Mie Ayam Grabyas Rarasati
27 Feb 2016
Mie ayam tergolong salah satu menu terpopuler di negeri kita. Ada satu menu mie ayam yang agak unik, namanya mie ayam grabyas. Dulu istilah grabyas sering mengacu pada kulit babi, namun kini juga mencakup kulit ayam. Di Yogya, warung mie grabyas sepertinya masih sangat sedikit. Yang cukup kondang adalah lesehan Red Door di depan hotel Inna Garuda, Malioboro, yang buka pada tengah malam, serta warung Rarasati di Mantrijeron, yang buka sejak pukul 10.00 hingga pukul 21.00.
Di Rarasati, Tembi memesan mie ayam grabyas komplit, jadi mendapat tambahan dua butir baso sapi dan satu pangsit. Sekitar 10-15 menit kemudian pesanan disajikan. Satu mangkok berisi kuah dan baso. Satu mangkok lagi berisi mie, suwiran daging ayam putih, grabyas berwarna kecoklatan, pangsit rebus berisi ayam, dan daun sawi.
Ning Ambarwati (43 tahun), pegawai Rarasati, menjelaskan cara membuat grabyas, yakni kulit ayam digoreng terlebih dahulu lantas ditumbuk. Pantaslah bentuknya remukan atau remah-remah. Rasanya gurih dan agak renyah. Namun karena jumlahnya sedikit, maka tidak terlalu memberi efek rasa pada mie ayamnya.
Toh mie ayamnya memang sedap. Rasa mie ayam ini jauh berbeda dengan mie ayam yang banyak bertaburan di Yogya. Jika dicermati, rasanya lebih oriental, lebih mirip mi yamin Bandung atau cwie mie Malang. Mie yaminnya tergolong yang asin, bukan yang manis. Sebagaimana mie yamin asin, proporsi rasa asin mie ayam grabyas ini justru menambah poin kelezatan.
Rasa mienya sendiri patut dipuji. Menurut Ning, mie di warung ini dibuat sendiri. Kuahnya juga sedap diseruput begitu saja, kaldunya terasa kental berpadu daun bawang. Basonya lembut dan gurih. Pangsitnya juga nikmat. Warung ini menyediakan pangsit rebus dan goreng.
Harga makanannya cukup terjangkau. Mie grabyas dibandrol Rp 9.000. Kalau ditambah baso atau pangsit menjadi Rp 10.000. Kalau komplit, ditambah baso dan pangsit, Rp 12.000. Sedangkan baso sapi/kuahnya Rp 10.000. Jika ingin membeli grabyasnya saja juga bisa. Menurut Ning, harga satu setoples kecil grabyas Rp 30.000.
Dalam sehari, menurut Ning, warung ini rata-rata menjual 50 mangkok. Pembelinya kebanyakan anak sekolah dan anak muda. Suasananya memang cukup nyaman untuk makan dan ngobrol ngalor-ngidul. Warung milik ibu Utami ini berada di kediaman dia yang luas dan ‘jadul.’ Letaknya di dekat jalan raya Parangtritis yang ramai tapi bukan di tepinya sehingga tidak terkontaminasi bisingnya kendaraan yang lalu lalang.
Warung ini tepatnya berada di Gang Surami, Mantrijeron MJ III/856. Jika Anda melalui Jalan Parangtritis, di utara pertigaan Jalan Mangkuyudan ada Gang Surami di sisi barat. Gang ini diapit toko Circle K dan klinik mata dr. Haryo Sarodja, dengan patung Prajurit Mantrijero di mulut gang. Masuk saja ke dalam gang, warungnya berada di sisi utara.
Naskah dan foto:Barata
KULINER
Baca Juga
- 20-08-16
Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis...
more »
- 03-08-16
Jenis makanan gudeg yang telah menjadi identitas makanan khas Yogyakarta mungkin sudah tidak asing lagi banyak orang. Namun gudeg koyor mungkin masih...
more »
- 04-06-16
Kuliner tempo dulu bisa dikatakan selalu ngangeni. Banyak orang yang mulai jenuh dengan kuliner kekinian kemudian mencoba mencari lagi kuliner tempo...
more »
- 10-05-16
Wedang tahu di Yogyakarta dikenal juga dengan nama tahok di Solo. Sedangkan untuk Surabaya menamai jenis makanan ini dengan nama tahua sedangkan...
more »
- 30-04-16
Bantul punya sejumlah kuliner khas primadona dimana warungnya juga tergolong jawara, seperti sate klathak pak Pong dan mangut lele mbah Marto. Bahkan...
more »
- 23-04-16
Karangan adalah kuliner lokal yang mungkin hanya bisa ditemukan di Pasar Turi, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul dan Pasar Ngangkruksari, Parangtritis...
more »
- 16-04-16
Kualitas baso tak pernah lepas dari kualitas dagingnya. Begitu pun dengan baso di warung Baso Oen di Jalan Parangtritis Km 7, Sewon, Bantul. Melihat...
more »
- 09-04-16
Rumah makan spesial belut tergolong sangat jarang di Yogyakarta. Biasanya kalau menyebut belut, asosiasi orang terutama ke satu nama, warung pak...
more »
- 12-03-16
Koyor atau urat sapi mungkin tidak sepopuler bagian tubuh sapi lainnya. Tapi bagi sebagian orang, koyor justru tampil sebagai primadona. Koyor...
more »
- 05-03-16
Saat ini tidak lagi sulit untuk dapat menikmati soto betawi, makanan khas Jakarta, di Yogyakarta. Salah satu tempat untuk menikmati makanan itu...
more »
Artikel Terbaru
- 31-08-16
Judul : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia
Penulis ...
more »
- 30-08-16
Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri....
more »
- 30-08-16
Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2...
more »
- 29-08-16
Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk...
more »
- 29-08-16
Judul : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie
Penulis ...
more »
- 29-08-16
Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul...
more »
- 27-08-16
Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,...
more »
- 27-08-16
Topeng, merupakan salah satu koleksi di Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ada sekitar 15 topeng kuno yang dikumpulkan oleh Bapak Drs P Swantoro,...
more »
- 27-08-16
Tanggal 22-28 Agustus 2016 secara khusus Jogja Gallery, di Jl Pekapalan 1, Alun-alun Utara Yogyakarta menyelenggarakan pameran besar kriya...
more »
- 26-08-16
Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (...
more »