Pekan Ini Wuku Medhangkungan
(26 Mei 2013 - 1 Juni 2013)

Orang dengan wuku ini punya kelebihan pandai bicara, senantiasa bersyukur atas anugerah yang diterima, mantap dalam pendirian, tidak mudah goyah, dan besar rasa kebersamaannya. Hemat dan pandai mengatur ekonomi. Namun, dia juweh atau suka mengomentari orang lain. Kesenangannya menyepi.

Memilih hari yang bagus untuk menyelenggarakan upacara penting dalam keluarga dan juga memilih hari untuk bepergian secara khusus, merupakan warisan leluhur yang telah menjadi tradisi turun-temurun hingga saat ini. Di dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna terdapat 337 Bab mengenai ‘Ilmu Titen’ Jawa, diantaranya adalah ilmu untuk menghitung, memilah dan memilih hari baik.

Menurut kitab tersebut, mulai hari Minggu 26 Mei sampai dengan hari Sabtu 1 Juni 2013, atau dalam kalender Jawa Minggu Kliwon, tanggal 16, bulan Rejeb, sampai dengan Sabtu Legi, tanggal 22, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir, ada 5 hari baik yang dapat dipilih untuk menandai upacara penting dalam keluarga seperti misalnya upacara perkawinan, dan acara untuk bepergian keluar kota, dengan perincian sebagai berikut:

Minggu Kliwon, 26 Mei 2013, kalender Jawa tanggal 16, bulan Rejeb tahun 1946 Jimakir, (terhitung mulai Sabtu sore jam 18.00 s/d Minggu sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Senin Legi, 27 Mei 2013, kalender Jawa tanggal 17, bulan Rejeb tahun 1946 Jimakir, (terhitung mulai Minggu sore jam 18.00 s/d Senin sore jam 18.00),kurang baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Selasa Paing, 28 Mei 2013, kalender Jawa tanggal 18, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Senin sore jam 18.00 s/d Selasa sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Rabu Pon, 29 Mei 2013, kalender Jawa tanggal 19, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Selasa sore jam 18.00 s/d Rabu Sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Kamis Wage, 30 Mei 2013, kalender Jawa tanggal 20, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Rabu sore jam 18.00 s/d Kamis Sore jam 18.00),kurang baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Jumat Kliwon, 31 Mei 2013, kalender Jawa tanggal 21, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Kamis sore jam 18.00 s/d Senin Sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Sabtu Legi 1 Juni 2013, kalender Jawa tanggal 22, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Jumat sore jam 18.00 s/d Sabtu sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Bagi anak yang lahir pada antara hari Minggu 26 Mei 2013 sampai dengan Sabtu 1 Juni 2013, atau Minggu Kliwon tanggal 16, bulan Rejeb tahun 1946 Jimakir sampai dengan Sabtu Legi tanggal 22, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir, termasuk di dalam Wuku Medhangkungan, wuku dengan nomor urut 20.

Medhangkungan adalah anak nomor 18 dari 27 anak laki-laki pasangan Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Ketika Prabu Watugunung meninggal, Dewi Sinta menangis berkepanjangan. Tangis Dewi Sinta menimbulkan huru-hara dan hawa panas di kahyangan sehingga membuat para dewa gelisah. Agar supaya suasana kahyangan tentram seperti semula, Sang Hyang Tunggal sebagai penguasa para dewa meminta agar Dewi Sinta menghentikan tangisnya. Dewi Sinta mau berhenti menangis jika Prabu Watugunung suaminya, dan Dewi Landep ‘maru’nya, serta 27 anaknya diberi tempat di surga.

Permohonan Dewi Sinta dikabulkan. Sang Hyang Tunggal memperkenankan Dewi Sinta masuk surga untuk yang pertama kali. Seminggu kemudian disusul Dewi Landep. Demikianlah setiap minggu, secara berurutan, anak-anak Dewi Sinta masuk ke surga, mulai dari yang paling tua. Sedangkan Prabu Watugunung masuk ke surga pada urutan terakhir, nomor 30.

Raden Medhangkungan masuk ke surga, pada urutan ke-20. Ia meninggalkan watak serta karakternya kepada manusia yang lahir dalam siklus waktu Wuku Medhangkungan (26 Mei s/d 1 Juni 2013).

Pekan Ini Wuku Medhangkungan

Penggambaran Wuku Medhangkungan:
Raden Medhangkungan (kiri) menghadap Batara Basuki, dewa yang hatinya setia dalam menerima takdir.
Pohonnya adalah pohon Plasa, hanya dipakai di desa dan pegunungan.
Burungnya adalah burung Pelung, yang senang bermain di air.
Gedhongnya ada di atas, selalu memikirkan harta-bendanya.

  • Dewa yang menaungi wuku Medhangkungan adalah Batara Basuki.

  • Kelebihannya : pandai bicara, senantiasa bersyukur atas anugerah yang diterima, mantap dalam pendirian, tidak mudah goyah, dan besar rasa kebersamaannya. Hemat dan pandai mengatur ekonomi.

  • Kelemahannya : juweh atau suka mengomentari orang lain.

  • Kesenangannya menyepi.

  • Bencananya : karena dicelakai di waktu malam.

  • Hari nahas : tidak jelas.

  • Hari baik : tidak menentu.

Untuk mencegah agar terhindar dari bencana perlu mengadakan slametan pada hari dan pasaran kelahirannya dengan membuat nasi kuning, lauknya daging ayam kuning, dan bubur merah disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari, saat datangnya siklus waktu Wuku Medhangkungan yang bersangkutan tidak boleh pergi ke Timur, tempat bersemayamnya Batara Kala.

Herjaka HS



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta