Siswa Singapore International School Jakarta Melukis Wayang
22 Sep 2015Umumnya para peserta kegiatan budaya kali ini antusias belajar budaya. Seperti ketika mereka berlatih gamelan, banyak yang serius. Saking seriusnya, kadang-kadang cara memukul gong dilakukan keras-keras sehingga membuat semua pemandu tertawa.
Kali ini pelajar yang berkunjung ke Tembi Rumah Budaya adalah para siswa SMP Singapore International School (SIS) Jakarta. Sebanyak 29 siswa dan beberapa guru SIS berkunjung ke Tembi pada Selasa, 15 September 2015. Di tempat ini, mereka ingin belajar dan berpraktik kegiatan budaya. “Mereka kita kenalkan dengan budaya Jawa, seperti melukis wayang kulit, belajar gamelan, menari, dan membatik,” kata Nita, pendamping rombongan dari travel tour.
Walaupun menurut rencana mereka akan datang ke Tembi jam 9 pagi, nyatanya jam 8.30 mereka sudah datang. Namun demikian kru Tembi sudah siap melayani mereka. Sebelum mereka diajak berkegiatan budaya, rombongan diajak berkeliling ke area Tembi, di antaranya ke Museum Tembi. Mereka dengan antusias mencatat setiap keterangan mengenai koleksi museum, seperti keris, wayang, dan dolanan anak. Penjelasan disampaikan dalam 2 bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Maklum, walaupun mereka WNI, tetapi kenyataannya mereka lebih fasih berbahasa Inggris.
Hampir setengah jam mereka melihat-lihat koleksi Museum Tembi. Berhubung kegiatan budaya sudah siap semuanya, termasuk pengajar tari sudah datang, maka sebelum mereka usai berkeliling, mereka kemudian memulai kegiatan budaya. Mereka dibagi menjadi 4 grup. Dua grup bermain karawitan, dua grup lainnya bergiliran mengikuti kegiatan membatik, melukis wayang kulit, dan menari. Lalu dilakukan roling kegiatan, usai 1 rombongan selesai.
Umumnya para peserta kegiatan budaya kali ini antusias belajar budaya. Seperti ketika mereka berlatih gamelan, banyak yang serius. Saking seriusnya, kadang-kadang cara memukul gong dilakukan keras-keras sehingga membuat semua pemandu tertawa. Demikian pula mereka yang sedang melakukan praktik membatik, melukis wayang kulit, dan menari. Mereka tambah senang, karena hasil praktiknya, yakni melukis wayang kulit dan hasil membatiknya boleh dibawa pulang untuk kenang-kenangan.
“Saya sangat senang, karena bisa belajar kegiatan yang baru-baru, yang belum pernah saya lakukan,” kata Brian. Demikian juga yang diungkapkan Philip, “Aku sangat suka, karena pengalaman pertama melukis wayang kulit, banyak belepotan cat. Sebelumnya tidak pernah belepotan cat dan bermain kotor-kotor, jadi sungguh mengasyikkan.”
Usai mengikuti kegiatan budaya, kunjungan mereka diakhiri makan siang di Pendopo Yudonegaran Tembi dengan menu khas masakan tradisional Tembi.
