- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Berita Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Museum»DUA VERSI MAKAM KI AGENG MANDARAKA (KI JURU MERTANI)
Keletakan
Versi resmi atau versi yang diakui oleh mayoritas masyarakat bahkan juga sejarawan menyatakan bahwa makam Ki Ageng Mandaraka terletak di Kompleks Makam Raja-raja Mataram Kotagede, di Kotagede, Yogyakarta. Makam ini berdampingan dengan kompleks Masjid Agung Kotagede dan Sendang Selirang. Makam ini posisinya berada di sisi selatan Pasar Kotagede.
Versi lainnya menyatakan bahwa makam Ki Ageng Mandaraka terletak di Dusun Pundung, Kalurahan Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. Posisi Dusun Pundung berada di sisi selatan Dusun Mlangi tempat teradapatnya kompleks Masjid Pathok Negoro Mlangi. Lokasi ini dapat dijangkau dengan melalui jalan ring road barat Yogyakarta.
Kondisi Fisik
Makam Ki Ageng Mandaraka di Dusun Pundung ini telah dibangun cukup bagus. Cungkup makam memiliki arah hadap ke selatan dengan daun pintu kayu gaya kupu tarung. Bangunan cungkup bergaya joglo dengan dinding kaca di ke empat sisinya yang ditutup kelambu warna putih. Cungkup dikelilingi pagar tembok setinggi sekitar satu meter. Pagar dibuat berlubang-lubang dalam bentuk persegi panjang dengan arah vertikal. Selang-seling lubang dan tembok membentuk pola semacam jeruji. Pintu cungkup makam hampir selalu dalam keadaan terkunci atau digembok. Nisan makam dari Ki Ageng Mandaraka berukuran relatif besar. Panjangnya sekitar 185 Cm, lebar sekitar 90 Cm, dan tinggi hingga kepala jirat sekitar 90 Cm. Nisan ini selalu dalam keadaan terselubungi kain mori atau langse berwarna putih.
Makam Ki Ageng Mandaraka di Dusun Pundung ini juga dilengkapi dengan dua buah ruang berbentuk persegi memanjang di sisi barat dan utaranya. Dua buah ruang ini digunakan untuk berdoa dan membaca buku-buku keagamaan. Makam Ki Ageng Mandaraka di Dusun Pundung terletak di sudut desa dan relatif kurang kelihatan dari jalan. Akses jalan menuju makam ini relatif sempit dan harus melewati beberapa halaman rumah penduduk.
Latar Belakang
Ki Ageng Mandaraka atau Ki Juru Mertani adalah salah satu dari tiga serangkai murid-murid Ki Ageng Sela yang terkenal. Murid-murid Ki Ageng Sela ini dalam buku sejarah sering disebut sebagai tokoh-tokoh atau orang-orang dari Sela. Mereka bertiga adalah Ki Juru Mertani, Ki Penjawi, dan Ki Ageng Pemanahan. Ki Penjawi kelak mendapatkan tanah Pati dan Ki Pemanahan mendapatkan Tanah Mentaok setelah berhasil mengalahkan Adipati Arya Penangsang. Sementara Ki Juru Mertani ikut membuka Hutan Mentaok bersama Ki Ageng Pemanahan.
Ki Ageng Mandaraka atau Ki Juru Mertani adalah putra Ki Ageng Saba (Ki Ageng Made Pandan). Ibunya adalah salah satu putri dari Ki Ageng Sela. Ki Ageng Saba adalah putra Sunan Kedul. Sedangkan Sunan Kedul adalah putra dari Sunan Giri. Dengan demikian ia adalah cicit dari Sunan Giri. Versi lain menyatakan bahwa ia adalah cucu Ki Ageng Made Pandan I. Sedangkan nama ayahnya adalah Ki Ageng Pangkringan (Ki Ageng Pakiringan) dan ibunya bernama Rara Janten.
bersambung
a.sartono
http://kasakusuk.com/
http://www.sauninestringorchestra.com/
http://www.ncommeventorganiser.com