dekat karya instalasi lainnya yang menghadirkan visual mobil.
Dalam kata lain, ‘pesta Artjog11’ sebenarnya bukan hanya untuk seniman, tetapi untuk publik secara luas. Setiap publik yang hadir sepanjang 16-29 Juli 2011 di Taman Budaya Yogyakarta, bisa ‘berpartisipasi’ pada ‘Artjog11’ minimal mengambil foto karya, atau ‘menikmati karya video dari Krisnhamurti yang berada di ruang gelap dan publik bisa menikmati karya video itu yang menghadirkan kisah ‘kebhinekaan’ yang terancam.
Salah satu karya yang menyita perhatian publik, atau setidaknya setiap publik yang menghadiri ‘Artjog11’ tidak melewatkannya, adalah karya yang menyajikan visual bocah balita tertidur dilantai. Visualnya berupa kepala boicah yang sedang tertidur. Karya iini diletakkan di depan pintu masuk ‘Artjog11’, sehingga publik yang hendak memasuki taman budaya melalui gerbang pintu masuk pasti melihat karya ini.
Bernagai macam ekspresi modernitas dihadirkan dalam bentuk rupa-rupa karya seni rupa. Bahkan ada karya yang mencoba melampui modernitas, yang memiliki konvensinya sendiri. Karya video Krisna Murti adalah upaya untuk melampaui modernitas, terutama pada pantulan karya viudeografi. Melihat karya Krisna Murti antyara yang dihadapi dengan pantulan ‘dibawahnya’ adalah bentuk dari ‘melampaui’ itu. Atau mungkin, Krisna Murti hendak berbisik seperti pernah dikatakan Plato, bahwa karya seni merupakan ‘tiruan’. Pantulan dari karya videografi Krisna Murti, adalah bentuk dari ‘tiruan’ itu.
Menyangkut ‘Artjog11’ ini, apa yang ditulis oleh penyelenggara pada teks panduan, barangkali bisa sedikit menjelaskannya. Kita kutipkan akan yang telah ditulis itu:
“Sebagai bagian dari usaha untuk menjadi sebuah perhelatan yang aktif dan memiliki posisi yang jelas dalam dunia seni rupa global ‘Artjog’ kali ini mempertegas posisinya. Kegiatan yang lahir di sebuah kota seni dan budaya yang lebih dikenal sebagai dapur industry kreatif di Indonesia ini kukuh mempertahankan dirinya sebagai art fair-nya seniman. Pun perihal bagaimana dunia akan menerimanya dan di mana posisinya di belantara arta fair yang makin marak ini masih samar, keptusuan untuk melanjutkan perhelatan ini dengan format “art fair-nya seniman” diambil dengan sadar –sembari terus mencermati dan membangun strategi-strategi baru untuk menyiasati konsekuensi apa yang akan datang di kemudian hari. Tampil dan memosisikan diri dalam ranah art fair internasional merupakan salah satu agenda besar Artjog’
Begitulah, ‘Artjog’ memiliki gairah yang tidak pernah padam, bahkan gairahnnya hendak melampaui batas-batas wilayah, tidak hanya lokal atau nasional, melainkan ingin meng-internasional.
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- Denmas Bekel(05/11)
- Gagasan-gagasan Sendratari Gaya Yogyakarta(21/04)
- 28 Januari 2010, Primbon - Midodareni(27/01)
- 17 Februari 2010, Kabar Anyar - MERDESA: HIDUP LAYAK DAN PATUT(17/02)
- Yang Masih Tersisa(29/03)
- 16 Oktober 2010, Kabar Anyar - EDHI SUNARSO SANG MONUMEN(16/10)
- CITA RASA LOKAL DAN GLOBAL(01/01)
- SUSAH DAN MAHAL CARI SEKOLAH(11/07)
- TJAP TOEGOE MONAS PESAN CINTA HARSONO SAPUAN(21/11)
- 17 Februari 2010, Perpustakaan - JUDUL BUKU 67(17/02)