Tembi

Berita-budaya»GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN

18 May 2011 07:59:00

Berikut ini adalah beberapa foto gardu jaga yang ada di Jogja, namun keberadaannya kini merana. Merana karena gardu-gardu jaga ini sekarang seperti kehilangan fungsinya. Kehilangan nilainya. Ada tetapi seperti tiada. Sosoknya yang berarsitektur gagah, kokoh, dan teguh seakan dilupakan orang. Mirip sosok tentara yang di masa dinasnya demikian gagah, kokoh, dan pemberani, namun di masa pensiunnya seperti dilupakan, tidak dianggap. Demikian pun gardu-gardu jaga yang berhasil dibidik Tembi di berbagai lokasi, di antaranya di Susukan-Seyegan, Sembuh Kidul-Godean, Karangmloko-Ngaglik, dan Brongkol-Godean.

Jika diamati, maka kelihatan bahwa bentuk atau gaya arsitektur gardu-gardu jaga tersebut memiliki kesamaan. Sosoknya memang dekat dengan gaya arsitektur benteng-benteng kolonial. Dengan demikian, gaya gardu-gardu jaga ini sebenarnya boleh dibilang ”ngolonial” juga. Bahasa keren dan ngilmiahnya mungkin boleh juga disebut gardu jaga bergaya arsitektur indies. Hal demikian barangkali menjadi syah mengingat gardu-gardu jaga semacam itu umumnya memang dibangun pada zaman-zaman tahun 1940-1950-an. Sekalipun ada pula yang dibangun pada tahun-tahun 1960-an.

Umumnya gardu-gardu jaga model ini juga memiliki ukuran luasan dan tinggi yang nyaris sama. Luas lantainya juga nyaris selalu berbentuk bujur sangkar. Ukurannya berkisar antara 2-3 meter. Gaya pintu utamanya juag nyaris selalu berbentuk segitiga atau bergaya lengkung di bagian atas (ambang pintu). Sudut-sudut bangunan juga dibuat kesan seperti pilar pendek-kokoh. Jadi masing-masing sudut bangunan jika dilihat dari luar akan kelihatan seperti memiliki pilar. Bolehlah hal seperti itu disebut sebagai pilar semu.

Hampir semua pilar semunya itu juga dibuat dengan susunan batu-batu kali (andesit) yang menyatu dengan separuh dari tembok bawahnya yang juga tersusun dari pasangan batu kali. Pad beberapa gardu batu kali yang dipasang pada separo tembok bawah dan pilar semu itu bukan merupakan batu kali asli, namun hanya merupakan penggayaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga nampak seolah-olah merupakan susunan batu-batu kali asli. Hampir semua jendela dari gardu jaga model ini tanpa daun jendela. Demikian juga pintunya, bisa dipastikan tanpa daun pintu.

Pada zamannya gardu-gardu jaga ini berfungsi vital. Lokasi berdirinya yang umumnya berada di tempat-tempat strategis (pinggir jalan-dekat persimpangan jalan-pintu masuk desa-perbatasan, dan sebagainya) menjadikannya sebagai pos pengawasan berbagai hal. Utamanya pengawasan bagi keluar masuknya orang yang memang perlu diawasi.

Pada masa lampau, seperti yang dituliskan dalam buku Sejarah Kutha Sala karya RM Ng. Tiknopranoto dan R. Mardisuwignya dan diterbitkan oleh Toko Buku Pelajar Surakarta (tanpa tahun terbit) disebutkan bahwa gardu-gardu jaga umumnya dilengkapi dengan peralatan seperti bendhe, kentongan, tongkat pemukul, tombak atau lembing, pedang/bendho, dan ganthol atau pengait. Bendhe umumnya ditabuh untuk menengarai waktu (jam), kentongan untuk menengarai kode-koe tertentu yang berkaitan dengan keamanan atau bencana. Pemukul untuk pembelaan diri. Demikian pula tombak dan lembing. Sedangkan gantol digunakan untuk mengait atap yang terbuat dari rumbia atau dinding bambu yang terbakar. Sebab di masa lampau umumnya rumah-rumah masih beratap rumbia dan berdinding bambu sehingga sangat mudah terbakar.

Gardu-gardu jaga bergaya indies ini mungkin tidak lagi diperlengkapi dengan dengan alat-alat tersebut di atas. Akan tetapi ada satu alat yang tampaknya masih digunakan, yakni kentongan. Umumnya kentongan digantungkan di salah satu sudut teras gardu jaga.

Apa pun kondisi dan kenampakannya sekarang, gardu-gardu jaga tersebut pada masanya telah memberikan jasanya. Memberikan perannya. Dalam kebisuannya mungkin gardu-gardu jaga tersebut telah mencatat seberapa banyak kasus kriminal, susila, atau bahkan bencana yang pernah terjadi di tempat di mana gardu tersebut berdiri. Kini keberadaan gardu-gardu bergaya indies ini tinggal sunyi sepi sendiri di tengah dunia yang semakin ramai dan sibuk.

a.sartono

GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN

GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN

GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta