Aja Mung Kridha Lumahing Asta

Author:editorTembi / Date:24-04-2015 / Meminta-minta atau mengemis dalam hal ini tidak harus diartikan sebagai lakuan atau tindakan seperti yang dilakukan oleh para pengemis secara wantah, namun bisa berarti bermacam-macam.

Peribahasa atau pepatah Jawa di atas secara harafiah berarti jangan hanya suka menadahkan tangan (meminta-minta/mengemis).

Meminta-minta atau mengemis dalam hal ini tidak harus diartikan sebagai lakuan atau tindakan seperti yang dilakukan oleh para pengemis secara wantah, namun bisa berarti bermacam-macam. Contohnya, orang yang tidak mau atau malas bekerja namun meminta upah sama dengan orang yang lebih rajin dan lebih produktif dalam bekerja sama artinya dengan pengemis.

Orang yang tidak bekerja sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab namun menerima upah rutin bulanan pada hakikatnya sama dengan pengemis karena ia sesungguhnya menerima gaji buta. Orang yang tidak mau bekerja keras, mandiri, dan hanya menjual iba kepada orang lain dengan tujuan mendapatkan bantuan pada hakikatnya sama juga dengan pengemis.

Dalam khasanah kebudayaan Jawa (Nusantara) masa lalu watak atau lakuan mengemis secara wantah maupun tersamar dan bahkan simbolik dianggap sebagai lakuan yang hina dan tidak bermartabat alias memalukan.

Mengemis selalu mengandung makna malas bekerja, mau enaknya saja, mudah menyerah, tidak mau berusaha keras, mau cari enaknya saja, terlalu mengasihani diri sendiri, serta mengabaikan martabatnya sebagai manusia ciptaan Tuhan yang diberi aneka berkat (talenta, kemampuan, hidup, dan sebagainya).

A. Sartono

Ensiklopedi Bothekan

Latest News

  • 29-04-15

    PGTK KHalifah Datang

    Kedatangan mereka masih dalam rangka peringatan Hari Kartini sehingga sebagian dari mereka mengenakan pakaian tradisional dan pakaian yang... more »
  • 29-04-15

    Membaca Jejak Chairi

    Dalam acara ini ditampilkan pembacaan puisi, musikalisasi puisi dan pidato kebudayaan. Para penyair muda dan penyair senior bergabung menjadi satu... more »
  • 28-04-15

    Denmas Bekel 28 Apri

    more »
  • 28-04-15

    Anak-anak Tim-Tim di

    Metode yang digunakan Helena van Klinken untuk menyusun buku ini adalah dengan mewawancarai 90 sumber lisan. Berdasarkan hal ini penulis kemudian... more »
  • 27-04-15

    Kearifan Lokal yang

    Dengan membaca buku ini, Anda akan mengetahui berbagai kearifan lokal masyarakat Lombok, sebagai media pendidikan antikorupsi. Juga berbagai bentuk... more »
  • 27-04-15

    ‘Di antara Perempuan

    Sebanyak 7 penyair, satu diantaranya pria dan sisanya penyair perempuan, sedang menyiapkan antologi puisi yang diberi judul ‘Di Antara Perempuan’ dan... more »
  • 27-04-15

    Pada Tiap Rumah Hany

    Bertepatan dengan Hari Kartini, Selasa malam, 21 April 2015, Bentara Budaya Yogyakarta, membuka pameran seni grafis karya Theresia “Tere” Agustina... more »
  • 25-04-15

    Anak Yang Lahir Tang

    Tanggal 8 (Jawa) adalah ‘dina Menjangan.’ Anak yang lahir pada tanggal tersebut baik wataknya, beruntung hidupnya, dikasihi orang-orang agung. Untuk... more »
  • 25-04-15

    Kunjungan SMA Pangud

    SMA Pangudi Luhur (PL) Yogyakarta kembali berkunjung ke Tembi Rumah Budaya Yogyakarta untuk mengenal budaya Jawa secara lebih dekat. Kali ini,... more »
  • 25-04-15

    Hanyaterra meluncurk

    Hanyaterra adalah kelompok kolektif musik keramik dari Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang terdiri dari Tedi En , Iwan Maulana, Ami... more »