Tembi

Berita-budaya»KAPOK LOMBOK

02 Aug 2011 06:50:00

KAPOK LOMBOKPepatah Jawa di atas secara harfiah berarti kapok atau jera lombok.

Lombok atau cabai menimbulkan rasa pedas atau kepedasan bagi yang menyantapnya. Sekalipun demikian ada banyak produk hidangan yang berbumbu cabai. Bahkan ada sekian banyak jenis sambal dengan bahan baku utama cabai atau lombok.

Lombok atau katakanlah makanan dan sambal yang berbahan atau berbumbu lombok itu jika disantap menimbulkan rasa pedas yang membakar lidah. Banyak orang sampai menangis atau meneteskan air mata jika baru saja menyantap hidangan pedas. Banyak juga yang sampai megap-megap dan mengeluarkan banyak air liur karena kepedasan. Ketika siksaan pedas itu begitu menghebat di mulut umumnya orang menghentikan acara menyantapnya. Banyak juga yang mengatakan tidak kuat atau tidak tahan lagi alias kapok dan tidak lagi-lagi.

Namun lain kali orang yang bersangkutan bisa saja rindu untuk menyantap hidangan atau sambal yang berasa pedas seperti ketika oang tersebut dulu pernah menyantapnya. Inilah yang disebut kapok lombok. Artinya kapok yang hanya bersifat temporer saja. Sama seperti ketika orang kepedasan dan tidak tahan menyantap rasa pedas dan kemudian menghentikan acara bersantapnya. Namun beberapa saat atau beberapa hari kemudian sudah kangen lagi untuk menyantap masakan berasa pedas, sambal, dan sebagainya.

Intinya, pepatah di atas hanya ingin mengajarkan bahwa kapok lombok adalah kapok atau jera yang tidak sesungguhnya. Jera atau kapok yang hanya bersifat sangat temporer. Kapok yang tidak tulus. Kapok sesaat.

Dalam kehidupan masyarakat hal demikian banyak dijumpai. Misalnya ada pencuri tertangkap dan dipukuli. Ketika ditanya ia menyatakan kapok. Namun setelah lepas dari penjara ia melakukan pencurian lagi. Demikian seterusnya. Contoh lain dari kasus kapok lombok dapat dicermati sendiri di sekitar kehidupan kita.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta