Aksi Orkestra Gesek Ngayogstringkarta Bawakan Alamat Palsu di Kota Malang
dalam Dwipantara Art Project: Konser Seri I

Ngayogstringkarta String Orchestra yang diundang jauh-jauh dari Yogyakarta diharapkan bisa memberikan apresiasi musik dan motivasi bagi anak-anak Orkestra Dwipantara. Selain tentunya memberikan sajian segar musik orkestra bagi masyarakat Malang.

Konser Ngayogstringkarta String Orchestra di Dwipantara Art Project present: Konser Seri I, Universitas Ma-Chung, Malang, Jawa Timur, Maret 2013, foto: Gigih
Penampilan Ngayogstringkarta

Balai Pertiwi Universitas Ma-Chung, Malang, Jawa Timur, yang biasanya digunakan sebagai lapangan basket dan gedung pertemuan, pada hari Sabtu, 16 Maret 2013, disulap menjadi layaknya sebuah gedung pertunjukan.

Ratusan kursi berderet rapi di gedung besar itu, beberapa lampu sorot dipasang, dan sebuah panggung berdiri kokoh di bagian tengah gedung. Untuk pertamakalinya Balai Pertiwi digunakan sebagai tempat konser musik bertajuk “Ngayogstringkarta String Orchestra - Dwipantara Art Project present: Konser Seri I”.

Konser ini merupakan prakarsa dari Dwipantara Art Project, sebuah wadah bagi anak-anak muda di Malang yang berlatih musik dalam format orkestra (Orkestra Dwipantara) secara cuma-cuma. Dengan kata lain, program ini merupakan gerakan pelayanan sosial.

Melalui seni ada banyak hal positif yang bisa dipelajari oleh para peserta didik. Diantaranya melatih daya kreasi dan ekspresi, menghargai perbedaan dan bisa bekerja sama satu sama lain, seperti yang disampaikan oleh Agung Siregar pendiri Dwipantara Art Project.

Mengenai konser ini, Agung menuturkan bahwa Ngayogstringkarta String Orchestra yang diundang jauh-jauh dari Yogyakarta diharapkan bisa memberikan apresiasi musik dan motivasi bagi anak-anak Orkestra Dwipantara. Selain tentunya memberikan sajian segar musik orkestra bagi masyarakat Malang.

Atmosfer Konser yang Menyenangkan

Jam menunjuk pukul 19.00 dan Balai Pertiwi sudah dipadati audiens. Konser pun dimulai. Orkestra Dwipantara membuka konser dengan penampilan unik. Satu per satu anggota orkestra masuk ke panggung, membawa instrumen masing-masing dengan kostum ala ‘anak desa’. Anak laki-laki mengenakan kaus putih dan sarung, sedangkan anak perempuan mengenakan kebaya.

Malam itu, mereka menyajikan 3 repetoar yakni aransemen lagu Eleanor Rigby karya The Beatles, kemudian Dolanan Pizzicato yang berisi beberapa lagu daerah karya Dimawan Krisnowo Aji, dan Chinese Lullaby dengan menampilkan solo Biba.

Setelah penampilan dari Orkestra Dwipantara, giliran Ngayogstringkarta yang tampil. Satu per satu pemain orkestra naik ke panggung, diiringi tepuk tangan hangat dari audiens.

Konser Ngayogstringkarta String Orchestra di Dwipantara Art Project present: Konser Seri I, Universitas Ma-Chung, Malang, Jawa Timur, Maret 2013, foto: Gigih
Penampilan nan unik Orkestra Dwipantara

Malam itu, Ngayogstringkarta dipimpin oleh Eki Satria selaku konduktor. Setelah semua siap, Eki Satria yang juga merupakan direktur musik dari Ngayogstringkarta memperkenalkan kelompok ini dan memberi sedikit pengantar mengenai repertoar yang akan mereka bawakan.

Lalu, repertoar pertama dimainkan. Lagu ‘Padamu Negeri’ yang telah diaransemen dalam format orkestra gesek menjadi seremonial pembuka penampilan Ngayogstringkarta. Setelah Padamu Negeri, Ngayogstringkarta tancap gas dengan sebuah komposisi karya komponis klasik Jerman, Wolfang Amadeus Mozart, yakni ‘Eine Kleine Nachtmusik’. Dalam bahasa Indonesia judul ini berarti musik kecil malam hari. Audiens yang sudah mengenali melodi dari karya tenar ini tampak sumingrah ketika Ngayogstringkarta memulai birama pertama.

Setelah komposisi Mozart, repertoar selanjutnya berjudul Sinfonia Al Santo Sepolero, karya komponis berkebangsaan Italia, Antonio Vivaldi. Jika selama ini, karya Vivaldi yang tenar adalah komposisi ‘Four Season’ dimana salah satu bagiannya yaitu Winter sering muncul di layar televisi untuk sebuah iklan kopi, Ngayogstringkarta memilih Sinfonia Al Santo Sepolcro yang sangat tenang dan religius untuk dibawakan.

Berikutnya, Ngayogstringkarta membawakan Arpeggione Sonata karya Franz Schubert. Sejatinya, karya ini ditulis Schubert untuk instrumen Arpeggione, sebuah instrumen menyerupai cello dengan enam dawai yang populer di Eropa pada pertengahan abad 18. Kini instrumen ini sudah sangat jarang dijumpai.

Dalam perkembanganya karya Arpeggione Sonata dintranskrip untuk berbagai instrumen, salah satunya viola (alat musik gesek yang “satu keluarga” dengan biola). Dalam karya ini, Ngayogstringkarta menampilkan solois viola, Sagaf Faozata Adzkia. Penampilan Sagaf membawakan karya ini dengan violanya memukau audiens.

Setelah Sonata Arpeggione, Ngayogstringkarta membawakan St Paul’s Suite karya komponis Inggris, Gustav Holst. Selesainya St Paul’s Suite, giliran Ngayogstringkarta membawakan karya baru dari Gardika Gigih Pradipta, berjudul ‘Saman’. Karya ini terinspirasi dari spirit dan gerakan tarian Saman, suku Gayo – Aceh.

Menginjak ke repertoar keenam, Ngayogstringkarta membawakan karya dari sang konduktor Eki Satria, berjudul Sadness. Karya ini ditulis untuk format solo biola diiringi orkes gesek. Kali ini, giliran Yolanda Venegal yang sehari-hari merupakan tutor biola di orkestra Dwipantara beraksi. Yolanda adalah violis berkebangsaan Meksiko yang telah menetap di Malang untuk berbagi ilmu dengan anak-anak Orkestra Dwipantara.

Setelah Sadness disajikan, sampailah pada sajian terakhir dari daftar repertoar konser Ngayogstringkarta. Aus Holbergs Zeit karya komponis Norwegia, Edvard Grieg. Karya yang ditulis pada tahun 1884 ini menjadi hidangan penutup yang memuaskan bagi audiens. Karya yang sangat atraktif ini mampu memukau audiens.

Usai Aus Holbergs Zeit selesai dimainkan, tepuk tangan riuh dan sorai sorai dari audiens membayar penampilan Ngayogstringkarta yang begitu kompak dan menghibur.

Ternyata Aus Holbergs Zeit belum benar-benar menjadi hidangan penutup konser malam itu. Teriakan more, more! dari audiens ‘memaksa’ Ngayogstringkarta menampilkan sajian tambahan. Tanpa diduga, mereka memainkan lagu milik Ayu Tingting, ‘Alamat Palsu’ yang diaransemen untuk format orkestra gesek.

Konser Ngayogstringkarta String Orchestra di Dwipantara Art Project present: Konser Seri I, Universitas Ma-Chung, Malang, Jawa Timur, Maret 2013, foto: Gigih
Penampilan solo viola Sagaf Faozata Adzkia

Sontak lagu ini membuat suasana Balai Pertiwi menjadi semakin bergairah. Para audiens tak segan ikut bergoyang dan menyanyikan ‘Alamat Palsu’, beriringan dengan gesekan instrumen Ngayogstringkarta. Malam itu sajian Ngayogstringkarta benar-benar membuat suasana menjadi hangat, di tengah udara malam kota Malang yang sejuk!.

Gardika Gigih Pradipta



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta