Teater Koma Suguhkan Republik Cangik
Author:editorTembi / Date:10-11-2014 / Teater Koma menampilkan lakon terbarunya “Republik Cangik” yang akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dari tanggal 13 hingga 22 November 2014. Pementasan ini merupakan lakon ke-4 yang berjudul “Republik” dan menggunakan nama tokoh panakawan setelah sebelumnya mementaskan Republik Bagong, Republik Togog dan Republik Petruk.
Tim Teater Koma dengan Galeri Indonesia Kaya
Teater Koma menampilkan lakon terbarunya “Republik Cangik” yang akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dari tanggal 13 hingga 22 November 2014. Pementasan ini merupakan lakon ke-4 yang berjudul “Republik” dan menggunakan nama tokoh panakawan setelah sebelumnya mementaskan Republik Bagong, Republik Togog dan Republik Petruk.
Produksi terbaru ini didukung oleh aktor dan aktris kawakan Teater Koma seperti Rita Matu Mona, Budi Ros, Subarkah Hadisarjana, Anneke Sihombing, Dorias Pribadi, Alex Fatahillah, Ohan Adiputra, Daisy Lantang, Ratna Ully, Raheli Dharmawan, Supartono JW dan Emmanuel Handoyo. Para pemain muda yang turut mendukung seperti Tuti Hartati, Bayu Dharmawan Saleh, Angga Yasti, Suntea Sisca, Ade Firman Hakim, dan Rangga Riantarno.
Para pemain
Pementasan ini bercerita tentang Cangik, panakawan wanita dari kerajaan Mandura yang bertugas memilih pemimpin Negeri Suranesia setelah Maharaja Surasena, pemimpin sebelumnya meninggal dunia. Cangik beralih fungsi menjadi juri yang bertugas memilih satu Maharaja dari enam calon yang maju. Mereka adalah Santunu Garu, Dundung Bikung, Graito Bakari, Burama Rama, Binanti Yugama dan Jaka Wisesa. Mereka semua merasa dirinya pantas dan mampu memerintah Suranesia.
Cuplikan adegan Republik Cangik
Memilih penguasa adalah tugas yang mulia. Dengan ajian sakti peninggalan maharaja sebelumnya, Cangik berhasil memanggil tokoh-tokoh besar dunia wayang untuk ikut menjadi juri dalam sayembara ini. Para Juri tersebut adalah Semar, Sang panakawan senior; Betari Permoni, Ratu para setan; Betari Narada, perdana menteri para dewa; Raden Gatotkaca sebagai wakil Pandawa; Raden Lesmono sebagai wakil Kurawa; dan Riri Ratri, putri raja Kediri.
“Teater merupakan media untuk berekspresi dan selalu memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada penonton melalui harmonisasi akting, tari, musik, visual dan beragam unsur lainnya. Pada produksi ke-136 ini kami mengajak penonton berpikir apa jadinya kalau tugas memilih pemimpin negara harus diemban seorang panakawan? Apakah sesudah musibah, adakah berkah? Ini merupakan pertanyaan bagi kita semua dan pementasan ini menjadi cerminan bagi kita untuk melihat diri kita secara jujur,” ujar Nano Riantarno, penulis naskah dan sutradara pementasan ini.
Bagian dari dari adegan Republik Cangik
Dalam lakon tersebut tersisip pesan untuk kaum wanita supaya tidak takut untuk bersuara, apalagi dalam kabinet pemerintahan yang baru ini terdapat 8 perempuan, yang menjadi bukti bahwa kian banyak perempuan dipercaya untuk mengemban tugas di pucuk kementerian.
Naskah dan Foto : Beatrix Imelda S
Berita budayaLatest News
- 26-12-14
Voice of Asmat, Perp
Pertunjukan musik akustik dibawakan sekelompok anak muda berbakat, yaitu Putri Soesilo, Aji Setyo, Dika Chasmala, dan Alwin. Mereka memadukan rasa... more » - 26-12-14
Puntadewa Masuk Nera
Puntadewa tersentak hatinya. Ia tidak dapat membayangkan betapa sakit dan sengsara keempat adiknya. Tanpa berpikir panjang, Puntadewa bergegas... more » - 24-12-14
Rumah Kebangsaan. Da
KRT Jayadipura adalah salah satu tokoh gerakan kebangsaan. Karena itu, tidak heran apabila dalem Jayadipuran sering dipakai untuk pertemuan atau... more » - 24-12-14
Cuplikan dari Festiv
Kirab atau pawai ini merupakan awal atau pembukaan Festival Seni Budaya Klasik yang diselenggarakan oleh Pura Paku Alaman pada tanggal 17-20 Desember... more » - 23-12-14
Gladhen Tembang Maca
Pada Gladhen 22 ini tembang yang dipakai untuk belajar adalah tembang Asmarandana yang dilagukan dengan notasi Slobok. Sedangkan teks tembang,... more » - 23-12-14
Pembacaan Puisi untu
Jalan menuju Desa Kedunggubah sedikit terjal, dan terasa agak terpencil, jauh dari pusat kota. Jalann menuju desa bukan hanya berlubang, tetapi juga... more » - 23-12-14
Pameran Tunggal Visu
Bulan Desember 2014 ini Ong ditantang untuk berpameran tunggal oleh Bentara Budaya Yogyakarta, yang sempat membuat dirinya ragu-ragu, antara meng-iya... more » - 22-12-14
Ini Buku Akutansi Za
Perpustakaan Tembi, yang terbuka untuk umum, menyimpan buku kuno ini yang berisi tentang pengantar ilmu dagang. Istilah sekarang akuntansi. Buku... more » - 22-12-14
“Kecubung Pengasihan
Perkumpulan Seni Nusantara Baca (PSBN) menggarap cerpen karya Danarto itu menjadi sebuah pertujukan, yang memadukan antara musik, alunan dan... more » - 22-12-14
Tangis Gandrik dalam
Lakon Tangis yang merupakan naskah karya almarhum Heru Kesawa Murti yang berjudul Tangis, memang menyuguhkan kritik sosial tentang pusaran tipu-tipu... more »