Suwandi
Foto: Sartono
Baca Juga
- 26-09-15
Jika Pengin Mengenal Jejak Perjuangan Pers
Sebelum menjadi Monumen Pers Nasional, bangunan ini semula adalah Gedung Sasonosuko atau Sositet Mangkunegaran. Gedung ini didirikan oleh KGPAA... more » - 26-09-15
Penampakan Benteng Vredeburg Dulu dan Sekarang
Benteng Vredeburg dibangun pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I atas permintaan pemerintah Belanda melalui Gubernur dan Direktur Pantai... more » - 25-09-15
Tempolong, Tempat Ludah yang Sudah Ditinggalkan
Selain sebagai tempat ludah, fungsi tempolong pada zaman dahulu juga sebagai tempat untuk peletakan atau tatakan kembar mayang. Kembar mayang adalah... more » - 25-09-15
Mahasiswa/i ACICIS Memasak dengan Kayu Bakar
Ketegangan segera tampak di wajah mereka. Tungku dengan bahan bakar kayu bisa dipastikan selalu menghasilkan kepulan asap yang mengganggu pandangan... more » - 23-09-15
Masjid Pura Paku Alam Yogyakarta (1)
Masjid Pura Paku Alam seluas 144 meter persegi, dengan 4 buah serambi seluas 438 meter persegi. Masjid ini berbentuk segi empat. Ruangan masjid hanya... more » - 23-09-15
Mengenal Orang Jawa Karya Niels Mulder
Masyarakat Jawa dianggap sebagai masyarakat yang penuh dengan sopan santun, ramah tamah, jarang berterus terang, sangat menjaga perasaan orang lain... more » - 21-09-15
Kata Emha Indonesia Bagian dari Desa Saya
Emha mengkritisi agar orang tidak begitu saja menelan mentah-mentah apa yang disebut “modernisasi” dari “perkotaan”. Orang harus bersifat selektif... more » - 18-09-15
Liputan Majalah Kajawen Tahun 1932 Tentang Gedung Kesenian Sobokarti Semarang
Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini... more » - 18-09-15
Yogyakarta Night at the Museum Mengajak Masyarakat Mencintai Museum
Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang... more » - 17-09-15
Jembatan Nambangan-Nangsri, Jembatan Berpintu Air Besar di Bantul
Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more »
Artikel Terbaru
- 26-09-15
Jika Pengin Mengenal
Sebelum menjadi Monumen Pers Nasional, bangunan ini semula adalah Gedung Sasonosuko atau Sositet Mangkunegaran. Gedung ini didirikan oleh KGPAA... more » - 26-09-15
Penampakan Benteng V
Benteng Vredeburg dibangun pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I atas permintaan pemerintah Belanda melalui Gubernur dan Direktur Pantai... more » - 26-09-15
Naga Dina Selasa Leg
Selasa Legi, 29 September 2015, kalender Jawa tanggal 15, bulan Besar, tahun 1948 Ehe, hari taliwangke, tidak baik untuk berbagai macam keperluan.... more » - 25-09-15
Macapatan Malam Rabu
Bagi paguyuban karawitan ‘amatiran’ yang ada di kampung-kampung, kesempatan berpentas merupakan saat yang menyenangkan, oleh karenanya mereka ingin... more » - 25-09-15
Tempolong, Tempat Lu
Selain sebagai tempat ludah, fungsi tempolong pada zaman dahulu juga sebagai tempat untuk peletakan atau tatakan kembar mayang. Kembar mayang adalah... more » - 25-09-15
Mahasiswa/i ACICIS M
Ketegangan segera tampak di wajah mereka. Tungku dengan bahan bakar kayu bisa dipastikan selalu menghasilkan kepulan asap yang mengganggu pandangan... more » - 23-09-15
Masjid Pura Paku Ala
Masjid Pura Paku Alam seluas 144 meter persegi, dengan 4 buah serambi seluas 438 meter persegi. Masjid ini berbentuk segi empat. Ruangan masjid hanya... more » - 23-09-15
Mengenal Orang Jawa
Masyarakat Jawa dianggap sebagai masyarakat yang penuh dengan sopan santun, ramah tamah, jarang berterus terang, sangat menjaga perasaan orang lain... more » - 22-09-15
Siswa Singapore Inte
Umumnya para peserta kegiatan budaya kali ini antusias belajar budaya. Seperti ketika mereka berlatih gamelan, banyak yang serius. Saking seriusnya,... more » - 22-09-15
Lukisan Kaca Kontemp
Media kaca dipilih Rina karena sangat menantang kreativitas. Selain itu, ada keunikan teknik di dalamnya. Lukisan kaca memiliki kesan puitik karena... more »