Gereja GPIB Marga Mulya Salah Satu Gereja Kuno di Yogyakarta(1)
Dari balkon ini pula kita dapat melihat pemandangan di sisi selatan dan timur Gereja GPIB Marga Mulya. Pemandangan itu di antaranya adalah Istana Negara (Gedung Agung) dan Benteng Vredeburg.
Subarman, penjaga Gereja GPIB Marga Mulya Yogyakarta
berpose di depan pintu utama gereja sisi dalam
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Marga Muya Yogyakartaberlokasi di Jl A Yani No. 5 Yogyakarta. Jalan ini menyatu dengan Jl. Malioboro di sisi utaranya. Marga Mulya dulu merupakan nama jalan di depan gereja yang membentang dari perempatan Kantor Pos Gede hingga wilayah Danurejan (perempatan Toko Terang Bulan).
Dulu di perempatan dekat Terang Bulan ini terdapat traffic light yang digantung sehingga orang menyebutnya sebagai setopan gantung. Ruas jalan dari setopan gantung hingga Stasiun Tugu ini disebut dengan Jalan Malioboro. Sementara ruas jalan dari Stasiun Tugu ke utara hingga Tugu Yogyakarta dinamakan Jl P Mangkubumi.
Ruang utama gereja
Luas gereja ini sekitar 10 m x 40 m. Gereja yang memiliki arah hadap ke timur ini memiliki balkon. Jadi, gereja memiliki dua lantai. Luas balkon sekitar setengah dari luas lantai atau ruang utama di bagian bawahnya.
Kursi-kursi di balkon maupun di ruang utama sebagian besar merupakan kursi kuno yang terbuat dari kayu jati dengan kualitas yang sangat baik. Sebagian kursi tersebut merupakan kursi lipat dengan dudukan dan sandaran terbuat dari anyaman rotan.
Dari balkon ini pula kita dapat melihat pemandangan di sisi selatan dan timur Gereja GPIB Marga Mulya. Pemandangan itu di antaranya adalah Istana Negara (Gedung Agung) dan Benteng Vredeburg. Pada sisi ini pula tampak bahwa letak masing-masing bangunan (Benteng Vredeburg, Gedung Agung, dan Gereja GPIB Marga Mulya) memang dirancang menjadi satu kesatuan yang mempunyai korelasi sangat kuat di masanya.
Sisi depan Gereja GPIB Marga Mulya
Pada sisi belakang dari ruang utama terdapat ruang lain yang berfungsi sebagai kantor, ruang tamu dan ruang tempat menyimpan alat-alat peribadatan. Mimbar diletakkan di antara ruang utama dan ruang kantor. Mimbar gereja ini terlihat unik bentuknya. Mimbar terbuat dari kayu jati yang juga berkualitas sangat baik.
Pintu utama gereja ini masih kelihatan utuh dan terawat baik. Pintu utama ini dibuat dengan gaya kupu tarung (dua daun pintu) dengan ketinggian sekitar 200 cm dan ketebalan kayunya sekitar 3,5 cm.
Baik kayu maupun kursi-kursi di gereja ini dipolitur dengan halus dan menampakkan warna dasar kayu. Pintu utama gereja ini memiliki handle atau pegangan pintu yang terbuat dari kuningan yang hingga kini juga masih kelihatan utuh serta bagus. Panjang handle pintu sekitar 35 cm dan diameter batang handle sekitar 2,5 cm.
Sisi belakang Gereja GPIB Marga Mulya
Keseluruhan jendela pada bangunan gereja ini dibuat dengan gaya lengkung di bagian atasnya. Gaya demikian merupakan salah satu gaya khas bangunan-bangunan Indies masa lalu. Jendela tersebut bercat abu-abu dan dilengkapi dengan kaca bening.
Bersambung
Naskah & foto:A.Sartono
Sumber: Wawancara dengan Bp. Subarman (58) (penjaga BCB Gereja GPIB Marga Mulya) Senin, 30 September 2013.
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Sendang Banyu Panguripan Sebagai Sumber Kehidupan(26/09)
- Watu Gilang Gentan, Ngaglik, Sleman(13/09)
- Masjid Perak, Salah Satu Masjid Tua di Kotagede (2)(02/09)
- Masjid Perak, Salah Satu Masjid Tua di Kotagede (1)(27/08)
- Legenda Terjadinya Bledug Kuwu di Kabupaten Grobokan(20/08)
- Beberapa Petilasan atau Situs di Seputaran Pasar Gede, Kotagede (2)(17/08)
- Beberapa Petilasan atau Situs di Seputaran Pasar Gede, Kotagede (1)(01/08)
- Petilasan Gunung Cilik Bantul(25/07)
- Masjid Syuhada Kotabaru (2), Monumen yang Diwujudkan dalam Bentuk Tempat Ibadah(19/07)
- Masjid Syuhada Kotabaru (1), Monumen Dalam Bentuk Tempat Ibadah(12/07)