Idud Dwi Nugroho Melahirkan Aneka Alat Musik nan Prima
11 Feb 2014 / Tag: PROFIL TemenIdud Dwi Nugroho Melahirkan Aneka Alat Musik nan Prima
Penabuh drum kenamaan Gilang Ramadhan, sebagai salah satu kolektor dan pengguna alat musik ciptaan Idud, mengatakan ia ingin sekali mengenalkan alat musik ciptaan Idud ke seluruh dunia.
Idud bersama komposer Rahayu Supanggah
Berawal dari Hardjo Suwignyo, seorang ‘luthier’ Indonesia tahun 1930-an yang ahli membuat dan memperbaiki instrumen-instrumen berdawai. Ia membuat gitar akustik, biola, cello, contra bass dan perkusi untuk pasar Indonesia dan Malaysia. Dia juga pernah dipekerjakan oleh perusahaan Belanda untuk memproduksi gitar dan biola di Surakarta, Jawa Tengah, selama era kolonialisme.
Generasi selanjutnya dari Hardjo Suwignyo meneruskan usaha dengan nama bengkel gitar Akustik Plus. Tempat ini telah meluncurkan gitar mereknya sendiri, bernama Suwig, gitar berdesain orisinil dengan kualitas yang tidak kalah dengan produk luar negeri.
Satu set drum custom buatan Idud
Sentana Art kemudian hadir, yang didirikan oleh cucu Hardjo Suwignyo bernama ‘Idud’ Dwi Nugroho. Selain mendapatkan warisan keterampilan tangan dari kakeknya dan ayahnya, plus bermodal ilmu sebagai sarjana seni kriya Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Idud serius menekuni usaha pembuatan alat musik.
Dalam membuat berbagai alat musik, Idud biasanya melakukan penelitian yang memakan waktu sekitar 4 bulan, sementara proses realisasi menjadi alat musik, butuh waktu satu bulan. Segala aspek diperhitungkan, mulai dari bahan dasar, bentuk, dan lainnya agar bunyi yang keluar tidak terdengar asal.
Bass pesanan
Sampai saat ini sudah ribuan alat musik karya Sentana Art tercipta, yang kebanyakan sudah menjadi milik seniman besar dan para kolektor. Selama 6 Februari – 13 Februari 2014, Idud membawa sekitar 25 alat musik garapan terbaru untuk dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta. Ada sampek, kecapi, sgiter, gitar oud, mandoline gitar dan lainnya.
Penabuh drum kenamaan Gilang Ramadhan, sebagai salah satu kolektor dan pengguna alat musik ciptaan Idud, mengatakan ia ingin sekali mengenalkan alat musik ciptaan Idud ke seluruh dunia. “Saya terheran-heran ketika pertama kali melihat alat musik drum yang dipamerkan di Gedung Kesenian. Dia betul-betul memikirkan semua hal teknis, bahan dan lain-lain untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Dari situlah awal pertemuan saya dengan mas Idud,” papar Gilang saat ditemui di Bentara Budaya Jakarta.
Alat-alat musik buatan Sentana Art juga telah banyak digunakan untuk berbagai pertunjukan besar, antara lain Opera Jawa garapan Garin Nugroho, The World Festival of Sacred Music Los Angeles, dan lainnya. Sementara di kalangan pemusik popular ada Wong Aksan yang menggunakan alat musik buat Idud untuk film Laskar Pelangi, dan Anto Hoed untuk film Ketika Cinta Bertasbih.
Gilang Ramadhan pengkoleksi drum ciptaan Idud
Dalam setiap karyanya Idud selalu mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain ergonomi (kenyamanan), organologi (memaksimalkan presisi kualitas sound), dan art (memberi tampilan yang berbeda). “Saya Ingin menorehkan sejarah dengan ide-ide mencintai produk dalam negeri, supaya alat-alat musik ini tidak kalah jika disandingkan dengan alat musik buatan Barat,” kata Idud dalam pidato singkatnya pada malam pembukaan.
Temen nan yuk ..!
Natalia S.
Foto: DokPribadi Idud
Baca Juga
- 18-08-16
Obituari Slamet Riyadi Sabrawi, Penyair, Dokter Hewan dan Jurnalis
Mestinya, pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Slamet... more » - 11-08-16
Purwadmadi, Penyair, Novelis dan Jurnalis
Nama lengkapnya Purwadmadi Admadipurwa, atau sering dipanggil Pur. Dia seorang penyair sekaligus novelis dan jurnalis. Pernah menjadi wartawan... more » - 01-08-16
Naura Sang Idola Cilik Baru
Terhitung sudah dua album yang diproduksi penyanyi cilik ini, yang bernama lengkap Adyla Rafa Naura Ayu. Di usianya yang ke-8 tahun putri pertama... more » - 20-07-16
Gus Teja Maestro Seruling Melawan Keputusasaan
Namun, di Bali, pemain seruling bukanlah sesuatu yang istimewa. “Dalam orkestra gamelan Bali, seruling hanya di tempatkan ‘di samping,’” ujar Gus... more » - 18-07-16
Duo Bajo Sinergi Idealis
Sebuah pergerakan dari dua anak muda dengan sebuah idealisme turut mewarnai berkembangnya gaya musik di kota Yogyakarta. Mereka adalah... more » - 16-07-16
Bambang Widiatmoko, Penyair Yogya Tinggal Di Jakarta
Puisi adalah hidupnya. Karena itu dia tak bisa pisah dari puisi. Bambang Widiatmoko, demikian namanya. Dia lahir di Yogyakarta, sekarang usianya 57... more » - 27-06-16
Ki Faizal Noor Singgih, Doa Kakek Lebih Mujarab
Faizal Noor Singgih lahir di Yogyakarta pada Jumat Kliwon, 20 April 1979, dari pasangan Sutedjo, pegawai PJKA; dan Rochimah, ibu rumah tangga yang... more » - 13-06-16
Samidjan Pencipta Wayang Limbah
Yogyakarta kaya akan tradisi dan produk kerajinan tradisional wayang kulit, yang biasa digunakan untuk pentas wayang kulit. Selain itu, wayang kulit... more » - 08-06-16
Elisha Orcarus Allasso, Dalang Wanita Pertama Lulus Cum Laude
Pada tahun 2016 ini, untuk pertama kali, Fakultas Seni Pertunjukan jurusan Pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta meluluskan ‘dalang... more » - 13-05-16
Muhammad Ferdan Tauladan, Dalang Cilik dari Tulungagung
Penampilannya cukup kalem. Namun tidak disangka saat mendalang di atas panggung, apalagi ketika sedang “suluk”, suaranya begitu mantap. Begitu juga... more »
Artikel Terbaru
- 18-08-16
Obituari Slamet Riya
Mestinya, pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Slamet... more » - 18-08-16
Peserta Badan Diklat
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » - 16-08-16
Karyawan Bir Bintang
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Suara Malam dan Peso
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more » - 16-08-16
Kapak Batu di Pajang
Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more » - 15-08-16
Ketika Politik Prakt
Haruskah kita bersikap jujur di depan sebuah karya seni? Pertanyaan itu muncul dalam diri saya ketika hadir dalam pembukaan pameran tunggal karya-... more » - 15-08-16
Menikmati Semangkuk
Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang atau Cultuurstelsel’ karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more » - 15-08-16
Dunia Indigo dalam E
Karya Edo Adityo sebagai penyandang disabilitas dan sekaligus indigo mungkin terkesan sangat personal, ekspresif, unik, dan sekaligus magis. Dalam... more » - 13-08-16
Buku untuk Orang Bel
Judul : Beknopte Handleiding om de Javaansche Taal te Leeren Spreken Penulis : J.W. van... more » - 13-08-16
Ada Tiga Hari dalam
Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya II Mangsa Karo. Usia 23 hari hari terhitung mulai 2 s/d 24 Agustus 2016. Candrane: Bantala Rengka, artinya... more »