‘Membelah Bulan’ Karya Resmiyati di Sastra Bulan Purnama
13 Aug 2016 ‘Membelah Bulan’ merupakan judul antologi puisi karya Resmiyati, seorang penyair perempuan dari Klaten, akan dilaunching di Sastra Bulan Purnama, Kamis, 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Resmiyati akan membacakan dua puisi karyanya ‘Lap Sempak’ dan ‘Palentinan’. Kepala Dinas Pendidikan Temanggung, Darmadi Adi, M.Pd akan ikut membacakan puisi karya Resmiyati.Puisi-puisi Resmiyati bersifat prosais, sehingga memberikan narasi yang hidup. Pada puisinya ada unsur dialog, laiknya dalam cerpen, salah satu bentuk karya prosa. Maka, puisinya bisa dikategorikan sebagai puisi prosais.
Ada bermacam tema yang disuguhkan dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’ ini, dari pengalaman personal sampai pada tema religi, atau puisi yang menunjuk ‘MU’ , sehingga memberikan kesan betapa Resmiyati selalu ingat pada Tuhan.
Sehari-hari Resmiyati sebagai seorang guru di SMA Negeri 1 Klaten, mengajar Bahasa Indonesia. Dia lahir 5 Agustus 1971. Selain antologi puisi yang akan dilaunching ini, Resmiyati pernah menerbitkan buku berjudul “Singa-Singa Raja Takut”.
Selain dibacakan, puisi karyanya, dalam acara Sastra Bulan Purnama, akan diolah menjadi satu pertunjukan monolog, yang mestinya dimainkan oleh aktor senior Liek Suyanto, tapi karena dia sampai tanggal 18 Agustus2016 masih shooting film Kartini, sehingga penampilannya digantikan Ana Ratri, seorang aktris muda penuh bakat dan telah banyak main di pentas teater.
“Mas Ons, saya harus bilang maaf kepadamu dan sampaikan maaf saya pada mbak Resmiyati, shootingku kayaknya belum selesai sehingga aku kawatir tidak bisa memainkan puisi Resmiyati nanti, karena itu Ana Ratri yang akan menggantikannya,” Ujar Liek Suyanto melalui telpon.
Antologi puisi ‘Membelah Bulan’ ini setebal 340 halaman dan dibagi dalam 7 bab. Bab pertama ‘Tentang Cinya dan Kesetiaan’, bab kedua ‘Tentang Guru dan Siswa’, bab ketiga ‘Tentang Kenangan’, bab keempat ‘Tentang Laki-Laki’, bab kelima ‘Tentang Perempuan’, bab keenam ‘Tentang Kita’ dan bab ketujuh ‘Tentang Gaya Hidup’.
Tidak semua puisi yang terhimpun dalam antologi “Membelah Bulan’ ini bersifat prosais, ada beberapa puisi, bahkan sangat pendek, yang dikenali sebagai puisi suasana dan mengambil tema kerinduan, dan judulnya ‘Rindu’. Berikut puisi pendek tersebut:
RINDU
Kepada langit yang menyiram takdir
Izinkan aku sedikit menyingkap awan
Untuk mengintip untaian doanya
Agar kudapati lipuran lara
Atas rindu yang seharian ini
Tak jera menggoda
Perihal antologi puisi ‘Membelah Bulan’ Resmiyati mengatakan, antologi puisi ini sesungguhnya sebuah sketsa yang merekam peristiwa-peristiwa harian yang ia temui. “Kita acap abai dengan hal-hal kecil disekeliling kita. Padahal kalau ditelisik, hal-hal kecil itulah yang kerap membanting pikiran, memporak-porandakan rasa untuk kemudian menumbuhkan kesadaran bahwa betapa pentingnya momen-momen dalam menumbuhsuburkan daya empati kita,” Kata Resmiyati.
SENI PERTUNJUKANBaca Juga
- 16-08-16
Suara Malam dan Pesona Bulan di Malioboro Mengisi Sastra Bulan Purnama
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more » - 15-08-16
Menikmati Semangkuk Sup Di Taman Budaya
Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang atau Cultuurstelsel’ karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more » - 12-08-16
Gatotkaca Membagi Kesucian kepada Musuhnya
Adakah yang lebih luhur serta mulia, dari seseorang yang mendoakan musuhnya agar terlepas dari rantai derita, bahkan ia rela menjalani laku berat... more » - 06-08-16
Brisz Akustik, Group Band yang Unik dan Fleksibel
Brisz Akustik merupakan salah satu kelompok musik akustik di Yogyakarta yang digawangi oleh Bran (gitar), Radit (gitar), Indra (cajon), dan Ninis (... more » - 05-08-16
Yogyakarta Berpesta Gamelan
Selama tiga hari berturut-turut, 22-24 Juli 2016, penonton dimanjakan dengan alunan gamelan yang bernilai tradisi hingga kreasi, dalam acara... more » - 01-08-16
Macapat ke-148, Penguasa Tergila-gila dengan Ronggeng
Mengikuti macapat malem Rebo Pon di Tembi Rumah Budaya ibarat mengikuti pengembaraan Mas Cebolang yang penuh dengan pengalaman kehidupan baik lahir... more » - 29-07-16
Ki Suparman Menurunkan Kalimasada di Srandakan Bantul
Sosok raja yang rendah hati, mencintai rakyatnya dan tidak mempunyai musuh seperti Prabu Puntadewa layak mendapat anugerah Kalimasada dari Batara... more » - 27-07-16
Lagi, Untung Basuki Di Sastra Bulan Purnama
Untung Basuki dikenal sebagai seniman legendaris Yogya spesialisasi lagu puisi, yang digelutinya sejak tahun 1970-an. Selain sebagai anggota Bengkel... more » - 26-07-16
Sorak Bogowonto Semangat Pantang Menyerah
Bogowonto adalah nama sungai yang melintasi Bagelen Kabupaten Purworejo, letaknya di sebelah barat Sungai Progo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah... more » - 25-07-16
Ujug-ujug Musik Di Sastra Bulan Purnama
Namanya ‘Ujug-Ujug Musik’, karena memang semua personilnya bermain musik. Bukan kali pertama kelompok ini tampil di Sastra Bulan Purnama.... more »
Artikel Terbaru
- 19-08-16
Hardi: Sang Presiden
Sekitar pertengahan 2000-an, saya pernah melihat sebuah gambar yang terpampang di tangga rumah seorang sastrawan yang kebetulan saya kenal secara... more » - 19-08-16
Wisuda MC Jawa Lanju
Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more » - 18-08-16
Obituari Slamet Riya
Mestinya, pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Slamet... more » - 18-08-16
Peserta Badan Diklat
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » - 16-08-16
Karyawan Bir Bintang
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Suara Malam dan Peso
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more » - 16-08-16
Kapak Batu di Pajang
Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more » - 15-08-16
Ketika Politik Prakt
Haruskah kita bersikap jujur di depan sebuah karya seni? Pertanyaan itu muncul dalam diri saya ketika hadir dalam pembukaan pameran tunggal karya-... more » - 15-08-16
Menikmati Semangkuk
Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang atau Cultuurstelsel’ karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more » - 15-08-16
Dunia Indigo dalam E
Karya Edo Adityo sebagai penyandang disabilitas dan sekaligus indigo mungkin terkesan sangat personal, ekspresif, unik, dan sekaligus magis. Dalam... more »