Jaya Giri Jaya Bahari dalam Kilas Balik Peradaban Tambora

Author:editorTembi / Date:29-09-2014 / Meski sejak tahun 1815, peradaban Tambora telah lama terkubur oleh letusan Gunung Tambora, namun hasil penelitian arkeologi memerlihatkan dengan jelas kejayaan Kesultanan Tambora pada masanya.

Seminar Nasional Jaya Giri Jaya Bahari,diselenggarakan oleh Bentara Budaya Jakarta bersama Kompas Gramedia, Senin 22 September 2014, foto: Marcellina Rosiana
I Made Griya mempresentasikan pendapatnya

“Jaya Giri Jaya Bahari dalam kilas balik peradaban Tambora” merupakan salah satu topik pembahasan dalam sesi ke-2 Seminar Nasional Jaya Giri Jaya Bahari yang diselenggarakan oleh Bentara Budaya Jakarta bersama Kompas Gramedia, Senin 22 September 2014.

Seminar ini dibagi menjadi dua sesi, masing-masing menghadirkan lima pembicara dari Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Yogyakarta, Museum Geologi, Balai Pengkajian Dinamika Pantai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, serta seorang penulis yang juga peneliti kebencanaan, Drs I Made Griya MSi.

Dalam presentasinya I Made Griya menerangkan, Kasultanan Tambora berperan dalam perdagangan di wilayah Nusa Tenggara karena memilki sumber daya alam dan kerajinan, sehingga mampu menjadi kawasan penyangga komoditi perdagangan dari Kasultanan Bima. Komoditi yang dimilki Tambora antara lain kopi, kemiri, madu, dendeng rusa, tali tambang, kerajiinan tenun dan kuda. Kuda Sumbawa yang banyak diekspor oleh Kerajaan Bima, diduga sebagian besar didatangkan dari Kesultanan Tambora, disamping perdagangan langsung yang dilakukan dengan kerajaan atau para pedagang lainnya.

I Made Griya juga menjelaskan, ada sejumlah variabel yang mendukung Kasultanan Tambora sebagai kawasan perdagangan yakni sumber daya alam, letak geografis dan upaya produksi sebagai upaya mengisi peluang komoditi yang tidak dihasilkan oleh pihak kerajaan lainnya. Variabel geografis letak Kasultanan Tambora memiki akses baik ke Labuhan Kenanga maupun akses ke Teluk Saleh yang menjadi lintasan para pedagang ke kawasan Nusa Tenggara. Peran Kesultanan Bima sebagai kawasan yang terkenal memiliki bandar ramai pada waktu itu, memberi peluang Tambora di kegiatan perdagangan, dan hubungan yang intens dengan pihak luar. Sehingga akses ini menjadikan Kasultanan Tambora ikut berperan dalam Hegemoni perdagangan.

Dalam kesimpulannya, I Made Griya menjelaskan, pendukung kemajuan perdagangan di Tambora adalah Kejayaan giri dan kejayaan bahari Kesultanan Tambora yang tidak lepas dari letak geografis yang sangat strategis, sehingga menjadikan Tambora memiliki peran sangat penting dalam perdagangan di wilayah Nusa Tenggara. Meski sejak tahun 1815, peradaban Tambora telah lama terkubur oleh letusan Gunung Tambora, namun hasil penelitian arkeologi memerlihatkan dengan jelas kejayaan Kesultanan Tambora pada masanya.

Peristiwa yang terjadi di Tambora merupakan salah satu fenomena kekayaan alam yang memengaruhi peradaban wilayahnya. Dalam sambutan Direktur Bentara Budaya Jakarta, Hariadi Saptono menjelaskan Jaya Giri Jaya Bahari ini sebetulnya merupakan topik besar Bentara Budaya tentang fenomena-fenomena alam kegunungapian dan fenomena-fenomena alam kelautan, yang secara nyata peristiwa-peristiwa tersebut memengaruhi peradaban nusantara secara langsung.

Seminar ini merupakan pembuka kegiatan dari rangkaian acara yang puncaknya akan diadakan pada Bulan Juni tahun depan. Ke depannya, Bentara Budaya Jakarta juga akan menampilkan pameran dan pertunjukan kesenian yang berkaitan dengan tradisi kegunungapian dan kelautan. Hariadi Saptono menambahkan, kegiatan ini juga bertujuan agar masyarakat semakin mengenali Indonesia melalui peristiwa sejarah yang telah terjadi, sehingga penduduk Indonesia dapat mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut untuk menghadapi masa yang akan datang.

Naskah dan foto: Marcellina Rosiana

Berita budaya

Latest News

  • 24-12-14

    Rumah Kebangsaan. Da

    KRT Jayadipura adalah salah satu tokoh gerakan kebangsaan. Karena itu, tidak heran apabila dalem Jayadipuran sering dipakai untuk pertemuan atau... more »
  • 24-12-14

    Cuplikan dari Festiv

    Kirab atau pawai ini merupakan awal atau pembukaan Festival Seni Budaya Klasik yang diselenggarakan oleh Pura Paku Alaman pada tanggal 17-20 Desember... more »
  • 23-12-14

    Gladhen Tembang Maca

    Pada Gladhen 22 ini tembang yang dipakai untuk belajar adalah tembang Asmarandana yang dilagukan dengan notasi Slobok. Sedangkan teks tembang,... more »
  • 23-12-14

    Pembacaan Puisi untu

    Jalan menuju Desa Kedunggubah sedikit terjal, dan terasa agak terpencil, jauh dari pusat kota. Jalann menuju desa bukan hanya berlubang, tetapi juga... more »
  • 23-12-14

    Pameran Tunggal Visu

    Bulan Desember 2014 ini Ong ditantang untuk berpameran tunggal oleh Bentara Budaya Yogyakarta, yang sempat membuat dirinya ragu-ragu, antara meng-iya... more »
  • 22-12-14

    Ini Buku Akutansi Za

    Perpustakaan Tembi, yang terbuka untuk umum, menyimpan buku kuno ini yang berisi tentang pengantar ilmu dagang. Istilah sekarang akuntansi. Buku... more »
  • 22-12-14

    “Kecubung Pengasihan

    Perkumpulan Seni Nusantara Baca (PSBN) menggarap cerpen karya Danarto itu menjadi sebuah pertujukan, yang memadukan antara musik, alunan dan... more »
  • 22-12-14

    Tangis Gandrik dalam

    Lakon Tangis yang merupakan naskah karya almarhum Heru Kesawa Murti yang berjudul Tangis, memang menyuguhkan kritik sosial tentang pusaran tipu-tipu... more »
  • 20-12-14

    Denmas Bekel 20 Dese

    more »
  • 20-12-14

    Sothil, Teman Setia

    Sothil sendiri dalam proses menggoreng berfungsi untuk membolak-balik lauk yang digoreng agak matangnya merata dan tentu saja agar tidak gosong.... more »