Pameran Tunggal Ukiran Kertas
The Exciotic Spirit Arita Safitri

Pameran Tunggal Ukiran Kertas The Exciotic Spirit Arita Safitri

Pameran Tunggal Ukiran Kertas The Exciotic Spirit Arita Safitri

Binatang semut menjadi visual paling menonjol dalam katalog pameran tunggal ukiran kertas (paper cut) Arita Safitri yang baru saja melangsungkan pameran tunggal ukiran kertas, bertajuk The Excotic Spirit di Tembi Rumah Budaya, Jakarta beberapa hari lalu. Kenapa semut, Arita mengatakan, semut adalah binatang yang patut diambil pembelajarannya, dari etos kerja, kegigihan, ketekunan dan keuletannya. Dari semut itulah Arita dengan tekun dan ulet membuat karya-karya baru dari ukiran kertasnya. Setelah 15 tahun lalu Arita yang seorang pianis mengalami cedera tangan dan tidak lagi diperbolehkan bermain piano, ia kemudian coba mendalami seni ukiran kertas yang dikenalnya dari seorang teman. “Aku sempat frustasi, karena aku memang sangat mencintai dunia musik terutama piano. Begitu aku berkenalan dengan dunia “paper cut” ini aku mencoba mendalami, dan hasilnya ya ini,” katanya.

Pameran Tunggal Ukiran Kertas The Exciotic Spirit Arita Safitri

Pameran Tunggal Ukiran Kertas The Exciotic Spirit Arita Safitri

Kreasi guntingan kertas Arita beragam, ada motif bunga, tribal, batik dan banyak lagi, biasanya tanpa pola dan konsep, Arita asyik sendiri melipat dan menggunting kertas, dan hasilnya tak pernah bisa ditebak. “Kadang aku mendengarkan musik, tangan dan guntingku mengikuti alunan musik yang kudengar. Seperti karyaku yang berjudul “Balada” itu hasil kreasiku menggunting sambil mendengarkan lagu-lagu balada,” tutur wanita yang pernah mengenyam pendidikan musik piano di Freibugh im Breisgau, Jerman ini. Lain lagi dengan karya termungil Arita, ia mengukir motif “gunungan” yang biasa kita temui dalam motif wayang, ukuran karyanya ini kurang dari satu sentimeter.

Pameran Tunggal Ukiran Kertas The Exciotic Spirit Arita Safitri

Pameran Tunggal Ukiran Kertas The Exciotic Spirit Arita Safitri

Ukiran kertas, atau biasa disebut “paper cutting” ini memang tidak terlalu populer, bahkan hanya sedikit yang menggemari atau kalangan pecinta kreasi ini khususnya di Indonesia. Namun Arita termasuk beruntung, karena saat pembukan pamerannya kemarin, banyak yang ingin tahu dan penasaran dengan karya-karyanya, termasuk Bapak Djuyoto Suntani (President of The World Peace Commitee) yang sengaja datang untuk pameran Arita sekaligus membuka pameran. Ukiran kertas Arita adalah bagaimana ia bercerita tentang keindahan, dan juga bagaimana ia bercerita tentang sebuah komposisi musik lewat ukiran kertas. Pameran ini berlangsung di Tembi Rumah Budaya, Jakarta, 11-24 Januari 2012.

Pameran yuk ..!

Natalia. S




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta