Bertabur Cinta di Bulan Purnama

Author:editorTembi / Date:07-02-2015 / Sastra Bulan Purnama edisi ke-41 dihadiri banyak anak-anak muda, mungkin karena yang ditampilkan penyair muda, dan tema yang dihadirkan sesuatu yang berdekatan dengan kehidupan mereka, ialah cinta.

Raedu Basha tampil membacakan puisi karyanya dalam Satra Bulan Purnama 41 di Pendapa Tembi Rumah Budaya, foto: Facebook Tegoeh
Raedu Basha

Puisi cinta seperti tak bisa jauh dari anak-anak muda, sehingga Sastra Bulan Purnama Rabu malam 4 Februari 2015 yang menghadirkan tajuk “Puisi Cinta Di Bulan Purnama” diselenggarakan di Pendapa  Tembi Rumah Budaya, bertaburan anak-anak muda, berbaur dengan orang-orang tua lainnya, sehingga puisi cinta bertabur di Bulan Purnama.

Sastra Bulan Purnama edisi ke-41 dihadiri banyak anak-anak muda, mungkin karena yang ditampilkan penyair muda, dan tema yang dihadirkan sesuatu yang berdekatan dengan kehidupan mereka, ialah cinta. Maka, anak-anak muda, bersama menikmati puisi cinta yang dibacakan oleh para penyair muda seusia mereka.

Orang yang sudah tidak lagi muda, mungkin malah sudah memiliki cucu, tidak ketinggalan ikut hadir dalam acara Sastra Bulan Purama dalam suasana cinta, yang dibalut sejuk angin malam hari. Apalagi ketika pembacaan sudah berlangsung ‘setengah jalan’ hujan deras mengguyur, sehingga puisi cinta terasa syahdu.

Ratih Pratiwi tampil membacakan puisi karyanya dalam Sastra Bulan Purnama 41 di Pendapa Tembi Rumah Budaya, foto: Facebook Tegoeh
Ratih Pratiwi

Pembaca pertama, Raedu Basha, tampil dengan penuh keyakinan dan dia membaca puisi yang agak panjang. Ekspresi wajahnya seperti untuk menunjukan bahwa dia sungguh menghayati puisi yang dibacakan. Gerakan tangannya, yang kadang melebar, atau seolah seperti menunjuk, menandakan Raedu mempersiapkan diri dalam membaca puisi karya di acara Sastra Bulan Purnama.

Raedu terbilang masih muda, usianya baru 26 tahun dan sedang menempuh Program S2 Ilmu Antropologi Budaya Fakultas Ilmu Budaya UGM. Puisi cinta yang dibuatnya tidak sebatas cinta dua sejoli, tetapi cinta dalam arti luas, yang menyentuh wilayah kehidupan. Kita kutipkan salah satu puisi Raedu Basha yang dihimpun dalan ‘Puisi Cinta Di Bulan Purnama’

Kurniaji Satoto tampil membacakan puisi karyanya dalam Sastra Bulan Purnama 41 di Tembi Rumah Budaya, foto: Facebook Tegoeh
Kurniaji Satoto

KANGEN MARDA 
Salam untuk Soe Marda Paranggana

sampaikan pada Marda 
aku kangen cengkerama dengan segelas teh senja 
mengeja tapak lalu lalang dengan sajak yang tiada orang memberi harga 
seharian berdua mengkatung di sudut asrama 
memilin kata memilin bahasa 
mengungkap kenduri harapan yang selalu tertunda

pagi-pagi sekali Marda biasanya tak mengaji 
maka jangan cari ke musala atau perkumpulan diskusi 
dia pasti di kantin dengan kepulan rokoknya yang hangat 
menyebul seantero jagad 
sambil meneruskan sajaknya 
yang semalam tak habis dia tuliskannya 
aku kangen membawakan secangkir susu panas untuknya 
sambil bebincang teduh di balik embun luar bangunan 
yang rajam menyelangkang lelubang badan

sampaikan pada Marda 
kangen sekali aku di sini.

2007

Ratih Pratiwi, tampil membacakan puisi cinta karyanya, yang memang memilih cinta dua sejoli. Ratih seolah seperti masih terikat pada kisah cinta sejoli dan puisi merupakan ruang ekspresi yang dipilih. Dalam penampilannya, terlihat sekali Ratih grogi, namun demikian puisi yang dibacakannya, lebih-lebih sambil diiringi petikan gitar, membuat puisinya seperti penuh cinta.

Penyair lain, Kurnaji Satoto, yang naik ke panggung sambil mengenakan tongkat kruck untuk menyangga kedua kakinya. Dalam keadaan seperti itu, energi Kurniaji terlihat penuh, sehingga ketika membaca puisi sambil duduk di kursi dan diiringi gesekan biola dan petikan gitar, Kurniaji seperti sedang ‘menghidupkan’ puisinya.

Anak-anak muda hadir berbaur dengan orang-orang tua dalam Sastra Bulan Purnama di Pendapa Tembi Rumah Budaya, foto: Facebook Tegoeh
Anak-anak muda di Sastra Bulan Purnama

Secara bergantian, penyair muda yang menaburkan cinta di Bulan Purnama, Rozi Kembara, Dimas Indiana, dan Bernard Batubara dan sejumlah pembaca lain yang tampil secara spontan membaca puisi, salah satunya ada yang membacakan puisi karya Zawawi Imron, penyair dari Madura.

Anak-anak muda yang hadir dalam Sastra Bulan Purnama edisi ke-41 dengan tajuk ‘Puisi Cinta Di Bulan Purnama’ bertahan sampai acara selesai dan hujan sudah mulai reda. Hujan membasahi puisi cinta di Bulan Purnama.

Nonton yuk ..!

Ons Untoro

Bale Karya Pertunjukan Seni

Latest News

  • 18-02-15

    Ini Rujukan untuk Me

    Ensiklopedi ini secara panjang lebar membahas tentang keris dan hal-hal lain yang berhubungan dengan keris. Seperti pengertian keris, asal usul,... more »
  • 18-02-15

    Nino Gracia Padukan

    Suguhkan alunan lagu-lagu bertemakan nasional, Nino Gracia mengajak anak muda mencintai musik tradisi lewat albumnya yang bertajuk Indonesia Bahagia... more »
  • 18-02-15

    Langen Mandrawanara

    Istilah Langen Mandrawanara dapat diartikan sebagai langen= bersenang-senang/hiburan, mandra = banyak, dan wanara= kera. Dari istilah ini dapat... more »
  • 17-02-15

    Lukisanku adalah Dzi

    Bagi AZF Tri Hadiyanto melukis adalah sebentuk upaya untuk mengungkapkan gambaran jiwa agar sesuatu yang tidak tampak secara visual dapat dengan... more »
  • 17-02-15

    Denmas Bekel 17 Febr

    more »
  • 17-02-15

    Mengenal Museum Soeh

    Di teras museum atau dalam istilah Jawa disebut “emperan”, dipajang koleksi foto yang jumlahnya sekitar 15 buah, seperti: foto Pak Harto, termasuk... more »
  • 16-02-15

    Baris Kedua dari Mah

    ‘Konspirasi Demokrasi' karya Haqiqi Nurcahyo, yang menyajikan visual penuh warna, yang menyajikan berbagai macam tanda dalam satu ‘ruang yang sama’,... more »
  • 16-02-15

    Aneka Warangka Keris

    Tidak semua jenis kayu baik untuk dibuat warangka. Hanya beberapa jenis kayu yang baik untuk dibuat warangka. Setiap daerah mempunyai pilihan kayu... more »
  • 16-02-15

    Aneka Prasasti di Yo

    Menurut para ahli dan juga berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, Yogyakarta pada sekitar abad ke-7 hingga ke-11 merupakan bagain utama dari... more »
  • 16-02-15

    Pasinaon Basa Jawa K

    Ing ngandhap menika tuladha trap-trapanipun tembung wonten ing undha-usuk basa Jawi samenika, kanthi katrangan: n = cekakan saking basa ngoko, na =... more »