Seruas Jalan Sejuk di Sleman, Yogyakarta
Naungan pohon yang rindang, dengan ujung-ujung daun serta rantingnya seperti payung di atas jalanan itu memberikan kesejukan dan keteduhan yang melegakan bagi para pengguna jalan.
Ruas jalan yang sejuk di Denggung, Sleman, membuat nyaman pengguna jalan
Kabupaten Bantul memiliki kebanggaan jalan teduh di sebuah poros jalan utamanya, Jalan Bantul. Kota Yogyakarta juga memiliki ruas jalan nan teduh di wilayah Kotabaru. Kabupaten Sleman pun memiliki ruas jalan serupa di sisi lapangan Beran (utara perempatan Denggung).
Naungan pohon yang rindang, dengan ujung-ujung daun serta rantingnya seperti payung di atas jalanan itu memberikan kesejukan dan keteduhan yang melegakan bagi para pengguna jalan.
Ruas-ruas jalan yang pendek dan berpeneduh ini bagi banyak pengguna jalan merupakan semacam air segar di tengah terik padang gurung yang bernama bentang jalan raya. Di tengah kepenatan dan kepanasan yang terpaksa diterima di sepanjang perjalanan di jalan raya, ketika kemudian menemukan seruas pendek jalan dengan kondisi teduh, bisa menjadi obat penyegar yang sangat berarti. Ketegangan di jalan yang terbangun dan terpelihara sepanjang perjalanan yang panas tiba-tiba seperti dikendurkan begitu merasakan kesejukan dan keteduhan.
Mungkin semua pengguna jalan menginginkan jalan yang teduh, dan sejuk. Tetapi tidak setiap kondisi jalan memang cocok dan baik untuk dibuat demikian. Masalahnya, jalan yang demikian ini di malam hari membutuhkan penerangan yang lebih banyak dan tentu, dengan daya yang lebih besar juga. Kecuali itu jalan yang rimbun dengan tumbuhan di kiri kanan jalan yang cukup rapat juga cukup rawan di malam hari karena hal itu bisa mengundang niat jahat orang untuk melakukan kejahatan dengan menggunakan kerimbunan dan kegelapan sisi jalan sebagai tabirnya.
Jalan sejuk semacam ini layak dipertahankan dan dikembangkan
Umumnya jalan-jalan yang dibuat berpeneduh memang berlokasi tidak jauh dari pusat-pusat pemerintahan. Hal ini barangkali memang dilakukan untuk meningkatkan citra kompleks atau perkantoran pemerintahan. Selain itu, lokasi-lokasi jalan tersebut umumnya juga menjadi satu dengan kompleks taman kota. Oleh karenanya pemeliharaan, kontrol atau pengawasannya lebih terpadu dan terintegrasikan dengan lebih baik.
Tampaknya semakin modern dan maju peradaban sebuah kota atau wilayah, umumnya ruas-ruas jalannya juga bertambah. Namun pertambahan kendaraan jauh lebih pesat. Demikian pun jumlah pemukimnya. Lahan-lahan yang dulu ditumbuhi tanaman dengan cepat melenyap, tergantikan oleh pemukiman dan jalan.
Wilayah-wilayah semacam ini akan semakin panas, bising, dan sumpek. Itu sama artinya dengan semakin membutuhkan penghijauan, keteduhan, dan kesejukan.
Ke Yogya yuk ..!
Naskah & foto:A. Sartono
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Selintas Awal Berdirinya Universitas Gadjah Mada pada 64 Tahun Silam(17/12)
- Dusun Pandes, Kampung Dolanan Anak(14/12)
- Penjajahan Iklan Visual di Yogyakarta(10/12)
- Panggung Krapyak Dibungkus Kain Hitam(30/11)
- Menimbun Masalah dengan Sampah(29/11)
- Masih Ada Monumen KB di Yogayakarta(19/11)
- Hotel di Yogya Seperti Cendawan di Musim Hujan(08/11)
- Kirab Budaya Pariwisata DIY, Setiap Wilayah Memamerkan Kekhasannya(06/11)
- Berebut Gunungan untuk Mendapatkan Berkah yang Tak Lekang oleh Zaman(31/10)
- Tugu Landmark Kota Yogyakarta, Menyimpan Beragam Makna(25/10)