Jumedhuling Mahesa Suro, Kisah Kerbau yang Berjasa di Desa Srigading, Sanden, Bantul

Author:kombi / Date:14-08-2013 / Tag: Ensiklopedi Upacara Adat / Upacara Adat

Jumedhuling Mahesa Suro, Kisah Kerbau yang Berjasa di Desa Srigading, Sanden, Bantul

Kerbau itu dapat dijinakkan oleh tokoh setempat yang sakti. Bahkan kerbau misterius itu kemudian bisa menyejahterakan petani setempat, karena ikut membantu mengerjakan sawah ladang sehingga hasil panenannya bagus.

Upacara Adat “Jumedhuling Maesa Suro Srigading Bantul di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta 23 Juni 2013, sumber foto: Suwandi/Tembi
Kerbau misterius ditaklukkan oleh tetua masyarakat yang sakti

Malam 1 Suro bagi masyarakat Jawa memiliki makna penting. Pada malam yang dianggap penuh kebaikan itu sebagian anggota masyarakat melakukan ritual dan tradisi, berupa “laku tapa bisu mubeng beteng”, “lek-lekan” atau begadang. Begitu pula dengan masyarakat Srigading, Sanden, Kabupaten Bantul, juga selalu menggelar upacara adat yang disebut “Jumedhuling Maesa Suro”.

Upacara adat yang sudah dilakukan turun-temurun itu berkaitan dengan kepercayaan munculnya seekor kerbau misterius di malam bulan Suro. Kerbau itu dapat dijinakkan oleh tokoh setempat yang sakti. Bahkan kerbau misterius itu kemudian bisa menyejahterakan petani setempat, karena ikut membantu mengerjakan sawah ladang sehingga hasil panenannya bagus.

Upacara Adat “Jumedhuling Maesa Suro Srigading Bantul di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta 23 Juni 2013, sumber foto: Suwandi/Tembi
Penjelmaan Nyi Roro Kidul yang mengutus kerbau misterius di Desa Srigading

Jadi, “Jumedhuling Maesa Suro” mengisahkan peristiwa kerbau misterius yang berjasa tersebut, sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Khalik, bahwa masyarakat di wilayah Srigading selalu dapat panen dengan hasil yang melimpah, serta dijauhkan dari bencana dan wabah penyakit yang dapat merusak tanaman.

Upacara adat tersebut bisa disaksikan di Desa Srigading saat menjelang 1 Suro penanggalan Jawa. “Jumedhuling Maesa Suro” dihadirkan pada acara Festival Bentara Upacara Adat yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY Juni 2013. Banyak warga masyarakat menyaksikan upacara tradisi ini, yang tergolong “asing” bagi masyarakat luar daerah tersebut.

Upacara Adat “Jumedhuling Maesa Suro Srigading Bantul di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta 23 Juni 2013, sumber foto: Suwandi/Tembi
Para petani menggarap sawah ladang dibantu kerbau misterius

Pada fragmen“Jumedhuling Maesa Suro”, yang digelar di Alun-Alun Utara Kraton Kasultanan, digambarkan mulai dari penangkapan kerbau misterius pada 1 Suro oleh tetua masyarakat Srigading yang sakti. Kiranya, kerbau misterius itu adalah utusan dari Nyi Roro Kidul, penguasa Laut Selatan yang ingin membantu para petani di wilayah Srigading untuk mengolah tanah pertanian.

Setelah kerbau dapat dijinakkan, kemudian dipekerjakan untuk membajak sawah pertanian. Kerbau itu sangat membantu petani dalam menggarap sawahnya, sehingga hasil panen menjadi lebih baik dan berlipat ganda. Para petani pun menjadi sejahtera. Sebagai ungkapan rasa syukur para petani menggelar syukuran, termasuk mendendangkan tembang-tembang, dan tarian. Syukuran itu disertai dengan menyantap makanan dari hasil bumi desa tersebut.

Upacara Adat “Jumedhuling Maesa Suro Srigading Bantul di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta 23 Juni 2013, sumber foto: Suwandi/Tembi
Para petani bersyukur usai panen raya

Penampilang “Jumedhuling Maesa Suro”, dan upacara adat lainnya pada Festival Bentara Upacara Adat itu merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan jati diri atau ketahanan budaya lokal DIY.

Naskah & foto:Suwandi

Ensiklopedi Upacara Adat Source Link: Jakarta

Latest News

  • 16-07-14

    Denmas Bekel 16 Juli

    more »
  • 16-07-14

    Dapur Empu Keris di

    Pembuatan foto ini merupakan upaya yang brilian dari sang fotografer atau pemrakarsanya sebagai bentuk pendokumentasian akan sebuah fenomena unik... more »
  • 16-07-14

    Penyair Pesantren Ta

    Para penyair muda pondok pesantren ini tidak hanya membaca puisi, tetapi yang menarik mereka menggarap puisi dengan musik terbangan, yang mereka... more »
  • 15-07-14

    Jembatan Neco, Salah

    Pembuatan jembatan konstruksi baja yang dipindahkan dari Manding itu sendiri tidak atau belum diketahui dengan pasti. Kemungkinan pada zaman kolonial... more »
  • 15-07-14

    Damas Sangaji Bertan

    Dengan karya, saya ingin menanyakan akan ‘kepekaan’ rasa kepada setiap orang yang melihat karya saya. Apakah kadar ‘kepekaan’ dari setiap orang yang... more »
  • 15-07-14

    Lading, Si Peracik B

    PJ Zoelmulder mendasarkan pada cuplikan teks yang bersumber pada naskah Abhimanyuwiwaha (AbhW) 30.13 yang berbunyi “…hana kadhuwak caluk badhama len... more »
  • 15-07-14

    Slamet Riyadi Sabraw

    Slamet Riyadi Sabrawi memang sudah lama bergelut dengan puisi. Pada masa mudanya, ketika dia masih sebagai mahasiswa Kedokteran Hewan di UGM, Slamet... more »
  • 14-07-14

    Meracik Acara Museum

    Banyak mahasiswa hadir dalam seminar “Museumisme” ini karena dimeriahkan komedian yang sekarang baru digandrungi anak muda yaitu Ge Pamungkas, dan... more »
  • 14-07-14

    Runtuhnya Hindia Bel

    Judul : Runtuhnya Hindia Belanda  Penulis : Onghokham  Penerbit : Gramedia, 1989, Jakarta  Bahasa : Indonesia  Jumlah... more »
  • 14-07-14

    Pidato Kebudayaan Pa

    Meski secara formal ia pensiun dari majalah Suara Muhamadiyah, tetapi Mustofa masih aktif sebagai redaksi di majalah kebudayaan ‘Sabana’. Mustofa pun... more »