Judul : Kota YogyakartaTempo Doeloe. SejarahSosial 1880-1930
Penulis : Abdurrachman Surjomihardjo
Penerbit : Komunitas Bambu, 2008, Jakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : xiii + 278
Dengan membaca buku ini kita akan mengetahui dinamika perubahan Kota Yogyakartadalam berbagai bidang, khususnya tentang berbagai organisasi yang tumbuh di Yogyakarta, benturan-benturan yang terjadi, akibat-akibat perubahan tersebut dan lain-lain.
Sejak didirikan pada tahun 1756, Kota Yogyakarta terus mengalami perubahan. Kota Yogyakartamenjadi tempat berinteraksi berbagai golongan masyarakat. Jalur kepemimpinan birokrasi tradisional dan kolonial yang berdampingan dengan jalur kepemimpinan elit modern telah mendorong perubahan dalam masyarakat.
Menjelang pertengahan abad ke-19 Yogyakarta mengalami banyak perubahan baik dalam bidang administrasi, pemerintahan, ekonomi maupun kemasyarakatan.
Pembaharuan di bidang politik mengubah tata susunan birokrasi, sedangkan di bidang sosial menumbuhkan lembaga-lembaga pendidikan alternatif di samping pendidikan resmi. Sedangkan di bidang ekonomi berkembang sistem perkebunan, transportasi, perusahaan pos, listrik dan air minum.
Lembaga pendidikan ternyata merupakan pendorong bagi pertumbuhan masyarakat karena meninggikan kualitas intelektual pada kelompok elit. Organisasi politik dan pers adalah sarana komunikasi antarkelompok elit baik melalui pertemuan maupun tulisan. Komunikasi ini berhasil menerobos batasan tradisional dan feodalistik.
Elit Indonesia yang tumbuh dari sekolah-sekolah Barat mendirikan sekolah-sekolahnya sendiri atau muncul sebagai pendiri organisasi sosial dan politik. Misalnya Budi Utomo dan Taman Siswa. Dari golongan elit keagamaan muncul organisasi Syarekat Islam dan Muhammadiyah.
Kaum perempuan pun tidak mau ketinggalan sehingga muncul organisasi-organisasi perempuan. Keadaan tersebut menciptakan dan menumbuhkan suasana pendidikan, baik melalui sekolah formal maupun kursus-kursus pengetahuan umum dan politik partai.
Perubahan tersebut juga membawa dampak positif bagi golongan wong cilik. Kesempatan berkarier terbuka lebar karena pendidikan (“modern”) yang semula hanya untuk golongan priyayi terbuka untuk mereka.
Berbagai macam organisasi yang tumbuh dan berkembang di Yogyakartatersebut adalah usaha dalam rangka menegaskan jati diri dan meninggikan derajat sosial penduduk. Walaupun bentuk organisasinya bermacam-macam tetapi mempunyai unsur yang sama.
Unsur-unsur yang menyatukan perjuangan mereka antara lain adalah mengurangi wibawa kekuasaan asing dan usaha menumbuhkan rasa percaya diri untuk mengatur perubahan dengan tujuan mengangkat derajat dan martabat bangsa.
Dengan membaca buku ini kita akan mengetahui dinamika perubahan Kota Yogyakartadalam berbagai bidang, khususnya tentang berbagai organisasi yang tumbuh di Yogyakarta, benturan-benturan yang terjadi, akibat-akibat perubahan tersebut dan lain-lain.
Baca yuk ..!
M. Kusalamani
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Rute Perjuangan Gerilya A.H. Nasution pada Masa Agresi Militer Belanda II (13/11)
- Inventarisasi dan Kajian Komunitas Adat Sedulur Sikep Desa Sumber Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora (11/11)
- Pemandu di Dunia Sastra(08/11)
- Adat Istiadat Daerah Istimewa Yogyakarta(02/11)
- Sunan Kalijaga(30/10)
- Pemugaran Candi Tikus(26/10)
- Di Bawah Asap Pabrik Gula. Masyarakat Desa di Pesisir Jawa Sepanjang Abad ke- 20 (24/10)
- Pandangan Dunia KGPAA Hamengkunagoro I dalam Babad Tutur. Sebuah restrukturisasi Budaya (21/10)
- Upaya Pelestarian Situs Kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 1983 - 1995(16/10)
- Album Seni Budaya Sumatra Selatan. Cultural Album of South Sumatra (12/10)