Lukisan dan Gambar Karya Dwi Setianto di Sangkring Art Project
11 Feb 2014 / Tag: Berita BUDAYA Berita Budaya-
Lukisan dan Gambar Karya Dwi Setianto di Sangkring Art Project
Semuanya, mulai dari warna, visual, media dan juga tinta, dihadirkan Dwi Setianto secara sederhana. Namun, kesederhanaan dari karyanya memberi kesan: suatu karya lukis tidak rumit untuk dinikmati.
Tajuk lukisannya simpel ‘Lukisan dan Gambar’ karya Dwi Setianto, seorang perupa kelahiran Malang, Jawa Timur, yang pernah belajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, namun sejak 1996 tinggal di Finlandia. Dia memang menyajikan gambar dan lukisan. Gambar artinya goresan menggunakan tinta dan kertas, lukisan menggunakan media kanvas.
Javaman 2014
Pameran diselenggarakan di Sangkring Art Project, Nitiprayan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta dari tanggal 3 sampai 18 Februari 2014.
Selain gambar dan lukisan, ada satu karya instalasi suara yang menggunakan bahan lidi aren, yang ditempelkan pada bahan dari triplek. Karya instalasi ini diberi judul ‘Nitiprayan_ngestiharjo Bantul’. Karya dipajang di pintu masuk ruang pameran, sehingga setiap orang yang menyentuh lidi aren akan menimbulkan bunyi, juga ketika lidi tertiup angin.
Shio Babi di taman di tahun kuda 2014
“Saya sengaja memainkan efek suara dalam karya ini,” kata Dwi Setianto sambil memegangi lidi aren.
Gambar dan lukisannya memang mudah untuk dimengerti, seperti bunga, semak-semak, pohon, dan beberapa benda yang lain. Dwi Setianto memang sengaja menggambar obyek. “Satu hal yang ingin aku sampaikan dalam pameran ini adalah aku ingin melukis, menggambar, membuat obyek,” ujar Dwi Setianto.
Karya-karya Dwi Setianto ini memang seperti tidak memiliki beban. Dwi seolah sedang menikmati rasa senang, atau mungkin membebaskan dirinya dari sesuatu sehingga menemukan suasana riang. Dalam suasana itu, Dwi seperti berada di suatu tempat yang romantis, sehingga gambar kembang diberi warna merah.
Karya lukisan dan gambar terasa feminin. Dwi Setianto seperti merindukan suasana romantis, penuh keintiman. Ini tercermin dalam karyanya yang berjudul "Seri semak-semak dan pohon".
Dengan kata lain, menikmati lukisan dan gambar karya Dwi Setianto kita tidak perlu berkerut dahi. Bahkan kita diajak dalam suasana nyaman. Barangkali, melalu instalasi suara, yang ‘mengeluarkan suara’ saat disentuh, adalah cara Dwi untuk mengajak penonton menikmati hidup melalui suara dan gambar.
Instalasi suara: Nitiprayan_ngestiharjo Bantul
Ada satu karya yang diberi judul ‘Shio Babi di taman di tahun kuda 2014’. Visual dari karya ini ada seekor babi duduk di kursi panjang, dan di sekitarnya ada pohon. Latar belakang warna merah memberikan kontras pada warna hitam pada tubuh babi dan pepohonan serta piranti di taman. Pendek kata, di taman hanya ada dua warna: merah dan hitam.
Semuanya, mulai dari warna, visual, media dan juga tinta, dihadirkan Dwi Setianto secara sederhana. Namun, kesederhanaan dari karyanya memberi kesan: suatu karya lukis tidak rumit untuk dinikmati.
Melalui karyanya Dwi Setianto mengajak orang sekadar menikmati lukisan dan gambar, tidak perlu mencernanya, dan juga tidak perlu ‘menerbangkan’ imajinasinya, meskipun orang bisa memiliki imajinasi saat melihat satu gambar yang berjudul ‘Seri semak-semak’.
Lukisan dan gambar memang satu kisah yang sederhana, mudah dicerna, tetapi enak untuk dinikmati, dan itu sudah disampaikan oleh Dwi Setianto.
Naskah & foto:Ons Untoro
Berita BUDAYA Source Link: JakartaBaca Juga
- 04-08-16
Pesona Tebing Breksi di Yogyakarta
Salah satu tempat wisata yang saat ini sedang booming di Yogyakarta yaitu Tebing Breksi. Obyek wisata alam yang mulai dibuka untuk umum sejak Mei... more » - 02-08-16
Pria Sawo Matang di Antara Puisi-Puisi Dunia di Tepian Danau Zug
Musim panas telah tiba. Di Zug, sebuah kota kecil di tengah daratan Swiss dengan penduduk sekitar 28.600 jiwa, sejumlah kursi berwarna oranye bersama... more » - 30-07-16
Kemah Budaya ke-10 Berlangsung di Candi Prambanan
Iringan musik tradisional Jawa yang begitu rancak, bertalu-talu, dan meriah membuat para tamu undangan kemah budaya ikut manggut-manggut dan... more » - 29-07-16
Bincang-bincang dengan Yok Koeswoyo dan Djaduk Ferianto
Yok Koeswoyo adalah salah satu personil grup musik pop Koes Plus yang legendaris di Indonesia. Di masa jayanya, Koes Plus yang beranggotakan Yok, Yon... more » - 25-07-16
Prahara Identitas Bali dalam Sabung Ayam
Di sebuah desa terpencil di Bali pada awal April 1958, antropolog asal Amerika Serikat, Clifford Geertz, dan istrinya, dikejutkan oleh kehadiran... more » - 21-07-16
Bakda Kupat Pandeyan: Wujud Syukur dan Mengenang Jasa Para Wali
Hal demikian menjadi simbol bahwa orang yang bersangkutan mengakui bahwa dirinya tidak sempurna, lepat (salah/berdosa/lemah/berkekurangan, dan... more » - 20-07-16
Konser Gus Teja, Alunan Seruling dari Surga untuk Bumi
Gus Teja, maestro seruling dari Bali, menyebut kelompok musik yang hari itu bermain bersamanya sebagai “band.” Namun tidak seperti band pada umumnya... more » - 19-07-16
Menikmati Suasana Angkringan Tembi
Apa yang terbersit dalam pikiran ketika mendengar kata ‘angkringan’? Gerobak coklat dengan rentengan minuman sachet berbagai varian, ceret yang... more » - 15-07-16
Sastra Bulan Purnama #58
Rabu, 20 Juli 2016, pukul 19.30: Sastra Bulan Purnama #58 ‘Puisi Wayang dalam Syawalan Sastra(wan)’ Launching buku antologi puisi ‘Tancep Kayon... more » - 23-06-16
In Memoriam Jon Batik Si Pemetik Gitar
Jon, tak pernah lepas dari gitar. Pada banyak pembukaan pameran di Yogya, seringkali dia tampil dengan petikan gitar untuk mengisi acara. Dia banyak... more »
Artikel Terbaru
- 16-08-16
Karyawan Bir Bintang
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Suara Malam dan Peso
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more » - 16-08-16
Kapak Batu di Pajang
Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more » - 15-08-16
Ketika Politik Prakt
Haruskah kita bersikap jujur di depan sebuah karya seni? Pertanyaan itu muncul dalam diri saya ketika hadir dalam pembukaan pameran tunggal karya-... more » - 15-08-16
Menikmati Semangkuk
Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang atau Cultuurstelsel’ karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more » - 15-08-16
Dunia Indigo dalam E
Karya Edo Adityo sebagai penyandang disabilitas dan sekaligus indigo mungkin terkesan sangat personal, ekspresif, unik, dan sekaligus magis. Dalam... more » - 13-08-16
Buku untuk Orang Bel
Judul : Beknopte Handleiding om de Javaansche Taal te Leeren Spreken Penulis : J.W. van... more » - 13-08-16
Ada Tiga Hari dalam
Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya II Mangsa Karo. Usia 23 hari hari terhitung mulai 2 s/d 24 Agustus 2016. Candrane: Bantala Rengka, artinya... more » - 13-08-16
‘Membelah Bulan’ Kar
‘Membelah Bulan’ merupakan judul antologi puisi karya Resmiyati, seorang penyair perempuan dari Klaten, akan dilaunching di Sastra Bulan Purnama,... more » - 12-08-16
Rupa Perupa Jawa Tim
Perupa Jawa Timur, yang tergabung dalam kelompok Koperjati, kependekan dari Komunitas Perupa Jawa Timur, menyelenggarakan pameran di Jogja... more »