Cerita dan Memori Bayu Prasetyo
"Silent Cry To The Saviour Angels"

Cerita dan Memori Bayu Prasetyo

Cerita dan Memori Bayu Prasetyo

Galeri Tembi Rumah Budaya, Jakarta berubah total menjadi kotak hitam yang didalamnya terdapat instalasi dari kepingan-kepingan cerita puisi dari Bayu Prasetyo. Sebuah karya eksploratif, Bayu mencoba mendedikasikan suatu ruang untuk menyampaikan puisi-puisinya. Ada cerita dan memori masa lalu yang ingin diungkapkan dan dijelaskan kepada publik lewat pameran tunggal pertamanya bertajuk “Silent Cry To The Saviour Angels” pada 13 April 2012 kemarin.

Cerita dan Memori Bayu Prasetyo

Karya instalasinya berawal dari kumpulan puisi, dunia yang sudah ia cintai sejak kecil. Setelah memenangkan berbagai lomba penulisan puisi, cerita pendek dan musik di Surakarta sekitar tahun 1993, sejak itu Bayu mulai bersenyawa pada medium seni, sebagai bentuk kontribusinya terhadap masyakarat luas. Ada 11 instalasi yang mewakili puisi-puisinya, antara lain “We Are What We Were”, “That Son of Angel’s Sorrow”, “Shattered Lullaby” dan 8 karya instalasi yang lain. Satu persatu puisinya diterjemahkan pada karya instalasi, soal bagaimana publik mencerna dan memaknai satu persatu karyanya diserahkan sepenuhnya kepada publik, pengalaman dan cerita apa yang didapat setelah melihat karya-karyanya.

Cerita dan Memori Bayu Prasetyo

Bicara soal proses penciptaan karya, pria yang berhasil menyemat gelar M.A Film Making dari London International Film School tahun 2006 ini tak mau bicara terlalu gamblang, memang karena memiliki basic sinema, secara artistik karya-karya Bayu sangat sempurna dan menciptakan ruang baru dan banyak cerita didalamnya. Berbagai instalasi terpisah yang berkolerasi menjadi satu kesatuan dibangun, mengorkestrakan beraneka elemen, dari benda, suara, cahaya dan lainnya. Silent Cry To The Saviour Angels menggubah sebuah ruang yang ditata untuk mengulik daya tangkap sensori maupun memori kita.

Cerita dan Memori Bayu Prasetyo

Bicara mengenai siapa yang menjadi inspirasi dalam karyanya, dengan tegas Bayu mengatakan tidak ada, kolaborasi bersama ke-3 temannya, antara lain, Susan Mayasella, M.A in Book Arts, Camberwell College Art University Of The Arts, London, Anggitasari Mumpuni, B.A in Fashion Design, Instituto Marangoni, London, dan Realrich Sjarief, seorang arsitek yang ditemui Bayu saat ia bekerja di Foster, London akhirnya tercipta karya-karya kreatif yang ada pada pameran tunggalnya kemarin. Penasaran apa yang dibangun dan dibuat di galeri Tembi?, silahkan datang, pameran ini akan berlangsung sampai 28 April 2012 di Tembi Rumah Budaya, Jl.Gandaria I No.47 Kebayoran Baru, Jaksel.

Cerita dan Memori Bayu Prasetyo

Pameran yuk ..!

Natalia.S




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta