Sarasvati Paparkan Naskah Kuno Sunda Lewat Lagu
21 May 2015 Band asal Bandung, Sarasvati siap rilis album mini hasil kolaborasinya dengan band asal Perancis, Gran Kino. Meski berbeda negara kedua band ini sepakat untuk mengangkat tema Bujangga Manik, sebuah naskah Sunda kuno yang dibuat sekitar tahun 1500-an.
Band Sarasvati,
foto: dok Sarasvati
Kelompok musik yang awalnya merupakan proyek solo Risa Saraswati ini sedang mempersiapkan album mininya yang berkolaborasi dengan band asal Prancis, Gran Kino. Awal kolaborasi mereka adalah saat tahun 2013 ketika Grand Kino mengadakan konser di Kota Parahyangan, Bandung. Sarasvati didaulat menjadi pembuka konser.
Di tengah persiapan, Sarasvati yang digawangi adalah Risa Saraswati (vokal), Hin-Hin Akew (gitar), Gallang Perdhana (bas), Gigi Priadji (sequencer), Iman Jimbot (kecapi suling), Kevin Renaldi (keybboard), Shella Safira (back vocal) dan Fajar Shiddiq (drum) ini diminta untuk berkolaborasi, dalam waktu dua hari mereka berhasil membuat 2 lagu yang diapresiasi sangat baik oleh penonton.
Berawal dari proyek tersebut, kedua grup musik ini berencana untuk membuat album mini. Sarasvati yang selalu membawa tema horror, mistik dan seram dalam tiap lagunya sepakat untuk mengangkat naskah Sunda kuno, ‘Bujangga Manik’ sebagai tema album. Naskah “Bujangga Manik” berpusat pada tokoh Bujangga Manik, seorang tohaan atau pangeran dari Keraton Pakuan di Cipakancilan, Bogor. Dalam riwayatnya, Bujangga Manik lebih suka menjalani hidup sebagai pengelana. Tercatat sudah dua kali Bujangga Manik mengelilingi Pulau Jawa dan Bali.
Kenapa Bujangga Manik, karena Risa ingin mengangkat tema yang berhubungan dengan Kerajaan Siliwangi. Selain itu, ia memang mencari tokoh yang ikonik tapi tidak terlalu spiritualis. “kebetulan ceritanya tidak terlalu sensitif, kalau yang benar-benar cerita kerajaan kita takut salah tafsir atau persepsi, Bujangga Manik mewakili itu,” papar Risa saat ditemui Tembidi Institut Francais Indonesia (IFI) Sudirman, beberapa waktu lalu.
Sarasvati dalam konser Tiga Rasa,
foto: dok Sarasvati
Selama kurang lebih 1 minggu Gran Kino datang ke Bandung, mempelajari naskah Bujangga Manik dan coba menuangkannya dalam lagu. Gran Kino lebih menggarisbawahi tentang perasaan Bujangga Manik saat melakukan perjalanan. Sementara Sarasvati lebih menuangkan perasaan bagaimana rasanya menjadi ibu Bujangga Manik, dan bagaimana rasanya menjadi perempuan yang sangat mencintai Bujangga Manik.
Secara teknis, mereka melakukan latihan dan rekaman sendiri-sendiri, misalnya ada satu lagu yang dibawakan secara duet oleh Risa dan vokalis Gran Kino, di Indonesia Risa merekam suaranya sampai bait kedua, selebihnya ia kosongkan dan dikirim untuk diisi vokal oleh Gran Kino, begitu juga sebaliknya.
Tak ada kendala berarti dalam proses kolaborasi album dua negara bertajuk ‘Ballades’ ini. Risa sedikit kesulitan dengan bahasa Prancis yang harus ia lantunkan dalam lagu. Secara musikal, Gran Kino lebih rapi secara pattern, sementara Sarasvati yang merupakan band indie, lebih otodidak dan mengikuti intuisi dalam membuat karya.
Kolaborasi Sarasvati dan Gran Kino,
foto: dok Ifi
Pada 30 Mei 2015 bertempat di Galeri Indonesia Kaya akan menjadi konser perdana mereka. Selanjutnya mereka akan melakukan tur ke beberapa kota di Indonesia. Satu lagu jagoan dari Sarasvati berjudul ‘Apakah Kami Buta’ yang bercerita tentang kenapa Bujangga Manik bisa melihat visi yang panjang untuk manusia, sementara kita masih bergelut dengan kegalauan dan hal-hal tidak penting, akan dibawakan di konsernya nanti. “Setelah tur ini, program jangka panjang, Gran Kino akan membawa Sarasvati untuk tur di beberapa kota di Prancis, doakan ya,” kata Risa.
Nonton yuk ..!
Natalia S.
SENI PERTUNJUKANBaca Juga
- 23-05-15
Bedhaya Sang Amurwabhumi Untuk Rekonsiliasi
Pentas tari ini digelar di tengah konflik internal keraton, setelah Sultan HB X mengeluarkan “sabda raja” dan “dhawuh raja”, yang isinya salah... more » - 20-05-15
24 Tahun Jamaica Café, Apa Kabar Akapela Indonesia?
Kelompok Akapela Jamaica Café sudah 24 tahun bergelut di bidang musik. Mereka salah satu pelopor musik mulut di Indonesia. Pada dekade 90-an mereka... more » - 18-05-15
Enam Penyair Perempuan Di Sastra Bulan Purnama
Para penyair ini menerbitkan antologi puisi yang diberi judul ‘Di Antara Perempuan”. Keenam penyair itu, Riries Herdiana (Jakarta), Amin Wahyuni, Umi... more » - 09-05-15
Macapatan Malam Rabo Pon Putaran ke-137, Anugerah yang Disia-siakan
Atas ‘kuasa wahyu’ jadilah apa yang diucapkan suami. Maka kemudian di sekujur tubuhnya berjejal bertumpuk seribu kelamin lelaki. Si istri menangis... more » - 06-05-15
Launching Antologi Puisi “Di antara Perempuan” di Sastra Bulan Purnama
Antologi puisi berjudul “Di antara Perempuan’ karya 7 penyair, yang terdiri dari 6 penyair perempuan dan 1 penyair pria, akan di-launching dalam... more » - 18-04-15
Sultan Agung dalam Wayang Babad
Dinamakan wayang babad, karena wayang yang ada merupakan hasil rekaan dari tokoh-tokoh dalam cerita babad Mataram. Cerita yang dipentaskan malam itu... more » - 13-04-15
Duo DoA Pentas di Tembi Rumah Budaya
Group musik ‘Duo DoA’ terdiri dari dua orang Donny E.Saputra dan Aldy Erlangga. Keduanya tinggal di Jakarta, hadir di Tembi Rumah Budaya saat acara... more » - 11-04-15
Dua Aktor Senior Teater Yogya Membaca Puisi
Genthong membaca puisi berjudul ‘Pantun Zaman Batu’ karya Taufiq Ismail, dan Liek Suyanto membaca puisi karyanya sendiri. Kedua aktor ini sudah... more » - 10-04-15
Naning dan Dhenok Berebut Vas Bunga
Naning Pranoto dan Dhenok Kristianti, dua perempuan penyair yang tinggal di Jakarta, bermain drama dengan lakon ‘Dua Perempuan di Bibir Vas Bunga’... more » - 09-04-15
Lies Wijayanti Penyair Yang ‘Sembunyi’ Akhirnya Tampil
Lies Wijayanti, yang menyelesikan Ph.D Flowering Physiology di Universitas Saitama, Jepang, dalam kesibukan keseharian, tak mengabaikan dunia sastra... more »
Artikel Terbaru
- 23-05-15
Bedhaya Sang Amurwab
Pentas tari ini digelar di tengah konflik internal keraton, setelah Sultan HB X mengeluarkan “sabda raja” dan “dhawuh raja”, yang isinya salah... more » - 23-05-15
Jika Ada Tamu dari T
Jika ada tamu datang ke rumah Anda pada hari Selasa pekan ini dari arah Timur itu perlambang (pertanda) baik, bakal membawa pertolongan. Tetapi jika... more » - 23-05-15
Diskusi Oidipus Sebe
Buku ini diterbitkan bukan sebagai katalog, tetapi lebih sebagai bahan masukan untuk sutradara dalam menafsirkan Oidipus karya Sophocles. Sejumlah... more » - 22-05-15
Lesmana Mandrakumara
Walaupun menyandang gelar putra mahkota, ketergantungannya kepada orang lain sangat tinggi, sehingga ia tidak mempunyai inisiatif untuk memutuskan... more » - 22-05-15
Peringatan "Har
Hari Museum Internasional yang jatuh setiap tanggal 18 Mei diperingati oleh insan permuseuman baik dalam lingkup internasional, nasional, maupun... more » - 21-05-15
Aji Prasetyo Kembali
“Ketika orang membeli karya saya, itu bukan membeli gambarnya. Mereka membeli opini saya. Mereka ternyata suka dengan opini saya walaupun juga banyak... more » - 21-05-15
Sarasvati Paparkan N
Band asal Bandung, Sarasvati siap rilis album mini hasil kolaborasinya dengan band asal Perancis, Gran Kino. Meski berbeda negara kedua band ini... more » - 20-05-15
Outbond Budaya TK Ta
Anak-anak TK kecil, besar, dan PAUD dari Taman Indriya Tamansiswa Yogyakarta berjumlah 66, begitu bersemangat ketika mereka menuju ke sawah untuk... more » - 20-05-15
Melihat Sejarah dari
Isi buku ini sangat jelas menerangkan berbagai reaksi kalangan bawah terhadap peraturan atau kebijakan pemerintah, juga usaha-usaha pemerintah dalam... more » - 20-05-15
24 Tahun Jamaica Caf
Kelompok Akapela Jamaica Café sudah 24 tahun bergelut di bidang musik. Mereka salah satu pelopor musik mulut di Indonesia. Pada dekade 90-an mereka... more »