Macapatan di Museum Sonobudoyo Tentang Riwayat HB II dalam Babad Ngayogyakarta
20 Aug 2016 Sri Sultan Hamengkubuwana II adalah salah satu raja di Yogyakarta yang disegani oleh Belanda di kala itu. Ia mewarisi sikap ayahnya, yakni Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengkubuwana I, yang terang-terangan menolak penjajahan Belanda dan tidak mau dijadikan kaki tangan atau taklukan Belanda. Sayangnya, kegagahan HB II akhirnya bisa dikalahkan oleh Raflles, (yang dibantu pasukan dari Mangkunegaran Solo dan Pangeran Notokusumo) dalam sebuah peperangan yang dikenal dengan Perang Sepoy (Babad Sepei), sehingga Keraton Yogyakarta sempat porak-poranda dan kekayaannya dijarah oleh Inggris.Sebelum terjadi Perang Sepoy, kehidupan keraton aman tenteram. Sri Sultan HB II sering melakukan pembacaan sebuah naskah yang menjadi pusaka keraton, yaitu Serat Suryaraja. Ia biasa membaca Serat Suryaraja di Bangsal Srimangati. Hadir para punggawa kerajaan ikut mendengarkan kisah Serat Suryaraja.
Dalam kisah itu, diceritakan bahwa untuk menjadi seorang raja harus memiliki kriteria, di antara adalah: memiliki kesaktian, mengerti kesenian, mengerti tentang tanda-tanda (sasmita), dan memiliki ilmu. Tanpa semua itu, raja akan dianggap tanpa wibawa.
Itulah sekelumit isi dari naskah Babad Ngayogyakarta Kode SK 113/ S 110 yang dibacakan dalam acara macapatan yang dilaksanakan oleh Museum Sonobudoyo pada hari Minggu malam, 14 Agustus 2016 bertempat di pendopo museum itu. Hadir lebih dari 100 undangan, kebanyakan dari generasi “kasepuhan” yang datang dari wilayah Bantul, Sleman, dan Yogyakarta. Mereka satu per satu melantunkan tembang macapat secara bergantian. Pupuh pertama yang dibaca adalah tembang Kinanthi.
Sementara itu, pengupas makna macapatan dijabarkan oleh Prof Dr Suwardi Endraswara, dosen Pendidikan Bahasa Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Bertindak sebagai moderator adalah Drs Pardiyono. Babad Ngayogyakarta yang dilantunkan dalam macapatan itu milik Museum Sonobudoyo.
Naskah dan foto:Suwandi
SENI PERTUNJUKANBaca Juga
- 16-08-16
Suara Malam dan Pesona Bulan di Malioboro Mengisi Sastra Bulan Purnama
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more » - 15-08-16
Menikmati Semangkuk Sup Di Taman Budaya
Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang atau Cultuurstelsel’ karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more » - 13-08-16
‘Membelah Bulan’ Karya Resmiyati di Sastra Bulan Purnama
‘Membelah Bulan’ merupakan judul antologi puisi karya Resmiyati, seorang penyair perempuan dari Klaten, akan dilaunching di Sastra Bulan Purnama,... more » - 12-08-16
Gatotkaca Membagi Kesucian kepada Musuhnya
Adakah yang lebih luhur serta mulia, dari seseorang yang mendoakan musuhnya agar terlepas dari rantai derita, bahkan ia rela menjalani laku berat... more » - 06-08-16
Brisz Akustik, Group Band yang Unik dan Fleksibel
Brisz Akustik merupakan salah satu kelompok musik akustik di Yogyakarta yang digawangi oleh Bran (gitar), Radit (gitar), Indra (cajon), dan Ninis (... more » - 05-08-16
Yogyakarta Berpesta Gamelan
Selama tiga hari berturut-turut, 22-24 Juli 2016, penonton dimanjakan dengan alunan gamelan yang bernilai tradisi hingga kreasi, dalam acara... more » - 01-08-16
Macapat ke-148, Penguasa Tergila-gila dengan Ronggeng
Mengikuti macapat malem Rebo Pon di Tembi Rumah Budaya ibarat mengikuti pengembaraan Mas Cebolang yang penuh dengan pengalaman kehidupan baik lahir... more » - 29-07-16
Ki Suparman Menurunkan Kalimasada di Srandakan Bantul
Sosok raja yang rendah hati, mencintai rakyatnya dan tidak mempunyai musuh seperti Prabu Puntadewa layak mendapat anugerah Kalimasada dari Batara... more » - 27-07-16
Lagi, Untung Basuki Di Sastra Bulan Purnama
Untung Basuki dikenal sebagai seniman legendaris Yogya spesialisasi lagu puisi, yang digelutinya sejak tahun 1970-an. Selain sebagai anggota Bengkel... more » - 26-07-16
Sorak Bogowonto Semangat Pantang Menyerah
Bogowonto adalah nama sungai yang melintasi Bagelen Kabupaten Purworejo, letaknya di sebelah barat Sungai Progo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah... more »
Artikel Terbaru
- 20-08-16
Mangut Beyong di War
Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis... more » - 20-08-16
Kisah Kemuliaan Hati
Judul : Sita. Sedjarah dan Pengorbanan serta Nilainja dalam Ramayana Penulis : Imam Supardi... more » - 20-08-16
Ada Tiga Hari Baik P
Pranatamangsa: mulai 25 Agustus memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, usia 24 hari, sampai dengan 17 September 2016. Candrane: Suta Manut ing Bapa... more » - 20-08-16
Macapatan di Museum
Sri Sultan Hamengkubuwana II adalah salah satu raja di Yogyakarta yang disegani oleh Belanda di kala itu. Ia mewarisi sikap ayahnya, yakni... more » - 19-08-16
Hardi: Sang Presiden
Sekitar pertengahan 2000-an, saya pernah melihat sebuah gambar yang terpampang di tangga rumah seorang sastrawan yang kebetulan saya kenal secara... more » - 19-08-16
Wisuda MC Jawa Lanju
Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more » - 18-08-16
Obituari Slamet Riya
Mestinya, pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Slamet... more » - 18-08-16
Peserta Badan Diklat
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » - 16-08-16
Karyawan Bir Bintang
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Suara Malam dan Peso
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »