Masjid Pura Paku Alam Yogyakarta (2)
01 Oct 2015Pada masa dulu di depan dan di samping masjid juga terdapat kolam air atau blumbangan seperti masjid-masjid kuno di Jawa pada umumnya. Namum blumbangan itu pun kini telah diratakan untuk lantai halaman.
Selain prasasti berhuruf Jawa, Masjid Pura Paku Alam di Paku Alaman juga memiliki prasasti berhuruf Arab, yang terletak di selatan pintu masuk masjid. Pada intinya isi prasasti tersebut juga berkaitan dengan pendirian masjid dan tokoh yang mendirikan masjid.
Prasasti bertuliskan huruf Jawa di sebelah selatan masjid berbunyi, “Pemut kala kawangun kagungan dalem mesjid adegioun ing dinten Trustha, pasaran Trustha enjing wiwaraning jam ing tanggal Biksu wulan Candra Warna tahun Dal sinengkalan Gunung Pujangga Sapta Tunggal, mangsa Kasa kang socasi nara wedi, lambang Klawu Wuku Wukir Windu Adi: 1783”. Arti dari prasasti tersebut adalah peringatan pada waktu berdirinya mesjid pada hari Trustha waktu pagi tanggal Biksu bulan Candra Warna tahun Dal diberi sengkalan tahun Gunaning Pujangga Sapta Tunggal mangsa Kasa Soca: Sinarawedi, lambang Klawu, wuku Wukir, Windu Adi: 1783.
Masjid ini berbentuk segi empat. Ruangannya hanya untuk shalat saja. Pada masa dulu serambi masjid ini relatif sempit, lalu ditambahi serambi samping. Serambi diperluas lagi dengan memanfaatkan halaman masjid. Pada masa dulu di depan dan di samping masjid juga terdapat kolam air atau blumbangan seperti masjid-masjid kuno di Jawa pada umumnya. Namum blumbangan itu pun kini telah diratakan untuk lantai halaman.
Di samping tempat pengimaman (mihrab) ditempatkan sebuah krepyak atau maksurah, yakni alat pelindung bagi Sri Paku Alam jika ikut shalat berjamaah di masjid. Akan tetapi kini krepyak tersebut dapat digunakan oleh siapa saja yang mau shalat di dalamnya. Selain itu ada pula mimbar yang dibuat demikian khas sebagai mimbar masjid keraton.
Masjid ini didominasi cat berwarna kuning. Masjid disangga oleh 12 tiang kayu jati. Terdapat pula tiga buah lampu gantung yang indah. Pintu masjid induk ada 3 buah dan terbuat dari kayu jati. Pada bagian serambi tengah terdapat pula lemari untuk menempatkan buku-buku (perpustakaan) dan beduk. Sedangkan serambi bagian timur disangga oleh 12 tiang penyangga dan tanpa tembok. Sedangkan lantai diperkeras dengan tegel. Dinding masjid hingga ketinggian 1,5 m juga dilapisi tegel teraso.
a. sartono
EDUKASIBaca Juga
- 06-10-15
Kali Ketiga Highfield International Jakarta Belajar di Tembi Rumah Budaya
Seperti dua kali kunjungan sebelumnya, mereka kali ini juga melakukan kegiatan budaya, dengan tujuan agar mereka mengenal budaya lokal Nusantara... more » - 05-10-15
Demi Kemerdekaan RI, Candu Pun Dimanfaatkan
Candu juga pernah digunakan pemerintah Republik Indonesia sebagai dana perjuangan. Faktor yang mendorong adalah kondisi sosial, ekonomi dan keuangan... more » - 02-10-15
Aja Mung Mikir Wudele Dhewe
Pepatah ini mengimbau agar manusia yang hidup di dunia ini tidak hanya memikirkan kepentingannya sendiri atau egois. Pepatah atau peribahasa Jawa “... more » - 30-09-15
Aneka Kolam Air Peninggalan Era Hindu-Buddha
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui berbagai macam patirthan, fungsinya pada masa lalu, serta perubahan dan peruntukannya pada masa kini.... more » - 29-09-15
Bilawa (3): Tenang dan Percaya Diri
Pada saat Bilawa menapakkan kakinya memasuki alun-alun, semua mata menatapnya. Inilah orang yang dipilih raja mereka untuk menandingi Rajamala.... more » - 29-09-15
Bursa Mobil di Surabaya Tahun 1932
Terlihat dalam foto tersebut, orang-orang yang hadir pada bursa mobil itu berpakaian sangat necis dan rapi, baik orang dewasa dan anak-anak. Itu... more » - 28-09-15
Buku Lawas Pelajaran Sastra Jawa
Di Perpustakaan Tembi tersimpan buku lawas berjudul “Ngengrengan Kasusastran Djawa. Jilid 1” yang artinya kurang lebih “Catatan Ringkas Kesusasteraan... more » - 26-09-15
Jika Pengin Mengenal Jejak Perjuangan Pers
Sebelum menjadi Monumen Pers Nasional, bangunan ini semula adalah Gedung Sasonosuko atau Sositet Mangkunegaran. Gedung ini didirikan oleh KGPAA... more » - 26-09-15
Penampakan Benteng Vredeburg Dulu dan Sekarang
Benteng Vredeburg dibangun pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I atas permintaan pemerintah Belanda melalui Gubernur dan Direktur Pantai... more » - 25-09-15
Tempolong, Tempat Ludah yang Sudah Ditinggalkan
Selain sebagai tempat ludah, fungsi tempolong pada zaman dahulu juga sebagai tempat untuk peletakan atau tatakan kembar mayang. Kembar mayang adalah... more »
Artikel Terbaru
- 06-10-15
Didik Nini Thowok Be
Ia adalah perias yang piawai, ia juga bisa melukis, ia manajer yang baik, ia juga seorang pengajar di berbagai institusi, komedian, pantomimer,... more » - 06-10-15
Kali Ketiga Highfiel
Seperti dua kali kunjungan sebelumnya, mereka kali ini juga melakukan kegiatan budaya, dengan tujuan agar mereka mengenal budaya lokal Nusantara... more » - 05-10-15
Batik Kudus di Hari
Setelah peluncuran labelnya ‘Bali Java’ desainer Denny WIrawan membuat aneka kreasi Batik Kudus. Dalam rangka Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2... more » - 05-10-15
Demi Kemerdekaan RI,
Candu juga pernah digunakan pemerintah Republik Indonesia sebagai dana perjuangan. Faktor yang mendorong adalah kondisi sosial, ekonomi dan keuangan... more » - 03-10-15
Para Penegak Hukum M
Sastra Bulan Purnama edisi ke-48, yang diselenggarakan Selasa, 29 September 2015 tidak hanya menampilkan para penyair, yang puisinya tergabung dalam... more » - 03-10-15
Rabu Pon Hari Baik d
Jika Anda tidak mau celaka, jangan menuju ke arah di mana sang naga berada, karena ia akan mencelakai Anda. Apalagi jika ‘naga dina’ bersamaan... more » - 03-10-15
Rumah Kreasi Indones
JPN Center merupakan lembaga pendidikan nonformal dalam bidang Art & Culture Edutainment. Tujuan lembaga ini untuk membangun masyarakat bermental... more » - 02-10-15
Ketua LPSK Pidato Ke
Dalam melakukan sosialisasi, kata Semendawai, LPSK pernah menggunakan kesenian wayang kulit. Dari kesenian ini, kita memberi muatan pada pergelaran... more » - 02-10-15
Para Komponis Muda B
Pada lokakarya yang diselenggarakan di museum Tembi Rumah Budaya, Sabtu, 26 September 2015, KKM 6,5 Composers Collective mengundang komponis tamu... more » - 02-10-15
Aja Mung Mikir Wudel
Pepatah ini mengimbau agar manusia yang hidup di dunia ini tidak hanya memikirkan kepentingannya sendiri atau egois. Pepatah atau peribahasa Jawa “... more »