Judul : Negara dan Usaha Bina-Negara di JawaMasa Lampau. Studi tentang Masa Mataram II, Abad XVI sampai XIX
Penulis : Soemarsaid Moertono
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia, 1985, Jakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : xii + 199

Buku ini membahas tentang konsep-konsep kekuasan kerajaan Mataram II (Mataram Islam). Di dalamnya mengulas tentang usaha-usaha dari penguasa (raja) dalam memperlihatkan dan mempertahankan kekuasaan, kebesaran, kemegahan dan kekuatan negaranya.

Negara dan Usaha Bina-Negara di <a href='https://tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-resensi-buku/negara-dan-usaha-bina-negara-di-jawa-masa-lampau--studi-tentang-masa-mataram-ii--abad-xvi-sampai-xix-5451.html'> Jawa</a>Masa Lampau. Studi tentang Masa Mataram II, Abad XVI sampai XIX

Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, raja dianggap sama dengan dewa sehingga ada kultus dewaraja. Negara dianggap sebagai citra kerajaan dewa, baik dalam aspek material maupun spiritual.

Raja dan penguasa di bawahnya (sebagai perpanjangan tangan raja) harus memiliki kekuasaan dan kekuatan sepadan dengan dewa, dan juga kedermawaan yang berlimpah-limpah bagi rakyatnya. Kepercayaan orang Jawaterhadap dewa tertinggi memiliki andil untuk menganggap raja sebagai pemegang kuasa mutlak dan tunggal dalam kerajaan duniawi.

Sesudah Islam masuk raja tidak lagi disamakan dengan dewa. Tetapi agar raja tetap dapat berkuasa secara mutlak dan diterima rakyat, maka raja dianggap sebagai perantara antara Tuhan dengan rakyat. Dengan demikian apa yang menjadi kehendak raja dianggap sudah mendapat izin/perkenan Tuhan.

Dalam tradisi ini konsep kesinambungan memegang peranan penting. Oleh karena itu dibuat silsilah untuk menghubungkan dinasti-dinasti terdahulu dengan dinasti yang sekarang. Seringkali silsilan disertai dengan pemalsuan yang disengaja dan susunan yang dibuat-buat. Kedua, dalam bentuk wahyu, bahwa raja berkuasa karena mendapat wahyu. Hal ini antara lain sebagai legitimasi kekuasaan raja.

Sebagai penguasa tertinggi raja harus dapat menjalankan pemerintahan dengan baik, agar bawahan dan rakyat selalu mendukung dan setia. Pisowanan (datang dan menghadap raja pada waktu-waktu tertentu) dan upeti adalah salah satu tanda dari kesetiaan tersebut. Sebagai imbalannya maka raja harus dapat berlaku adil dan bijaksana. Raja terlihat berwibawa apabila wilayah kekuasaannya luas dan disegani penguasa wilayah-wilayah lain.

Buku ini membahas tentang konsep-konsep kekuasan kerajaan Mataram II (Mataram Islam). Di dalamnya mengulas tentang usaha-usaha dari penguasa (raja) dalam memperlihatkan dan mempertahankan kekuasaan, kebesaran, kemegahan dan kekuatan negaranya. Cara mengatur jalannya pemerintahan, hubungannya dengan rakyat dan lain-lain.

Baca yuk ..!

M. Kusalamani



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta