- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»SULITNYA MEMBANGUN PERADABAN BANGSA
25 May 2011 07:50:00Pembangunan yang masih sulit dilaksanakan oleh bangsa Indonesia, termasuk pemerintah Kota Yogyakarta adalah membangun peradaban bangsa. Jika hanya membangun fisik saja, selagi ada dana pasti jadi. Namun membangun peradaban bangsa tidak semudah itu. Salah satu cara membangun perabadan bangsa adalah pemahaman sejarah yang benar kepada generasi muda. Pemahaman sejarah bisa melalui berbagai cara, termasuk memanfaatkan koleksi-koleksi yang ada di museumuntuk pembelajaran sejarah. Di Negara asing, masyarakat sudah terbiasa mengunjungi museum. Museum itu benar-benar dimanfaatkan untuk belajar sejarah dan membangun karakter bangsa. Kita berharap lulusan pendidikan di Yogyakarta ke depannya berkarakter kebangsaan, karena itu yang terpenting. Demikian antara lain sambutan Hery Zudianto SE, Walikota Kota Yogyakarta dalam Pembukaan Museum Perjuangan Expo 2011 pada Kamis (19/5) lalu di Museum Perjuangan (Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Unit II), Jalan Kol. Sugiono 24Yogyakarta.
Sementara itu menurut Dra. Sri Ediningsih, M.Hum., Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dalam sambutan sebelumnya mengatakan bahwa kegiatan Expo yang baru pertama kali dilakukan ini bertujuan menarik masyarakat agar berbondong-bondong ke museum untuk belajar sejarah. Selain itu, pengunjung pameran diharapkan dapat mengenal lebih dekat koleksi dan tata pameran yang disajikan di ruang pameran tetapMuseum Perjuangan. Museum Perjuangan sesuai gagasan pendirinya Sri Sultan HB IX adalah sebagai wahana untuk mengenal dan memahami sejarah perjuangan bangsa Indonesia agar generasi muda dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa sejarah sehingga bangsa ini tidak kehilangan identitas dan jati dirinya. Ia juga berharap bahwa kegiatan ini bisa berjalan setiap tahun sebagai media sosialisasi dan interaksi museum dengan masyarakat.
Sebelum acara sambutan, diawali dengan sebuah penampilan tari “Wiratamtama” dan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”. Tari Wiratamtama diperagakan oleh Dwi Purnama, Yulianto, Anang Wahyu Nugroho, dan Pamungkas Indra Yuli Ratnanto. Keempatnya siswa SMK Negeri 1 Kasihan Bantul. Tari Wiratamtama merupakan simbol bahwa rakyat Indonesia harus memiliki rasa patriotisme, cinta bangsa dan tanah air Indonesia. Ketika situasi bahaya, semua harus siap ikut membela negara, walaupun bukan berprofesi sebagai prajurit. Karenanya pemuda perlu berlatihgladi ayuda, siap membela bangsa dan negara Indonesia setiap waktu.
Selepas memberi sambutan pembukaan Museum Perjuangan Expo 2011, Hery Zudianto meresmikan acara itu dengan memukul kempul (gong) sebanyak 5 kali disaksikan tamu yang hadir sekitar 100 undangan. Setelah itu dilakukan pengguntingan untaian bunga melati yang dilakukan oleh Drs. Djoko Dwianto, M.Hum., Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DIY. Beberapa tamu undangan yang hadir antara lain: Ketua Umum BarahmusDIY dan pengurus lainnya, Kepala UPT Kebudayaan di lingkungan Kemenbudpar, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Kepala-Kepala Museum di DIY, serta Camat dan Muspika Kecamatan Mergangsan. Pada akhirnya, tamu-tamu undangan melihat-lihat koleksi Museum Perjuangan di lantai atas, dan koleksi Museum Sandi di lantai bawah.
Museum Perjuangan Expo 2011 diselenggarakan mulai tanggal 19—22 Mei lalu, dengandimeriahkan berbagai kegiatan, seperti pameran produk kerajinan dan produk kuliner dari 23 stand (Dekranasda Kota Yogyakarta, SMK 5 Yogyakarta dan Sekolah Kejuruan lainnya di wilayah Kota Yogyakarta, serta masyarakat sekitar Museum Perjuangan Yogyakarta). Selain itu juga ada kegiatan pentas seni dari berbagai sekolah di Yogyakarta dan pemutaran film perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Sebuah harapan besar tentunya semoga ajang Museum Perjuangan Expo (MPE) menjadi momen tahunan yang akan terus berlanjut dan dapat menjadi pendorong bagi lahirnya semangat kebersamaan dan adu kreativitas pemuda di wilayah Kota Yogyakarta.
Suwandi
Artikel Lainnya :
- Denmas Bekel(22/10)
- Super Seven, The First Indonesia Little BoyBand(09/07)
- 27 Januari 2010, Yogya-mu - KETEDUHAN DI JALAN PAKUNINGRATAN: BAGAIMANA MEWUJUDKANNYA(27/01)
- WARGA, TAK MENEMUI BUNG KARNO(26/04)
- 3 Januari 2011, Klangenan - DARI 2010 KE 2011: MEMAKNAI SELISIH ANGKA 1(03/01)
- Pengamen Di Malioboro(19/07)
- 23 Februari 2010, Bothekan - WELAS TEMAHAN LALIS(23/02)
- 7 Oktober 2010, Kabar Anyar - MUSIK CANGKEP DARI ACCAPELA PARDIMAN(07/10)
- 26 Juni 2010, Denmas Bekel(25/06)
- Lagi, Film Indonesia Tayang di Festival Dunia(15/08)