24 Tahun Jamaica Café, Apa Kabar Akapela Indonesia?
20 May 2015 Kelompok Akapela Jamaica Café sudah 24 tahun bergelut di bidang musik. Mereka salah satu pelopor musik mulut di Indonesia. Pada dekade 90-an mereka cukup populer dengan jadwal manggung yang padat juga undangan mengisi acara sampai ke mancanegara. Setelah 24 tahun berkarya, mereka masih berjuang memopulerkan Akapela di Indonesia.
Jamaica Café di Bentara Budaya Jakarta
Membawakan lagu dan memainkan instrumen hanya dengan mulut, mereka menyatukan perbedaan warna suara pada masing-masing personilnya untuk mencapai harmoni. Meramu berbagai gaya musik pop dengan elemen jazz, rock, disko, reggae atau dangdut bukan perkara mudah. Itulah yang dirasakan Jamaica Café, kelompok musik akapela yang digawangi oleh Prihartono "Anton" Mirzaputra (bariton 1, falsetto, perkusi), Michael "Biyik" da Lopez (bariton 2), Enriko "Iko" Simangunsong (tenor 2), Pambudi "Bayu" Bayuseno (bas), Tito (bariton 3, falsetto, trompet).
Berawal dari sebuah kantin di SMA Kolose Gonzaga kreativitas dan keisengan mereka saat tak ada kegiatan di kelas membawa mereka menjadi seperti sekarang. Singkat cerita, tahun 1996, mereka memutuskan untuk menjadikan Jamaica Café sebagai grup akapela professional. Dari panggung ke panggung mereka terus berkreasi dan mengeksplor suara.
Bukan karena jadwal manggung yang padat atau kesibukan masing-masing personil yang membuat Jamaica Café hanya merilis dua album selama 24 tahun berkiprah di dunia musik. Bisa dibilang mereka satu-satunya kelompok musik di Indonesia yang puluhan tahun berkarya dengam album yang minim. “Pasar yang susah adalah kendala kami, lagian kami orangnya anti mainstream, mana ada grup musik yang sudah puluhan tahun baru mengeluarkan dua album,” kata Iko sambil tertawa saat ditemui usai konser di Bentara Budaya Jakarta, Selasa 12 Mei 2015.
Tercatat dua album mereka ‘Musik Mulut’ yang rilis pada Desember 2004 dan Twenty One pada Desember 2012. Dua album ini pun mereka produseri dan buat sendiri, yang kalau dihitung-hitung secara bisnis, jauh dari kata ‘untung’. Toh mereka lebih untung jika diundang untuk tampil di berbagai acara.
Konser 24 tahun Jamaica Café
Belum lagi ketika mereka tampil, jarang sekali penonton yang meminta lagu dari album mereka. Para penonton cenderung meminta lagu-lagu yang sedang hits, atau lagu dangdut sekalian. “Sebagai grup akapela kita selalu dituntut untuk menunjukkan skill, bagaimana kreativitas kami jika membawakan lagu si A atau lagu si B, orang lebih senang seperti itu. Pernah sih satu waktu ada yang minta lagu dari album kita, di situ kita bangga banget dan membawakannya dengan semangat,” papar Iko.
Melihat perjuangan Jamaica Café setelah 24 tahun berkarya, bisa dibilang akapela di Indonesia masih belum banyak peminatnya, dari segi penjualan album atau panggung pertunjukan. Ruang untuk mereka masih sangat sedikit, untuk itu Jamaica Café terus berusaha memopulerkan musik akapela ke masyarakat Indonesia. Skill, tehnik dan gimmick yang disuguhkan harus terus berkembang sesuai zaman, atau paling tidak update dengan lagu-lagu yang sedang hits.
Itu juga yang terjadi pada grup akapela Penta Boyz. Dibentuk sejak 2001 kelompok yang terdiri dari Armando Zidane, Indra Gunawan, Joka Tatarang, Marta Dinata dan Roni Harvey Maspaitella, ini masih belum memiliki album. Hampir 14 tahun berkarir, tak satu pun album mereka produksi. Mereka hanya mengeluarkan tiga single hits antara lain 'Sayang Bilang Sayang', 'Sayang Ibu', dan 'Namanya Juga Sayang'.
Kedua kelompok akapela ini boleh tak popular di negaranya sendiri, tapi prestasinya di mancanegara patut diacungi jempol. Faktanya Jamaica Café sudah 5 kali konser di Singapura, dan rencananya tahun ini mereka akan melakukan tur ke Jepang.
Juga Pentaboyz, dengan prestasinya sebagai grup akapela pertama yang menggelar konser tunggal di Melbourne Recital Centre, Australia pada 2009, mereka juga sempat mengikuti ajang perlombaan akapela tingkat dunia di Rumania bertajuk ‘Golden Stag International Song’ yang diikuti sekitar 23 negara, dan tampil sebagai juara.
Penta Boyz salah satu grup akapela Indonesia,
foto: dok.pri
Menutup konser ‘Nostalgia’ Jamaica Café di Bentara Budaya Jakarta, mereka berharap album ketiga yang sedang dirampungkan ini berjalan lancar. Mereka pun berharap di usia mereka yang ke-25 tahun nanti, bisa memopulerkan akapela di Tanah Air.
Nonton yuk ..!
Natalia S.
SENI PERTUNJUKANBaca Juga
- 23-05-15
Bedhaya Sang Amurwabhumi Untuk Rekonsiliasi
Pentas tari ini digelar di tengah konflik internal keraton, setelah Sultan HB X mengeluarkan “sabda raja” dan “dhawuh raja”, yang isinya salah... more » - 21-05-15
Sarasvati Paparkan Naskah Kuno Sunda Lewat Lagu
Band asal Bandung, Sarasvati siap rilis album mini hasil kolaborasinya dengan band asal Perancis, Gran Kino. Meski berbeda negara kedua band ini... more » - 18-05-15
Enam Penyair Perempuan Di Sastra Bulan Purnama
Para penyair ini menerbitkan antologi puisi yang diberi judul ‘Di Antara Perempuan”. Keenam penyair itu, Riries Herdiana (Jakarta), Amin Wahyuni, Umi... more » - 09-05-15
Macapatan Malam Rabo Pon Putaran ke-137, Anugerah yang Disia-siakan
Atas ‘kuasa wahyu’ jadilah apa yang diucapkan suami. Maka kemudian di sekujur tubuhnya berjejal bertumpuk seribu kelamin lelaki. Si istri menangis... more » - 06-05-15
Launching Antologi Puisi “Di antara Perempuan” di Sastra Bulan Purnama
Antologi puisi berjudul “Di antara Perempuan’ karya 7 penyair, yang terdiri dari 6 penyair perempuan dan 1 penyair pria, akan di-launching dalam... more » - 18-04-15
Sultan Agung dalam Wayang Babad
Dinamakan wayang babad, karena wayang yang ada merupakan hasil rekaan dari tokoh-tokoh dalam cerita babad Mataram. Cerita yang dipentaskan malam itu... more » - 13-04-15
Duo DoA Pentas di Tembi Rumah Budaya
Group musik ‘Duo DoA’ terdiri dari dua orang Donny E.Saputra dan Aldy Erlangga. Keduanya tinggal di Jakarta, hadir di Tembi Rumah Budaya saat acara... more » - 11-04-15
Dua Aktor Senior Teater Yogya Membaca Puisi
Genthong membaca puisi berjudul ‘Pantun Zaman Batu’ karya Taufiq Ismail, dan Liek Suyanto membaca puisi karyanya sendiri. Kedua aktor ini sudah... more » - 10-04-15
Naning dan Dhenok Berebut Vas Bunga
Naning Pranoto dan Dhenok Kristianti, dua perempuan penyair yang tinggal di Jakarta, bermain drama dengan lakon ‘Dua Perempuan di Bibir Vas Bunga’... more » - 09-04-15
Lies Wijayanti Penyair Yang ‘Sembunyi’ Akhirnya Tampil
Lies Wijayanti, yang menyelesikan Ph.D Flowering Physiology di Universitas Saitama, Jepang, dalam kesibukan keseharian, tak mengabaikan dunia sastra... more »
Artikel Terbaru
- 23-05-15
Bedhaya Sang Amurwab
Pentas tari ini digelar di tengah konflik internal keraton, setelah Sultan HB X mengeluarkan “sabda raja” dan “dhawuh raja”, yang isinya salah... more » - 23-05-15
Jika Ada Tamu dari T
Jika ada tamu datang ke rumah Anda pada hari Selasa pekan ini dari arah Timur itu perlambang (pertanda) baik, bakal membawa pertolongan. Tetapi jika... more » - 23-05-15
Diskusi Oidipus Sebe
Buku ini diterbitkan bukan sebagai katalog, tetapi lebih sebagai bahan masukan untuk sutradara dalam menafsirkan Oidipus karya Sophocles. Sejumlah... more » - 22-05-15
Lesmana Mandrakumara
Walaupun menyandang gelar putra mahkota, ketergantungannya kepada orang lain sangat tinggi, sehingga ia tidak mempunyai inisiatif untuk memutuskan... more » - 22-05-15
Peringatan "Har
Hari Museum Internasional yang jatuh setiap tanggal 18 Mei diperingati oleh insan permuseuman baik dalam lingkup internasional, nasional, maupun... more » - 21-05-15
Aji Prasetyo Kembali
“Ketika orang membeli karya saya, itu bukan membeli gambarnya. Mereka membeli opini saya. Mereka ternyata suka dengan opini saya walaupun juga banyak... more » - 21-05-15
Sarasvati Paparkan N
Band asal Bandung, Sarasvati siap rilis album mini hasil kolaborasinya dengan band asal Perancis, Gran Kino. Meski berbeda negara kedua band ini... more » - 20-05-15
Outbond Budaya TK Ta
Anak-anak TK kecil, besar, dan PAUD dari Taman Indriya Tamansiswa Yogyakarta berjumlah 66, begitu bersemangat ketika mereka menuju ke sawah untuk... more » - 20-05-15
Melihat Sejarah dari
Isi buku ini sangat jelas menerangkan berbagai reaksi kalangan bawah terhadap peraturan atau kebijakan pemerintah, juga usaha-usaha pemerintah dalam... more » - 20-05-15
24 Tahun Jamaica Caf
Kelompok Akapela Jamaica Café sudah 24 tahun bergelut di bidang musik. Mereka salah satu pelopor musik mulut di Indonesia. Pada dekade 90-an mereka... more »