Pangot, Alat Spesial untuk Mencukil Kelapa
Author:editorTembi / Date:22-11-2014 / Pangot adalah jenis pisau dapur yang bagian pucuknya runcing. Dalam penggunaan sehari-hari, pangot digunakan untuk mencukil daging kelapa yang hendak diparut untuk dibuat santan.
Pangot mudah dijumpai di warung-warung penjual alat pertanian
Pangot hampir tidak pernah absen berada di dapur, walaupun hanya dibutuhkan tatkala untuk mencukil kelapa. Alat ini terbuat dari besi dengan pegangan dari kayu. Bentuknya pipih mirip pisau, tetapi agak besar dan bagian pangkal lebih lebar serta bagian ujung lancip.
Jika di dapur tidak ditemukan alat pangot, biasanya para ibu rumah tangga akan merasa bingung dan kesulitan jika hendak mencukil kelapa. Maka, alat ini penting sekali dibutuhkan di dapur.
Alat dapur pangot sudah lama dikenal oleh masyarakat Jawa. Setidaknya, kamus berbahasa Jawa yang berjudul “Baoesastra Djawa” terbitan JB Wolters’ Uitgevers Maatschappij NV Groningen Batavia tahun 1939 yang ditulis oleh WJS Poerwadarminta, telah mencatat eksistensi pangot. Pada halaman 470 kolom 2 disebutkan dalam bahasa Jawa, “pangot, bangsane lading kang pucuke lancip.” Artinya, pangot, jenis pisau dapur yang bagian pucuknya runcing. Dalam penggunaan sehari-hari, pangot digunakan untuk mencukil daging kelapa yang hendak diparut untuk dibuat santan.
Selain fungsi utama untuk mencukil kelapa, fungsi lainnya adalah untuk membelah kelapa yang sudah tidak berserabut (sudah terkelupas dari bagian kulit, atau sabut). Sementara untuk menghilangkan sabut, biasanya digunakan alat lain, misalnya sabit atau linggis.
Namun, para ibu perkotaan yang biasa memasak sudah tidak lagi mencukil dan memarut sendiri buah kelapa, tetapi membeli kelapa parutan, yang mudah didapat di pasar dan warung, atau menggunakan santan instan yang dijual di pasar modern.
Pangot masih eksis di pedesaan, karena kegiatan mencukil kelapa masih jamak dilakukan para ibu rumah tangga di pedesaan, baik untuk keperluan sendiri maupun ketika “rewang” atau membantu tetangga yang punya hajat. Para penjual kelapa pun masih menggunakan alat ini.
Naskah dan foto: Suwandi
Ensiklopedi Aneka RupaLatest News
- 27-12-14
Menyimak Gending-gen
RM Palen Suwanda Nuryakusuma mulai menulis dan menyusungendhing-gendhing karawitan sejak berusia 23 tahun. Gendhing karya pertamanya adalah... more » - 27-12-14
Aneka Warangka Keris
Masyarakat Jawa yang kurang kenal dekat dengan dunia keris biasanya hanya tahu bahwa sarung keris namanya warangka. Padahal sebenarnya setiap bagian... more » - 27-12-14
Orang Sabtu Paing Ku
Orang Sabtu Paing kurang perhitungan atau kelewat berani, suka pamer, sombong dan panas hati, bergaya sok kaya, kurang rendah hati, jika bertengkar... more » - 26-12-14
Voice of Asmat, Perp
Pertunjukan musik akustik dibawakan sekelompok anak muda berbakat, yaitu Putri Soesilo, Aji Setyo, Dika Chasmala, dan Alwin. Mereka memadukan rasa... more » - 26-12-14
Puntadewa Masuk Nera
Puntadewa tersentak hatinya. Ia tidak dapat membayangkan betapa sakit dan sengsara keempat adiknya. Tanpa berpikir panjang, Puntadewa bergegas... more » - 24-12-14
Rumah Kebangsaan. Da
KRT Jayadipura adalah salah satu tokoh gerakan kebangsaan. Karena itu, tidak heran apabila dalem Jayadipuran sering dipakai untuk pertemuan atau... more » - 24-12-14
Cuplikan dari Festiv
Kirab atau pawai ini merupakan awal atau pembukaan Festival Seni Budaya Klasik yang diselenggarakan oleh Pura Paku Alaman pada tanggal 17-20 Desember... more » - 23-12-14
Gladhen Tembang Maca
Pada Gladhen 22 ini tembang yang dipakai untuk belajar adalah tembang Asmarandana yang dilagukan dengan notasi Slobok. Sedangkan teks tembang,... more » - 23-12-14
Pembacaan Puisi untu
Jalan menuju Desa Kedunggubah sedikit terjal, dan terasa agak terpencil, jauh dari pusat kota. Jalann menuju desa bukan hanya berlubang, tetapi juga... more » - 23-12-14
Pameran Tunggal Visu
Bulan Desember 2014 ini Ong ditantang untuk berpameran tunggal oleh Bentara Budaya Yogyakarta, yang sempat membuat dirinya ragu-ragu, antara meng-iya... more »