Art After Drama, Pameran instalasi video Krisna Murti

Pameran bertajuk Art After Drama dari seniman video Krisna Murti membawa kita melihat peristiwa kehidupan yang tidak berbeda dengan drama. Ada aktor dan orang-orang di sekitar yang menjadi penonton yang memainkan banyak peran, yang disuguhkan dalam tata visual yang sungguh menarik.

Pameran instalasi video Krisna Murti ‘Art After Drama’, Galeri Salihara Jakarta, foto: Natalia S
Landung Simatupang dalam karya The Tale of Sangupati

Setelah pameran tunggalnya di Langgeng Gallery, Jakarta Art District di Grand Indonesia pada 2011, seniman media baru, Krisna Murti menggelar pameran tunggal bertajuk ‘Art After Drama’ yang berlangsung di Galeri Salihara, Jakarta, hingga 4 Agustus 2013.

Karya-karya videonya berjudul Eggology, Dance of the Unknown, Tale Of Sangupati dan lainnya tidak menyuguhkan kisah yang berurutan sebagaimana dalam pengertian drama klasik. Ia memberikan penontonnya kumpulan fragmen gestur tubuh para penampil yang menantang hukum ruang dan waktu, di samping menampilkan problem representasi dan imitasi, yang real dan virtual dalam seni.

Seperti pada hampir kebanyakan karyanya, kali ini Krisna juga banyak bekerjasama dengan sejumlah seniman yang memerankan tokoh berbeda. Seperti Ewelina Eve Smerecznska seorang perfomer dari Polandia; Gita Kinanthi, penari dari Surabaya; dan Landung Simpatupang, seniman panggung asal Yogyakarta.

Pameran instalasi video Krisna Murti ‘Art After Drama’, Galeri Salihara Jakarta, foto: Natalia S
Karya Krisna berjudul ‘Cup Of Tea’

Pada karyanya berjudul The Tale of Sangupati, Landung Simatupang melakukan monolog, menceritakan kisah karakter Joyo, seorang dalang, yang terpaksa menjual warisan boneka wayangnya karena perkembangan zaman dan teknologi. Joyo menyerah karena tak bisa menjaga warisannya demi bertahan hidup. Ada ketegangan antara ‘lama’ dan ‘baru’, tradisi dan modernisasi, yang dibawakan dengan sangat baik oleh Landung Simatupang. Permainan visual dengan memasukkan gambar wayang di wajah sang narator menjadi tontonan baru yang menarik, karya ini adalah video cerita Krisna yang pertama.

Karyanya yang lain berjudul Branded Fruits Archipelago’dalam video still tampak seorang gadis memakai gaun putih menyusun buah seperti susunan buah dalam upacara adat Bali. Sesekali si gadis memperlihatkan buah dengan tempelan label harga. Dalam video ini ada semacam kritik bahwa buah impor sudah mendominasi toko-toko dan supermarket di Indonesia. Karyanya ini sudah pernah dipamerkan di Art Stage Singapore 2013.

Cup Of Tea juga menjadi karya yang menarik. Sebuah meja bulat kecil di dalamnya ada layar video dengan pasir dan terumbu karang. Di layar video ada puisi karya Hanna Fransisca yang mengekspresikan kesedihan, perpisahan dan harapan akan pertemuan. Ada visual deburan ombak sebagai backsound.

Pameran instalasi video Krisna Murti ‘Art After Drama’, Galeri Salihara Jakarta, foto: Natalia S
Krisna Murti menjelaskan karya-karyanya

Krisna Murti, yang dilahirkan pada 1957, adalah seorang seniman media baru yang telah menggeluti bidang ini sejak tahun 1990 di Indonesia. Dia menyelesaikan studinya di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1981. Dalam kariernya, dia telah mengadakan lebih dari 30 pameran tunggal baik di Indonesia maupun negara lain.

Dia pernah diundang untuk menjadi seniman residensi dan sebagai pembicara di Jepang, Singapura, Kuba, Rusia, Australia, Jerman, dan Belanda. Instalasi videonya di tahun 1999, berjudul "My Ancestors are Sangiran Man" dipamerkan di Fukuoka Asian Art Triennale pertama, dan sekarang menjadi bagian dari koleksi Fukuoka Asian Art Museum, Jepang.

Sejak tahun 2000 ia memfokuskan pengamatannya pada perkembangan seni media baru (budaya) di Indonesia dan di seluruh dunia. Pamerannya kali ini akan berlangsung sampai 4 Agustus 2013.

Pameran instalasi video Krisna Murti ‘Art After Drama’, Galeri Salihara Jakarta, foto: Natalia S
Karya Krisna berjudul Branded Fruits Archipelago

Naskah & foto:Natalia S.



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta