Lesmana Mandrakumara, Putra Mahkota Tanpa Mahkota
22 May 2015 Walaupun menyandang gelar putra mahkota, ketergantungannya kepada orang lain sangat tinggi, sehingga ia tidak mempunyai inisiatif untuk memutuskan suatu tindakan, bahkan yang sangat sederhana sekalipun. Seperti misalnya dalam hal memilih busana.Namanya adalah Lesmana Mandrakumara, atau Sarojakusuma. Ia dilahirkan dari pasangan Prabu Duryudana dan Dewi Banowati, raja dan permaisuri negara Hastinapura. Dikarenakan lahir sebagai anak sulung laki-laki dari seorang raja, maka dengan sendirinya ia berhak menyandang gelar sebagai putra mahkota. Namun putra mahkota yang satu ini rupanya tidak sesuai harapan. Ada keprihatinan di hati kedua orang tuanya dan kekecewaan rakyatnya. Hal tersebut dikarenakan Lesmana Mandrakumara mengalami ketertinggalan mental. Nada bicaranya panjang seakan dibuat-buat. Pilihan katanya tidak cerdas dan bahkan menampakkan bahwa dirinya kekanak-kanakan dan bodoh.
Walaupun menyandang gelar putra mahkota, ketergantungannya kepada orang lain sangat tinggi, sehingga ia tidak mempunyai inisiatif untuk memutuskan suatu tindakan, bahkan yang sangat sederhana sekalipun. Seperti misalnya dalam hal memilih busana. Karena jika dibiarkan, Lesmana cenderung ‘sakarepe dhewe’ suka-suka gue, semuanya dipakai sehingga terkesan seperti barongan. Demikian pula dalam hal memilih pasangan. Ia sangat bergantung kepada Sengkuni pamannya. Pada lakon Cantrik Janaloka, ia dijodohkan dengan Endang Pergiwa tetapi digagalkan oleh Gatotkaca. Juga dalam lakon Pancawala Larung, Lesmana dijodohkan dengan Pergiwati namun digagalkan oleh Pancawala. Walaupun selalu gagal, Sarojakusuma tetap bersemangat untuk merengek minta dinikahkan.
Hal lain yang memprihatinkan sebagai seorang putra mahkota adalah, ia selalu gagal dalam meraih wahyu. Ketika wahyu Cakraningrat, yang adalah wahyu raja diturunkan oleh dewa, Sarojakusuma kalah bersaing dengan Abimanyu. Juga saat wahyu Makutarama yang berisi 8 sifat raja diturunkan di Gunung Swelagiri atau Kutarungu, yang mendapatkan adalah Arjuna. Selalu mengalami ketidakberhasilan dengan apa yang diupayakan membuktikan bahwa anak sulung Duryudana itu dapat dikatakan tidak mempunyai ilmu yang dapat diandalkan untuk bersaing. Bahkan dalam setiap kemunculan ia selalu menjadi bahan tertawaan karena kekonyolan dan ketololannya.
Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa keterbelakangan mental yang dibawa Lesmana Mandrakumara sejak lahir itu disebabkan oleh kesalahan orang tua. Menurut cerita yang dirahasiakan, Lesmana Mandrakumara bukanlah anak Duryudana, melainkan anak hasil hubungan gelap Banowati dengan Arjuna. Maka ketika lahir parasnya sangat tampan persis Arjuna. Banowati ketakutan, karena hal tersebut dapat menguak hubungan gelapnya dengan Arjuna. Maka kemudian memohonlah ia kepada dewa agar wajah bayi tersebut dirubah. Rupanya Banowati ‘dilulu’ oleh dewa, permohonannya dikabulkan, bayi Lesmana yang tampan seperti Arjuna dirubah menjadi mirip Duryudana yang tidak tampan. Ternyata perubahan itu berdampak tidak baik bagi si bayi, ia mengalami keterbelakangan mental yang merugikan.
Itulah cara dewa dalam memberi pelajaran kepada manusia yang telah melakukan kesalahan dan berani menolak ‘ketampanan’ yang dianugerahkan. Banowati telah menolak bayinya yang tampan dengan tujuan untuk menyembunyikan aib yang ada pada dirinya. Namun pada kenyataannya aib itu justru hidup pada sosok Sarojakusuma anak sulungnya yang seharusnya menjadi putra mahkota.
Herjaka HS
EDUKASIBaca Juga
- 22-05-15
Peringatan "Hari Museum Internasional" di Yogyakarta
Hari Museum Internasional yang jatuh setiap tanggal 18 Mei diperingati oleh insan permuseuman baik dalam lingkup internasional, nasional, maupun... more » - 20-05-15
Outbond Budaya TK Taman Indriya Tamansiswa Jetis di Tembi
Anak-anak TK kecil, besar, dan PAUD dari Taman Indriya Tamansiswa Yogyakarta berjumlah 66, begitu bersemangat ketika mereka menuju ke sawah untuk... more » - 20-05-15
Melihat Sejarah dari Dinamika Rakyat Bawah
Isi buku ini sangat jelas menerangkan berbagai reaksi kalangan bawah terhadap peraturan atau kebijakan pemerintah, juga usaha-usaha pemerintah dalam... more » - 19-05-15
JUDUL BUKU KOLEKSI PERPUSTAKAAN Tembi SERI KE-98
... more » - 19-05-15
Pintu Gerbang Pasar Gambir di Tahun 1931
Majalah Kajawen edisi nomor 70 tanggal 2 September 1931, menampilkan foto bangunan arsitektur khas Lombok di Pasar Gambir, dan foto suasana pembukaan... more » - 18-05-15
Soblok, Alat Dapur dari Aluminium Pengganti Dandang
Fungsi utama soblok sama dengan dandang, yaitu untuk menanak nasi model kukus. Bedanya, dandang perunggu atau kuningan lebih berat dan mahal harganya... more » - 11-05-15
SMP Madania I Parung Bogor Melukis Topeng Kayu
Usai mendapat penjelasan singkat, para siswa itu langsung berpraktek melukis topeng kayu. Melukis topeng atau dalam bahasa Jawa disebut “nyungging”... more » - 07-05-15
Menjelajah ke Museum Radya Pustaka Surakarta (5)
Koleksi pertama yang bisa dilihat di museum ini adalah mata uang dari berbagai negara, seperti Belanda, Hongkong, Amerika, Kanada, India, Denmark,... more » - 02-05-15
Kiprah Paud Mekar Gamping
Mereka tidak didampingi oleh kedua orang tuanya. Hanya beberapa guru saja yang mendampingi mereka. Sengaja mereka dilepaskan untuk mencoba mandiri... more » - 29-04-15
PGTK Khalifah Datang dengan Pakaian Tradisional
Kedatangan mereka masih dalam rangka peringatan Hari Kartini sehingga sebagian dari mereka mengenakan pakaian tradisional dan pakaian yang... more »
Artikel Terbaru
- 23-05-15
Bedhaya Sang Amurwab
Pentas tari ini digelar di tengah konflik internal keraton, setelah Sultan HB X mengeluarkan “sabda raja” dan “dhawuh raja”, yang isinya salah... more » - 23-05-15
Jika Ada Tamu dari T
Jika ada tamu datang ke rumah Anda pada hari Selasa pekan ini dari arah Timur itu perlambang (pertanda) baik, bakal membawa pertolongan. Tetapi jika... more » - 23-05-15
Diskusi Oidipus Sebe
Buku ini diterbitkan bukan sebagai katalog, tetapi lebih sebagai bahan masukan untuk sutradara dalam menafsirkan Oidipus karya Sophocles. Sejumlah... more » - 22-05-15
Lesmana Mandrakumara
Walaupun menyandang gelar putra mahkota, ketergantungannya kepada orang lain sangat tinggi, sehingga ia tidak mempunyai inisiatif untuk memutuskan... more » - 22-05-15
Peringatan "Har
Hari Museum Internasional yang jatuh setiap tanggal 18 Mei diperingati oleh insan permuseuman baik dalam lingkup internasional, nasional, maupun... more » - 21-05-15
Aji Prasetyo Kembali
“Ketika orang membeli karya saya, itu bukan membeli gambarnya. Mereka membeli opini saya. Mereka ternyata suka dengan opini saya walaupun juga banyak... more » - 21-05-15
Sarasvati Paparkan N
Band asal Bandung, Sarasvati siap rilis album mini hasil kolaborasinya dengan band asal Perancis, Gran Kino. Meski berbeda negara kedua band ini... more » - 20-05-15
Outbond Budaya TK Ta
Anak-anak TK kecil, besar, dan PAUD dari Taman Indriya Tamansiswa Yogyakarta berjumlah 66, begitu bersemangat ketika mereka menuju ke sawah untuk... more » - 20-05-15
Melihat Sejarah dari
Isi buku ini sangat jelas menerangkan berbagai reaksi kalangan bawah terhadap peraturan atau kebijakan pemerintah, juga usaha-usaha pemerintah dalam... more » - 20-05-15
24 Tahun Jamaica Caf
Kelompok Akapela Jamaica Café sudah 24 tahun bergelut di bidang musik. Mereka salah satu pelopor musik mulut di Indonesia. Pada dekade 90-an mereka... more »