Tembi

Makanyuk»MENCICIPI PRODUK KULINER JAWA ASLI DI RUMAH MAKAN JAWA ASLI

02 Feb 2009 03:50:00

Makan yuk ..!

MENCICIPI PRODUK KULINER JAWA ASLI
DI RUMAH MAKAN JAWA ASLI

Di Yogyakarta ada banyak sekali rumah atau warung makan. Masing-masing berusaha menonjolkan keistimewaan produk kulinernya. Ada sekian banyak warung/rumah makan yang membawa kekhasan kuliner daerah-daerah di Nusantara. Entah itu yang berasal dari Aceh, Palembang, Tiongkok, Medan, Minangkabau, Bali, Lombok, Sunda, Cirebon, Makassar, dan sebagainya. Mereka masuk dan seolah berlomba-lomba meraup rejeki bersaing dengan produk kuliner khas Yogyakarta yang sering disebut sebagai masakan khas Jawa.

Salah satu rumah makan yang menonjolkan produk kuliner khas Jawa adalah Rumah Makan Jawa Asli yang beralamat di Jl. Wates Km 4, Dusun Tegal Onggobayan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Rumah makan dengan kapasitas tempat duduk untuk 25-an orang ini sengaja mengusung produk kuliner khas Jawa dengan alasan bahwa begitu banyak tamu yang datang yang selalu menanyakan menu khas Jawa. Orang-orang ini umumnya adalah orang-orang yang bosan dengan produk kuliner yangsudah populer dan dapat ditemui di mana-mana. Entah itu berupa soto, bakso, mie ayam, sate, nasi goreng, dan sebagainya.

Oleh karena alasan-alasan itu maka pada sekitar tahun 1999 Rumah Makan Jawa Asli ini didirikan. Kebetulan waktu itu suami pemilik rumah makan yang bernama Bu Prastowo ini sudah purna tugas di pemerintahan. Selain itu orang tua dari Pak Prastowo juga sudah menyerahkan warisan tanah dan rumahnya kepada Pak Prastowo. Kebetulan pula tanah dan rumah itu berada tepat di pinggir jalan raya Wates atau jurusan Yogyakarta-Wates. Rumah itu pun akhirnya disulap menjadi rumah makan dan sekaligus hunian juga.

Menu khas dari Rumah Makan Jawa Asli ini adalah brongkos, oseng-oseng daun pepaya, sayur lodeh, sayur bening, botok mlandingan, pindang telur, tahu dan tempe bacem, serta ayam kampung goreng plus sambal terasi. Sedangkan untuk minuman, rumah makan ini menyediakan banyak pilihan. Mulai dari teh panas, aneka jusbuah, aneka minuman kemasan yang sering disebut soft drink. Khusus untuk minuman rumah makan ini memang tidak mengandalkan jenis minuman tertentu sebagai produk unggulan kulinernya yang berlabel Jawa Asli.

Begitu kita memasuki rumah makan ini kita dipersilakan untuk mengambil sendiri makanannya. Tinggal pilih. Semua telah disediakan. Pengunjung dipersilakan mengambil makanan seperti di rumah sendiri. Bisa semau-maunya asal kuat perut dan dompetnya.

Tembi mencoba menu oseng-oseng daun pepaya, sayur bening, sambel terasi, botok mlandingan, dan ayam kampung goreng. Oleh karena tidak ada minuman khas Jawa yang menjadi unggulan di sini, maka Tembi memilih menu minuman jus jambu biji merah. Alasannya karena jenis minuman ini cukup menyegarkan dan menyehatkan.

Pertama-tama Tembi menyantap nasi putih hangat yang diberi lauk botok mlandingan. Mm, memang nikmat. Hanya saja menurut Tembi, nasinya masih sedikit kurang lunak. Botok mlandingan adalah jenis lauk yang terbuat dari parutan kelapa muda, biji mlandingan (lamtoro/petai cina), dipadu dengan bumbu botok seperti cabai rawit, kencur, daun jeruk purut, garam, dan gula jawa. Botok mlandingan memang nikmat disantap dengan nasi hangat. Jika komposisinya pas, rasa gurih-asin-manis-dan sedikit pedas dari botok ini akan begitu sensasional di lidah. Aroma petai cina,daun jeruk, dan kencurnya juga khas dan cukup merangsang. Jika kelapa yang diparut untuk komponennya pas mudanya (artinya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda), maka rasa gurih-manis-dan lembutnya daging buah kelapa yang berpadu dengan semua komponen botoknya bisa membuat orang benar-benar ketagihan. Nah, botok produk Rumah Makan Jawa Asli ini memang pas di lidah Tembi. Mengingatkan Tembi pada makanan rumahan di desa-desa di Jawa.

Ketika Tembi menyuwir daging ayam kampung goreng dan kemudian diolesi sambal terasi lalu memadukannya dengan nasi putih hangat serta mulai mengunyahnya, Tembi merasakan kenikmatan yang kuat yang ditimbulkan dari padanya. Rasa bumbu ayam kampung goreng ini terasa meresap sampai serat dagingnya. Daging ayam kampung gorengnya empuk tetapi tidak lembek. Dagingnya kesat namun tidak keras. Tidak ada lemak berlebihan pada daging ayam kampung goreng ini. Beda banget dengan ayam goreng pada umumnya yang rata-rata berasaldari ayam potong jenis broiler. Ayam goreng jenis broiler umumnya dagingnya kelihatan menggembung karena lemaknya cukup banyak, kulitnya pun juga tebal berlemak. Pendeknya, rasa daging ayam kampung goreng ini tidak bisa dikalahkan oleh rasa daging ayam broiler goreng.

Rasa sambal terasi yang tidak terlampau pedas, asin manisnya pas, dan aroma terasinya yang tidak sangat menyengat menjadikan perpaduan sambal terasi dan ayam gorengnya cukup pas. Paduan sambal terasi yang dibuat dengan komposisi yang pas membuat paduan rasa dan aroma sambal terasi dengan ayam gorengnya tidak saling menindih atau menghegemoni.

Sayur oseng-oseng daun pepayanya pun tidak terlampau pedas. Sedang pedasnya. Warna daun pepayanya kelihatan hijau segar. Tidak kelihatan layu-loyo. Tidak sangat lunak, tetapi juga tidak keras ketika dikunyah. Lebih hebat lagi, oseng-oseng daun pepaya ini tidak terasa pahit sebagaimana umumnya rasa daun pepaya. Warna hijau segar oseng-oseng daun pepaya ini masih dipercantik dengan irisan cabai merah yang juga kelihatan segar karena irisan cabai merah ini dimasukkan ke dalam oseng-oseng daun pepaya ketika oseng-oseng itu mendekati tingkat kematangannya.

Usai menyantap semua itu Tembi menyantap sayur bening. Tembi memperlakukan sayur bening ini sebagai sup yang menyegarkan. Setelah makan makanan berat, sayur bening bisa menjadi menu penutup yang menyegarkan dan terasa meringankan kinerja usus.

Selama menikmati makanan di Rumah Makan Jawa Asli ini kita juga akan disuguhi musik khas Jawa: karawitan atau campursari. Jika Tembi membayangkannya, terasa seperti menyantap hidangan pesta-pesta di Jawa ketika keluarga-keluarga Jawa mengadakan hajatan khusus. Barangkali memang itulah yang ingin disuguhkan oleh Rumah Makan Jawa Asli ini. Bosan dengan masakan ala Eropa, Amerika, atau Cina ? Boleh coba masakan ala Jawa di Rumah Makan Jawa Asli. Kalau Anda terkesan dan terkenang, bukan salah kami. Mampir Sepisan Terus Kelingan, itulah motto yang diterapkan oleh Rumah Makan Jawa Asli ini.

sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta