Tembi

Berita-budaya»ANGKA SEBELAS

14 Nov 2011 07:49:00

ANGKA SEBELASKita tahu, angka dimulai dari 0 dan berakhir pada angka 9. Setelah itu, angka berikutnya akan mengulangi angka sebelumnya dengan memadukan dengan angka lainnya. Misalnya, angka 12 merupakan pengulangan angka sebelumnya, yakni angka 1 dan 2. Kedua angka dipadukan dalan puluhan, karena itu disebut 12. Kesepakatan ini telah diterima oleh semua orang dimuka bumi. Karena simbol angka telah dikenal dimana saja. Hanya saja berbeda dalam penyebutan, sesuai bahasa masing-masing suku atau bangsa. Di Indonesia angka satu diucapkan sebagai satu. Dalam bahasa Jawa diucapkan setunggal, dan dalam bahas inggris diucapkan sebagai one. Perbedaan bahasa dalam pengucapan itu menunjuk pada angka yang sama, yakni 1.

Setiap orang bisa memaknai angka dalam konteks yang berbeda. Sifatnya bisa personal, atau bisa pula kolektif, yang seolah-olah sudah diterima bersama. Misalnya, seringkali kita mendengar pemaknaan angka 13 sebagai angka sial. Tidak tahu apa alasannya, mengapa angka 13 dimankai sebagai angka sial. Sehingga, ketika di dalam kompetisi mendapat nomor 13, ‘diyakininya’ sebagai angka sial dan tidak akan mendapatkan kemenangan. Meski kenyataan bisa berbicara lain: kemenangan yang di dapat. Sesungguhnya, kenyataan itu telah menyanggah makna negative dari angka 13, tetapi selalu saja, orang masih mengganggap akan 13 sebagai angka sial.

Kita juga tahu angka 11 adalah perpaduan dari dua angka 1 yang diulang, sehingga menjadi 11. Perpaduan angka yang sama atau berbeda ini akan terus berulang setelah hitungan sampai di angka puncak, yakni 9. Dari sini, kita akan menemui angka yang sama, dan berdampingan dengan angka lainnya, atau berdampingan dengan angka yang sama seperti, 11, 22.33.44 dan seterusnya.

Sebagai angka, sesungguhnya adalah hal yang biasa. Tidak memiliki tuah. Tetapi, karena kultur masyarakat, angka bisa dimaknai lain. Atau setidaknya sebagai tanda pengingat ketika dikaitkan dengan tanda waktu lainnya. Misalnya angka 17 Agustus mengingatkan hari kemerdekaan RI, dan seANGKA SEBELAScara kolektif bangsa kita mengenal simbol pengingat kolektif itu. Atau juga angka 25 Desember sebagai simbol pengingat kolektif hari Natal. Namun, ada juga tanda pengingat yang sifatnya personal, misalnya tanggal kelahiran, tanggal perkawinan dan seterusnya.

Bulan Nopember 2011 ini, dari seluruh angka penanggalan, ada angka yang dianggap memiliki makna berbeda. Sebagian orang menggunakan angka itu untuk menandai perkawinan, atau kelahiran. Mesi sebenarnya angka merupakan hal yang normative. Maknanya tergangtung pada individu dalam memaknainya. Tetapi, angka 11-11-11-11, ada yang memaknainya secara ‘magis’ seolah memiliki ‘tuah’. Karena itu ada banyak yang memakai angka itu untuk menandai perkawinan, atau kelahiran. Bahkan, di Prambanan ada 11 pasangan melakukan pernikahan pada tanggal 11 Nopemper 2011, dan dilakukan pada jam 11 siang, sehingga jika angka itu dituliskan berurutan 11-11-11-11-11. Pada sebelas pertama menunjuk tanggal, sebelas berikutnya bulan (nopember), 11 berikutnya tahun dan selanjutnya meunjuk waktu jam 11 dan yang terakhir jumlah pasangan yang menikah bersama jumlahnya 11. Uniknya, yang melakukan pernikahan bersama ini bukan dari kalangan yang memiliki status sosial menengah ke atas, melainkan mereka dari kelompok sosial yang acap dilupakan, ialah dari kalangan difabel, tukang becak, PSK, mantan pacandu narkoba, mantan residivis. Mereka tergabung dalam Yayasan Pelangi Tuna Girlan Nusantara.

Menyangkut angka sebelas yang oleh sebagian orang dianggap memiliki makna, atau setidaknya mudah untuk diingat akan peristiwa yang dilakukan dalam kebahagaian seperti perkawinan dan kelahiran (caesar). Kompas Minggu (13/11) menuliskan kisah menyangkut angka 11 itu sebagai berikut:

“Rumah Sakit (RS) Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta Barat, Jum’at (11/11) menyiapkan operasi caesar bagi 19 pasien. ‘Umumnya hanya 10-12 pasien’ kata dr. Kebidanan dan Kandungan Hadi Sjarbaini.

RS, Hermina, Bogor, Jawa Barat (Jabar), menerima 13 pasien. ‘Padahal biasanya Cuma ada 3-4 kelahiran’ kata dr. Stefanus, Kepala InANGKA SEBELASstalasi Kebidanan dan Kamar Operasi di RS Hermina. Sebanyak 12 bayi diantaranya lahir melalui caesar. Sementara itu, tak kurang dari 10.000 pasangan menikah di Jakarta, Jum’at lalu. Pada hari yang sama, Kantor Urusan Agama Bogor, Jabar, mencatat ada 366 pasangan menikah”.

Angka 11 di bulan Nopember tahun 2011, adalah angka yang tidak akan terulang lagi dalam waktu pendek. Ia akan bisa ditemui pada jarak waktu yang panjang, yakni pada tahun 3011. Mungkin karena dianggap angka special, oleh sebab itu ada banyak orang yang memaknainya, selain sekedar untuk mudah diingat.

Di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta, pada Jum’at tanggal 11 Nopember juga ada akad pernikahan dan resepsi perkawinan. Di Greja Klodran Bantul, pada hari yang sama dan jam yang berbeda ada 3 pasangan mendapat sakramen perkawinan.

Angka, seringkali memang bukan sekedar angka, tetapi telah berubah menjadi simbol, atau setidaknya sebagai tanda untuk menandai satu peristiwa. Angka 25 Desember telah menjadi simbol kelahiran Yesus, karena itu setiap tanggal itu umat Kristiani di seluruh dunia merayakan hari Kelahiran Yesus.

Dan terhadap angka 11-11-11-11 yang menujuk tanggal, bulan, tahun dan jam, oleh sebagian orang dipakai untuk menandai satu peristiwa perkawinan. Begitulah kebudayaan, selalu tidak bisa dilepaskan dari makna.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta