Masjid Kagungan Dalem Pajimatan Imogiri
Keletakan
Masjid Kagungan Dalem Pajimatan Imogiri secara adminidtratif terletak di Dusun Payaman, Kalurahan Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Masjid ini merupakan satu bangunan yang menjadi salah satu komponen dari keseluruhan kompleks Makam Raja-raja Mataram Imogiri. Pelataran Masjid ini secara adminitratif sebenarnya masuk dalam wilayah Dusun Kedung Buweng, Kalurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Bahkan secara keseluruhan kompleks Makam Raja-raja Imogiri ini masuk ke dalam dua atau lebih dusun dan desa di Kecamatan Imogiri.
Kondisi Fisik
Masjid Kagungan Dalem Pajimatan Imogiri dapat dikatakan merupakan bangunan yang tidak begitu besa atau luas. Kompleks bangunan ini berukuran sekitar 9 m x 9 m. Awalnya bangunan ini dibangun dari bahan-bahan kayu jati dan tembok yang dibuat atas susunan batu bata dengan spesi atau lepa yang terbuat dari komposisi (adonan) berupa pasir, gamping (kapur), dan batu bata yang dihancurkan (digiling). Sebagai penutup atap bangunan dulunya digunakan genteng sirap. Dalam perkembangannya atap sirap digantikan dengan seng gelombang.
Kompleks masjid ini juga dilengkapi dengan kolam yang dibangun di depan serambi masjid. Hanya saja dalam perkembangannya kolam tersebut tidak lagi digunakan sebagai kolam untuk penyeberangan atau pencucian kaki. Kini pada bagian tengah dari kolam itu telah dibangun semacam jembatan atau jalan dari beton yang menjadikan orang atau umat yang memasuki masjid tidak lagi harus menyeberangi kolam. Dengan demikian kolam yang dibangun di depan serambi masjid ini tampak terletak di kanan dan kiri depan serambi. Ukuran masing-masing kolam tersebut sekitar 1,5 meter x 3 meter. Kedalaman kolam sekitar 1,5 meter.
Keletakan masjid ini juga kelihatan lebih tinggi dari jalan utama (pelataran) masjid. Ketinggian lantai masjid dari permukaan pelataran tersebut kira-kira 2,5 meter. Hal ini terjadi karena masjid memang dibangun di areal perbukitan di wilayah itu. Pada bagian depan (di seberang) pelataran tersebut terdapat sebuah balai yang berfungsi sebagai tempat jaga para jurukunci. Balai ini berhadapan langsung dengan serambi masjid. Ukuran balai tersebut sekitar 7 meter x 4,5 meter. Konstruksi dan tulangan balai ini sebagian besar terbuat dari kayu jati berkualitas baik.
Pada bagian kiri depan dari serambi ini juga terdapat monumen berbentuk tugu dengan cat putih. Monumen berbentuk tugu ini merupakan sumbangan atau persembahan untuk Sri Sunan Paku Buwana X dari Surakarta. Monumen juga dilengkapi dengan prasasti yang dituliskan dengan menggunakan huruf Jawa dan berbahasa Jawa pula. Bunyi prasasati itu menurut jurukunci setempat yang bernama Yata Hastono (58) berbunyi,“Pepenget Jumenengan Dalem tetep kawan dasa taun. Pisungsung saking para abdi dalem golongan kabupaten sarta pangreh praja sami ing Imagiri.”
Kolam dan juga tempat wudhu serta kamar mandi dan WC di kompleks masjid ini suplai airnya konon berasal dari Sumber Bengkung yang terletak di sebuah bukit di Bukit Bengkung, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul.
Latar Belakang
Masjid Kagungan Dalem Pajimatan Imogiri ini memang bernama demikian. Sejauh ini memang tidak ada nama lain untuk masjid yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma ini. Menurut sumber setempat masjid ini dibangun lebih dulu daripada pembangunan kompleks makam raja-raja. Tampaknya Sultan Agung lebih dulu mempersiapkan bangunan masjid sebelum kemudian mulai membangun kompleks makam yang kelak akan digunakan bagi dirinya dan keturunan-keturunannnya.
Masjid ini selain berfungsi untuk tempat peribadatan umat Islam secara umum juga digunakan untuk mendoakan jenazah para raja yang akan dimakamkan di kompleks makam raja-raja di Pajimatan Imogiri. Jadi, masjid ini menjadi perhentian terakhir dari perarakan jenazah raja-raja Mataram sebelum akhirnya disemayamkan di peristirahatan terakhir di kompeks makam Pajimatan Imogiri.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- Bakal Terus Gumebyar(22/02)
- Ayam Goreng Kampung Sariwangi Bumbu Meresap Sampai ke Tulang(01/04)
- Babak Rampung Pameran Priadi, tapi Babak Pembuka Priadi Kembali(31/10)
- 28 Oktober 2010, Situs - SENDANG SENUKO DAN MAKAM RADEN BAGUS KHASANTUKA(28/10)
- Rajin Pameran(23/08)
- Jogja Jadi Kota Naga(10/02)
- GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN(18/05)
- Uniknya Mesin Cetak Peta Di Museum Peta Fakultas Geografi UGM(08/09)
- TeMBI RUMAH BUDAYA(21/10)
- Denmas Bekel(23/07)