Jendela Ide, Komunitas Seni Budaya Ikon Bandung
Banyak komunitas yang berkontribusi untuk pendidikan, khususnya seni dan budaya, salah satunya adalah Jendela Ide. sejak didirikan 18 tahun lalu, mereka masih bertahan dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Anggota Komunitas Fombi berkunjung ke markas Jendela Ide
Di Jakarta ada Java Jazz Festival. Di Bandung ada World Jazz Festival. Untuk acara jazz di Bandung ini yang empunya gawe adalah “Jendela Ide”.
Bagi orang Bandung nama “Jendela Ide” tentulah tidak asing. lembaga kebudayaan swasta nonprofit ini dibentuk tahun 1995 oleh Andar Manik dan Marintan Sirait yang berprofesi sebagai pendidik, psikolog, dan seniman.
Gagasan dua pionir ini adalah membuat sebuah tempat yang bisa memberi perhatian pada pengembangan cara berpikir, dan merangsang perspektif anak-anak dan remaja lewat pameran, workshop, pertemuan budaya, dan lainnya. Jadilah Jendela Ide.
Bermarkas di Sabuga, Jendela Ide tak hanya memfasilitasi atau menyelenggarakan pertunjukan saja. Di situ ada kelas keramik, melukis, membuat wayang. Di bidang musik ada kelas piano, vokal, biola, kecapi dan sebagainya, sementara seni tari ada hip hop dance, tari tradisional dan lainnya. Semua kegiatan seni menjadi paket lengkap di Jendela Ide ini.
Dokumentasi saat pelaksanaan workshop bersama Jendela Ide
Tidak hanya anak-anak dan remaja yang boleh mengikuti kelas. Siapa saja yang memiliki passion tinggi terhadap seni dan budaya boleh datang “bersekolah”. Cukup dengan biaya Rp 150.000 per bulan anggota dapat mengikuti kelas pilihan.
Setelah mencapai usia 18 tahun, Jendela Ide masih terus berkembang memberikan ide-ide baru dan keberagaman dalam bidang seni pertunjukan, film, penulisan, olah bunyi dan gerak. Jika tak berkesempatan untuk datang dan menjadi anggota komunitas ini, Jendela Ide juga memiliki agenda untuk berkunjung ke sekolah-sekolah memberikan workshop mengenai sejarah, seni, dan budaya.
Agenda musik besar yang digelar komunitas yang beralamat di Sasana Budaya Ganesha, Jl Tamansari ini adalah Bandung World Jazz Festival. Ini sebuah festival musik jazz yang diselenggarakan setiap tahun, festival musik yang dikenal sebagai pengusung keberagaman dan mengangkat kekayaan tradisi.
Selain itu, festival ini juga setiap tahunnya menghadirkan puluhan grup musik dari berbagai daerah di Indonesia dan negara lain. Mereka semua menyajikan ciri khas musik tradisi masing-masing dan ditampilkan dalam semangat jazz yang kolaboratif.
Kang Jae menjelaskan tentang Jendela Ide
Sound of Hanamangke adalah salah satu kelompok musik yang lahir dari Jendela Ide yang berhasil mengkolaborasikan musik tradisinya dengan jazz, pop, dan blues.
Jelang ulang tahunnya yang ke 20 nanti, Jendela Ide akan memberikan suguhan drama musikal yang ceritanya akan dibuat sendiri oleh mereka yang ada di pagelaran ini. “Datengin orang yang jago cerita untuk jadi fasilitator, begitu juga musik. Jadi semuanya akan dibuat sendiri, walaupun ini bukan drama musikal pertama kami, mudah-mudahan bisa lebih baik,” ujar Kang Jae pembina di komunitas ini.
Jendela Ide sudah memberikan kontribusinya untuk masyarakat Bandung, khususnya pendidikan seni dan budaya. Kedepannya Kang Jae berharap Jendela Ide bisa menjadi ikon kota Bandung dan terus membuka jaringan tak hanya di dalam negeri saja tapi sampai mancanegara.
Dokumentasi mempelajari kebudayaan Sunda
Natalia S
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Menyerap Spirit Energi Positif dari Jogja Dragon Festival II(08/03)
- Ada Cowok, Ada Bunga Merah, Ada Wine, Ada Sebuah Senyum, Karya Terakhir Almarhum Remmy Soetansyah(07/03)
- Pariyem dan Sebatang Rokok di Pusara Linus Suryadi(07/03)
- Membahas Novel Pulang Karya Leila S Chudori di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta(06/03)
- Ernawati Literary Foundation Yogyakarta Gelar Lomba, Ada 400-an Puisi Bersaing(06/03)
- Rekiblik Bagong, Pameran Lukis Harsono Sapuan dan Yan Santana di Hotel Wisata Yogyakarta(04/03)
- Tumpeng Gede Banget Terbuat dari Kue Keranjang, Wujud Akulturasi Budaya di Yogyakarta(01/03)
- Penyair Generasi Imut Pun Layak Tampil di Terang Bulan Tembi(27/02)
- Pelajar SMAN 2 Sleman Berkunjung ke Tembi, untuk Menambah Wawasan(27/02)
- Totok Sudarto, Mendapatkan Kejujuran Selepas Dinas AU dan Wakil Bupati(26/02)