Runtuhnya Hindia Belanda

Author:editorTembi / Date:14-07-2014 /

Judul : Runtuhnya Hindia Belanda 
Penulis : Onghokham 
Penerbit : Gramedia, 1989, Jakarta 
Bahasa : Indonesia 
Jumlah halaman : viii + 287

Ketika dalam Perang Dunia II Jepang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia dan kemudian berkuasa selama kurang lebih 3,5 tahun, pergantian kekuasaan ini menjadi salah satu faktor yang mempercepat keruntuhan Hindia Belanda.

Runtuhnya Hindia Belanda

Jepang adalah salah satu negara yang terlibat langsung dalam Perang Dunia II, dan berhasil mengalahkan dan mengusir Belanda dari Indonesia. Belanda menyerah kepada Jepang melalui Perjanjian Kalijati, Maret 1942. Peristiwa tersebut dianggap sebagai titik terakhir kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia yang telah berlangsung sejak lama.

Tetapi sesungguhnya tanda-tanda dan proses keruntuhan kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia sudah ada sebelumnya. Yaitu ketika benih-benih nasionalisme Indonesia mulai menampakkan dirinya. Pelopornya kaum terpelajar yang sadar bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah hak setiap bangsa. Proses itu makin kelihatan pada dekade 1920-an hingga 1940-an, dengan munculnya gagasan-gagasan dan gerakan-gerakan nasionalis yang dengan tegas menuntut kemerdekaan Indonesia.

Ketika dalam Perang Dunia II Jepang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia dan kemudian berkuasa selama kurang lebih 3,5 tahun, pergantian kekuasaan ini menjadi salah satu faktor yang mempercepat keruntuhan Hindia Belanda.

Onghokham, dalam buku ini, menguraikan berbagai faktor penyebab munculnya gerakan nasionalisme, berbagai perkembangan politik baik di Indonesia maupun negeri Belanda, serta berbagai cara yang dilakukan Belanda untuk mempertahankan Indonesia agar tidak jatuh ke tangan Jepang. Usaha yang berakhir dengan kegagalan.

Baca yuk ..!

M. Kusalamani

Bale Dokumentasi Resensi Buku

Latest News

  • 21-07-14

    Jatayu, Garuda yang

    Dengan sisa-sisa keperkasaannya Jatayu berhasil merebut Dewi Sinta dari tangan Rahwana. Namun yang membuat hatinya kecewa adalah kata-kata ketus dari... more »
  • 21-07-14

    Masjid Keraton Banyu

    Sumber setempat juga menyebutkan bahwa Masjid Keraton Banyusumurup mula-mula didirikan untuk melengkapi keberadaan makam Pangeran Pekik yang terletak... more »
  • 21-07-14

    Kegembiraan Mahasisw

    Sekelompok mahasiswa-mahasiswi dari The National University of Singapore yang menginap di Tembi mencoba bermain gamelan dalam arahan para pemandu... more »
  • 21-07-14

    Diplomasi Kebudayaan

    Judul : Diplomasi Kebudayaan. Konsep dan Relevansi Bagi Negara Berkembang. Studi kasus Indonesia  Penulis : Tulus Warsito, Wahyuni... more »
  • 19-07-14

    Orang Wuku Medhangku

    Orang wuku Medhangkungan pandai bicara, mantap pendiriannya, penuh syukur, besar rasa kebersamaannya. Ia juga hemat dan pandai mengatur ekonomi.... more »
  • 19-07-14

    I Gusti Ngurah Rai P

    Pada pertempuran 20 November 1946 itu, akhirnya I Gusti Ngurah Rai bersama dengan teman-temannya yang berjumlah 1.372 orang, gugur di medan perang... more »
  • 19-07-14

    KURSUS MACAPAT DURMA

    Pada bagian ini, serat Centhini mengisahkan kehidupan warok di daerah sekitar Ponorogo. Yaitu kebiasaan para warok memamerkan kesaktian di hadapan... more »
  • 19-07-14

    Richard Irwin Meyer,

    Sejak memutuskan untuk menjadi seniman Indonesia, ia meninggalkan posisi sebelumnya sebagai art historian. Hal tersebut dilakukan karena ia sudah... more »
  • 18-07-14

    Rendang Jawa Ala Maj

    Resep masakan tradisional Jawa di majalah ini ditulis oleh Pujirah dalam rubrik “Jagading Wanita”. Isi Majalah Kajawen tersebut sekitar 90 % ditulis... more »
  • 18-07-14

    Misteri Perempuan An

    Cara dan konsep visualiasi karya-karya Angga ini menunjukkan kepekaannya terhadap perempuan. Ia menyadari kemisteriusan perempuan, dan mencoba... more »