Pameran Keramik Tiga Sarjana Baru ISI
13 Apr 2016 Pameran keramik di Tirana House yang berakhir pada 5 April lalu bisa dikatakan sebagai penegasan atas lahirnya sarjana perupa. Perupa yang dihasilkan secara akademik. Ketiga perupa yang berpameran baru saja lulus tahun ini dari jurusan seni kriya keramik Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Dan yang dipamerkan adalah tugas akhir (TA) mereka. Mungkin juga semacam pertanggungjawaban ke publik atas karya seni keramik yang mereka hasilkan.Pameran bertajuk ‘In Out’ ini, menurut Managing Director Tirana House Nunuk Ambarwati, menunjukkan dua hal. Makna In mengacu saat mereka menempuh studi, dan Out saat mereka sudah lulus. Tajuk ini, bagi Nunuk, sangat signifikan pada perjalanan karier mereka saat ini. Sebagai profesional di bidangnya, mereka harus bersaing dengan setidaknya ribuan seniman yang tinggal dan berkarya di Yogyakarta. Maka Nunuk menilai penting setiap seniman memiliki ‘signature’ yang kuat atas karya-karya yang mereka hadirkan kepada publik.
Ada tiga perupa yang berpameran dengan kekhasan karya masing-masing. Dwi Fajarintaka dengan kekhasan robot, Indri Dwijayanti dengan jamur amanita, dan Sigit Eko Prasetyo dengan balon anjing.
Nunuk melihat robot-robot karya Dwi sebagai figur-figur futuristik yang seolah-olah kinetik. Karya Dwi juga memperhatikan detail partikel-partikel yang ada di sebuah robot. Sedangkan
jamur amanita pada karya Indri menunjukkan bahwa di balik pesona jamur amanita yang elok terkandung racun tersembunyi. Kemudian pada karya-karya Sigit, karakter balon yang fleksibel dibentuk, lunak serta empuk dihadirkan dengan media tanah liat yang keras. Karya Indri dan Sigit, kata Nunuk, seperti ingin menyampaikan, yang elok belum tentu aman, yang kelihatannya empuk ternyata keras.
Menurut kurator pameran, M Usyaffa, para perupa ini memiliki sisi yang berbeda satu sama lain, yang menunjukkan kejelian mereka dalam mengungkap berbagai fenomena yang mereka alami, dengan sensibilitas masing-masing.
Pada karya Fajar, Usyaffa melihat imaji-imaji nostalgia. Fajar merasa menemukan dirinya dalam figur robot yang dia ciptakan. Pada karyanya ini Fajar mengungkapkan bagaimana kaitan teknologi dengan robot begitu kental pada masa kanak-kanaknya. Fajar tergugah kembali dan menyadari adanya kualitas-kualitas estetik yang dapat dieksplor dari media keramik ke dalam figur-figur robot.
Sedangkan Indri, menurut Usyaffa, kiranya ingin mengartikulasikan bentuk jamur sebagai representasi kemiripan sifat positif dan negatif antara jamur amanita dan manusia. Jamur amanita mempunyai warna yang indah dan kemampuan adaptasi yang bagus tetapi memiliki racun yang sangat berbahaya.
Sementara Sigit, menurut Usyaffa, berbicara memori, masa kanak-kanak yang lengkap dengan keceriaannya. Secara konsep kekaryaan pengalaman empirik menjadi pemicu dari karyanya. Sigit melihat bagaimana masa kecil yang dia alami menjadi momen yang paling menimbulkan kesan mendalam, yang menyangkut keceriaan, keingintahuan dan kebahagiaan murni tanpa kepentingan yang pernah dialami. Sigit merasa selalu punya tempat dengan teman sebaya tanpa ada pembeda dimana dia didatangi badut yang memberikan balon berbentuk anjing. Alam bawah sadar Sigit, menurut Usyaffa, memicu momen ini sehingga mempunyai ikatan kuat dengan figur balon anjing. Dalam perluasannya, Sigit mencoba membuka kembali ingatan-ingatan tersebut dengan pemahaman dan rasa yang berbeda.
Dalam pameran ini setiap perupa menampilkan tiga karyanya. Karya mereka masing-masing tidak sekadar khas tapi juga memunculkan suasana yang berbeda sehingga pameran ini tidak monoton. Karya Indri terasa manis, dengan sentuhan keperempuanan yang kental. Karya Dwi terasa maskulin dan sangar. Sedangkan karya Sigit terasa lucu dan kekanakan.
Perjalanan memang masih panjang. Kekhasan mereka masing-masing masih bisa terus berubah sampai akhirnya, seperti yang diharapkan Nunuk, mereka memiliki ‘signature’ yang kuat.
Naskah dan foto:Barata
SENI RUPABaca Juga
- 16-04-16
Karya Seni Serba Besar Oleh Maman Rahman dan Dwi Martono
Pameran lukisan Maman Rahman dan Dwi Martono yang dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) 14-23 April 2016 menyuguhkan ukuran lukisan... more » - 12-04-16
Eksplorasi Tanpa Beban Syalabi Asya
Berkesenian sejatinya adalah sebuah proses. Penegasan pada proses ini berulang kali disampaikan sejumlah seniman terkemuka, baik sastrawan, pemain... more » - 12-04-16
Pameran Seni Rupa Tropis, Pameran Keberagaman
Tropis: Keragaman Nusantara, itulah tema yang diambil dalam pameran seni rupa bersama angkatan 2014 Pasca-Sarjana ISI Yogyakarta. Pameran... more » - 08-04-16
Tahunmas Artroom Melewati Usia Satu Tahun
Dunia seni rupa di Yogyakarta yang aktif dan dinamis berkaitan dengan banyak hal. Salah satunya dengan keberadaan galeri. Sejak tahun lalu, di sisi... more » - 04-04-16
Ekspresi Dari Kota Lumpur dari S Wandhie
Selama satu bulan, terhitung dari 30 Maret – 30 April 2016, perupa dari Sidoarjo, S Wandhie, memajang karya-karyanya di ruang Pamer Tembi Rumah... more » - 30-03-16
Selama Sebulan S Wandhie Berpameran di Tembi
Perupa dari Sidoarjo, S Wandhie akan menggelar karya-karyanya di ruang pamer Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta, selama satu bulan... more » - 28-03-16
Idiosyncratic dalam Rupa oleh Kelompok Tanpa Nama
Idiosyncratic berarti kepribadian yang unik, aneh, cenderung melenceng dan berbeda dari lingkungan sekitarnya. Istilah dalam psikoanalisa itu... more » - 26-03-16
Mulat Sarira Nagri Parahyangan Nyoman Nuarta
Pematung Indonesia yang dikenal lewat mahakaryanya Patung Garuda Wisnu Kencana, Bali; I Nyoman Nuarta menggelar acara Mulat Sarira Nagri Parahyangan... more » - 18-03-16
Warna-Warni Seribu Topeng
Ini memang bukan topeng tradisi, yang “pakemnya” sudah dikenali, misalnya topeng Cirebon dan seterusnya. Tapi merupakan topeng kreasi karya murid-... more » - 16-03-16
23 Perupa Menangkap Gerhana Matahari
Fenomena alam yang luar biasa selalu disikapi oleh manusia dengan berbagai cara dan keyakinannya. Gerhana matahari seperti yang terjadi tanggal 9... more »
Artikel Terbaru
- 16-04-16
Masuk Mangsa Kasebel
Pranatamangsa masuk mangsa Kesebelas atau disebut Desta. Mangsa Desta ini umurnya 23 hari, mulai 19 April s/d 11 Mei. Candranya ‘Sotya Sinarawedi’... more » - 16-04-16
Karya Seni Serba Bes
Pameran lukisan Maman Rahman dan Dwi Martono yang dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) 14-23 April 2016 menyuguhkan ukuran lukisan... more » - 16-04-16
Baso Oen yang Gurih
Kualitas baso tak pernah lepas dari kualitas dagingnya. Begitu pun dengan baso di warung Baso Oen di Jalan Parangtritis Km 7, Sewon, Bantul. Melihat... more » - 15-04-16
Panyutra, Sejarah Ka
Sejarah kampung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari warga yang menghuninya. Ia menjadi identitas, kebanggan, dan bahkan tali pengikat... more » - 15-04-16
Belajar dari Kegigih
Nama Dr Sardjito bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, tentu sudah tidak asing lagi. Karena nama itu, sekarang ini dijadikan nama Rumah Sakit... more » - 14-04-16
Upaya Keras Melestar
Judul : Upaya Pelestarian Situs Kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 1983 – 1995 Penulis :... more » - 14-04-16
100 Puisi Yuliani Ku
Antologi puisi yang diberi judul ‘100 Puisi Yuliani Kumudaswari’ karya Yuliani Kumudaswari, penyair yang tinggal di Sidoarjo, akan di-launching di... more » - 14-04-16
Menu Vegan Serba Seh
Makan sehat dan nikmat tentu menjadi dambaan semua orang. Nah, untuk bulan April 2016 ini secara khusus Warung Dhahar Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya... more » - 13-04-16
Denmas Bekel 13 Apri
Denmas Bekel 13 April 2016 more » - 13-04-16
Pameran Keramik Tiga
Pameran keramik di Tirana House yang berakhir pada 5 April lalu bisa dikatakan sebagai penegasan atas lahirnya sarjana perupa. Perupa yang dihasilkan... more »