Samulnori, Musik Tradisional Korea

Samulnori, Musik Tradisional Korea

Budaya Korea sudah mulai dikenal oleh masyarakat kita. Film-film Korea, disenangi oleh masyarakat, setidaknya film yang ditayangkan di televisi dilihat oleh publik penonton di Indonesia. Tentu tak terkecuali di Yogya. Rabu lalu (20/6) di Wisma Joglo, Yogyakarta, Pusat Studi Korea UGM mementaskan beberpa kesenian Korea oleh mahasiswa jurusan Korea di FIB UGM. Acara ini rangkaian dari Lokakarya tentang Korea bagi Pangajar SMA/SMK se- Indonesia.

Malam seni pertunjukan kesenian Korea diselenggarakan dalam rangakaian Lokakarya. Pentas seni di ruang terbuka, dibawah pohon yang teduh. Panggung dibuat di bawah pohon, membuat pertunjukan menjadi terasa ‘lega’. Mahasiswa jurusan Korea, Fakultas Ilmu Budaya UGM, tampaknya cukup ‘fasih’ mementaskan kesenian dari Korea. Pentas diawali dengan musik tradisional Korea, yang dikenal dengan nama Samulnori. Alat musik yang sederhana dan ditabuh secara berirama seolah seperti menghadirkan ‘nuansa Korea’. Dua orang pemain, laki dan perempuan turun dari panggung sambil menabuh alat musik tradisional Korea. Keduanya mengelilingi hadirin yang duduk di kursi. Nampaknya, kedua pemain musik itu hendak menunjukkan keakraban musik tradisional Korea dengan publik.

Samulnori, Musik Tradisional Korea

Selain musik tradisional Koera, ditampilkan tarian pedang yang di Korea dikenal dengan nama buchae chum. Dua orang perempuan dengan mengenakan pakaian Korea memainkan pedang sambil menari. Laiknya Samurai, keduanya menggerakan pedang dan tubuhnya, bukan sedang berperang atau berlaga, melainkan seolah sedang menunjukkan keindahan gerak tari pedang.

Ada jenis tari yang lain, dengan kostum warna-warni, apalagi kipasnya juga warna-warni, sehingga kelihatan meriah. Namanya tari kipas, dan di Korea dikenal dengan nama hansam chum. Sekitar sepuluh perempuan muda, mengenakan kostum model Korea sambil membawa kipas warna-warni. Mereka bergerak berjajar rata dan terus mengubah komposisi gerak, sehingga memberikan keindahan komposisi, apalagi saat komposisi menyatu-melingkar dengan meletakkan kipas di atas kepala, sehingga membentuk komposisi yang indah.

Pusat Studi Korea UGM, setidaknya sedang berupaya mengenalkan budaya Korea ke Indonesia. Para penampil, MC dan peserta lainnya, khususnya peserta lokakarya, dan yang pernah bersentuhan dengan Korea, dalam berbicara atau menyapa terkadang diselingi dengan bahasa Korea. Satu dua kalimat bahasa Korea terucapkan seolah hendak saling mengingatkan akan bahasa Korea yang sedang mereka pelajari.

Samulnori, Musik Tradisional Korea

Dr. Novi Indrastuti, Kepala Pusat Studi Korea mengatakan, bahwa sebagai salah satu implementasi kerjasama antara Indonesia dan Korea sekaligus sebagai upaya penyebarluasan tentang Korea, Pusat Studi Korea UGM bekerjasama dengan Korea Foundation untuk kedelapan kalinya menyelenggarakan lokakarya tentang Korea bagi pengajar SMA/SMK se-Indonesia.

“Lokakarya tahun 2012 ini mengambil tema ‘Mengenal Mutiara dari Bumi Korea’ yang berkmakna harapan bahwa setelah mengetahui berbagai aspek tentang Korea yang diperoleh dari materi lokakarya, peserta akan dapat menemukan pelajaran yang berharga dan bernilai dari Korea, yang dalam hal ini diibaratkan sebagai mutiara dari bumi Korea” ujar Novi Indrastuti, Ketua Pusat Studi Korea UGM.

Lokakarya ini diikuti oleh perwakilan guru-guru dari berbagai pulau di Indonesia, ada dari Sumatra, Bangka-Belitung, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Tidak ketinggalan dari Jawa; Jawa Tengah, Jawa Timur.

Selain dalam bentuk ceramah, materi disampaikan melalui pemuataran film dan pentas seni Korea.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta