Imbauan dalam Bahasa Jawa yang Menenteramkan

Author:editorTembi / Date:11-07-2014 / Mestinya spanduk ini jika dituliskan dalam bahasa Jawa yang benar adalah sebagai berikut: Aja seneng gawe gendra.

Spanduk di selatan parkiran Abu Bakar Ali: Ojo Seneng Gawe Gendro, difoto: Senin, 7 Juli 2014, foto: a.sartono
Spanduk di selatan parkiran Abu Bakar Ali: berisi imbauan supaya jangan bikin onar

Menjelang pemungutan suara untuk pemilihan calon presiden dan wakil presiden di Yogyakarta muncul beberapa spanduk yang pada intinya berisi imbauan untuk menjaga ketertiban dan kedamaian. Spanduk-spanduk dalam bahasa Jawa tersebut dipasang di berbagai titik yang dianggap strategis dan dilewati banyak orang dengan harapan tentu saja, agar dibaca atau diperhatikan oleh sebanyak mungkin orang Yogya.

Salah satu bunyi spanduk tersebut dituliskan dengan bahasa Jawa,”Ojo seneng gawe gendro.” (Jangan suka membuat keributan/onar). Mestinya spanduk ini jika dituliskan dalam bahasa Jawa yang benar adalah sebagai berikut: Aja seneng gawe gendra. Namun mungkin tulisan yang pertama memang telah menjadi kaprah. Spanduk ini tampaknya dimunculkan setelah terjadinya keributan antara pendukung dua calon presiden dan wakil presiden di beberapa titik di Yogya.

Ontran-ontran atau keributan semacam itu jika tidak segera diantisipasi bisa merembet ke banyak tempat dan hal yang akhirnya merugikan semua pihak sekaligus membawa suasana pemilu menjadi tidak kondusif. Spanduk ini sepertinya memang mengingatkan kita semua untuk tidak memantik keributan, apa pun kejadian dan suasana yang sedang dihadapi.

3.	(Spanduk di sisi selatan Teteg Sepur Stasiun Tugu: Ojo Rumongso Biso, Ananging Sing Biso Rumongso, difoto: Senin, 7 Juli 2014, foto: a.sartono
Spanduk di sisi selatan Teteg Sepur Stasiun Tugu: introspeksi dirilah

Selain itu, ada pula spanduk yang berbunyi: Ojo rumongso biso ananging sing biso rumongso (aja rumangsa bisa ananging sing bisa rumangsa). Artinya adalah jangan merasa bisa (hebat) tetapi bisalah introspeksi (mengakui kelemahan dan kekurangan diri). Pada galibnya orang memang sering merasa dirinya, kelompok, dan golongannya adalah sebagai yang paling bisa, paling tahu, paling benar. Orang yang demikian sering lupa diri. Merasa diri paling benar sendiri sehingga yang lain, yang berbeda layak untuk tidak dianggap atau bahkan dihapuskan.

Tidak perlu sebagai sesama pendukung calon presiden dan wakil presiden kemudian saling menjelekkan, memfitnah, dan menjatuhkan. Tidak perlu saling menyerang secara fisik. Ini bukan perang. Ini pesta demokrasi. Pesta identik dengan kegembiraan dan suka ria. Bukan dengan teriakan, bentakan, keributan, caci maki, fitnah, apalagi kekerasan.

Ke Yogya yuk ..!

Naskah & foto: A.Sartono

Yogyakarta Yogyamu

Latest News

  • 15-09-14

    Lawatan Sejarah Pela

    Lawatan Sejarah pelajar Bantul ini juga semakin menarik karena diikuti juga oleh Putra dan Putri Bantul sebagai duta budaya. Sudah sepantasnya Putra... more »
  • 15-09-14

    Malam Pembukaan ARKI

    Khusus untuk gelaran tahun ini, ARKIPEL mengangkat tema Electoral Risk yang mencoba melihat bagaimana sinema membaca demokrasi, aktivisme, politik,... more »
  • 15-09-14

    Tiga Tahun Sastra Bu

    Ternyata, Sastra Bulan Purnama yang sering disingkat SBP, bisa melampaui usia 3 tahun, dan sepanjang 3 tahun ratusan puisi sudah ditulis dan... more »
  • 13-09-14

    Ki Dr Suyanto Mengge

    Memang seperti itulah Ki Suyanto. Setiap ada kesempatan, baik di perkuliahan maupun di pegelaran, ia senantiasa menyampaikan kawruh-kawruh pakeliran-... more »
  • 13-09-14

    Semprong Pengganti T

    Bentuk semprong seperti tabung dengan panjang sekitar 30—40 cm berdiameter 3—5 cm, terbuat dari potongan bambu utuh, kedua ujungnya berlubang. Alat... more »
  • 13-09-14

    Sensasi Pecel Kecamb

    Rasa bumbu pecel itu mungkin bisa dikatakan tidak terlalu jauh berbeda dengan pecel pada umumnya. Namun rasa kecambah lamtoro, tempe benguk goreng... more »
  • 13-09-14

    Orang Rabu Wage dan

    Orang kelahiran Rabu Wage pada dasarnya baik, percaya diri, pemberani, tidak takut mati. Ia suka memberi kepada sesamanya. Sayangnya jika terpojok... more »
  • 12-09-14

    Hj Sri Surya Widati

    Selesai meluncurkan antologi puisi, Hj Sri Surya Widati membacakan satu puisi pendek karya Joko Piunrbo berjudul ‘Parangtritis’ sambil diiringi musik... more »
  • 12-09-14

    Denmas Bekel 12 Sept

    more »
  • 12-09-14

    Malam Ini Pentas Way

    Pada Jumat 12 September 2014 pukul 20.00, Paguyuban Dalang Muda Sukra Kasih dan Tembi Rumah Budaya kembali menggelar pementasan wayang kulit semalam... more »