Pekan Ini Wuku Maktal, Tidak Boleh Bepergian Ke Arah Tenggara
(2 Juni 2013 - 8 Juni 2013)

Orang yang berwuku Maktal punya sifat sentosa budinya, setia pendiriannya, tapi kelemahannya dia sedikit sombong, mudah kecewa jika pekerjaannya dianggap kurang benar dan kurang berhasil oleh orang-orang yang lebih tinggi derajatnya.

Di dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna terdapat 337 Bab mengenai ‘Ilmu Titen’ Jawa, diantaranya adalah ilmu untuk menghitung, memilah dan memilih hari baik. Menurut kitab tersebut, mulai hari Minggu 2 Juni sampai dengan hari Sabtu 8 Juni 2013, atau dalam kalender Jawa Minggu Paing, tanggal 23, bulan Rejeb, sampai dengan Sabtu Legi, tanggal 29, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir, ada 5 hari baik yang dapat dipilih untuk menandai upacara penting dalam keluarga seperti misalnya upacara perkawinan, dan acara untuk bepergian keluar kota, dengan perincian sebagai berikut:

Minggu Paing, 2 Juni 2013, kalender Jawa tanggal 23, bulan Rejeb tahun 1946 Jimakir, (terhitung mulai Sabtu sore jam 18.00 s/d Minggu sore jam 18.00),tidak baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Senin Pon, 3 Juni 2013, kalender Jawa tanggal 24, bulan Rejeb tahun 1946 Jimakir, (terhitung mulai Minggu sore jam 18.00 s/d Senin sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Selasa Wage, 4 Juni 2013, kalender Jawa tanggal 25, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Senin sore jam 18.00 s/d Selasa sore jam 18.00),tidak baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Rabu Kliwon, 5 Juni 2013, kalender Jawa tanggal 26, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Selasa sore jam 18.00 s/d Rabu Sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Kamis Legi, 6 Juni 2013, kalender Jawa tanggal 27, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Rabu sore jam 18.00 s/d Kamis Sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Jumat Paing, 7 Juni 2013, kalender Jawa tanggal 28, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Kamis sore jam 18.00 s/d Senin Sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Sabtu Pon 8 Juni 2013, kalender Jawa tanggal 29, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Jumat sore jam 18.00 s/d Sabtu sore jam 18.00),baik untuk bepergian dan berbagai macam keperluan.

Bagi anak yang lahir pada antara hari Minggu 2 Juni 2013 sampai dengan Sabtu 8 Juni 2013, atau Minggu Paing tanggal 23, bulan Rejeb tahun 1946 Jimakir sampai dengan Sabtu Pon tanggal 29, bulan Rejeb, tahun 1946 Jimakir, termasuk di dalam Wuku Maktal, wuku dengan nomor urut 21.

Maktal adalah anak nomor 19 dari 27 anak laki-laki pasangan Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. Ketika Prabu Watugunung meninggal, Dewi Sinta menangis berkepanjangan. Tangis Dewi Sinta menimbulkan huru-hara dan hawa panas di kahyangan sehingga membuat para dewa gelisah. Agar supaya suasana kahyangan tenteram seperti semula, Sang Hyang Tunggal sebagai penguasa para dewa meminta agar Dewi Sinta menghentikan tangisnya. Dewi Sinta mau berhenti menangis jika Prabu Watugunung suaminya, dan Dewi Landep ‘maru’nya, serta 27 anaknya diberi tempat di surga.

Permohonan Dewi Sinta dikabulkan. Sang Hyang Tunggal memperkenankan Dewi Sinta masuk surga duluan atau urutan pertama. Seminggu kemudian disusul Dewi Landep. Demikianlah setiap minggu, secara berurutan, anak-anak Dewi Sinta masuk ke surga, mulai dari yang paling tua. Sedangkan Prabu Watugunung masuk ke surga pada urutan terakhir, nomor 30.

Raden Maktal masuk ke surga, pada urutan ke-21. Ia meninggalkan watak serta karakternya kepada manusia yang lahir dalam siklus waktu Wuku Maktal (2 Juni s/d 8 Juni 2013).

Pekan Ini Wuku Maktal, Tidak Boleh Bepergian Ke Arah Tenggara

Penggambaran Wuku Maktal adalah sebagai berikut:
Raden Maktal (kiri) menghadap Batara Sakri yang menjadi Dewa pengayomannya.
Dewa Sakri adalah Dewa yang setia akan kesanggupannya. mempunyai kehendak yang kuat.
Pohonnya adalah Pohon Nogosari, menggambarkan kebaikan hati dan rupa, harum suaranya dan enak didengar, serta dihargai pengabdiannya.
Burungnya adalah burung Ayam Alas, budinya cerdas dan tangkas, sehingga menjadi perhatian atasan.
Gambar gedhong yang berjajar dengan umbul-umbul, artinya keberhasilannya datang bersama antara kedudukan dan harta bendanya.

  • Kelebihan Wuku Maktal : sentosa budinya, setia pendiriannya.

  • Kelemahannya : sedikit sombong, mudah kecewa jika pekerjaannya dianggap kurang benar dan kurang berhasil oleh orang-orang yang lebih tinggi derajatnya.

  • Bencananya : terlibat dalam perkelahian.

  • Hari nahas : tidak jelas.

  • Hari baik : Rabu Kliwon

Untuk mencegah agar terhindar dari bencana perlu mengadakan slametan dengan menanak nasi lembek, diberi lauk ayam dimasak lembaran dan pindang bebek, disertai doa keselamatan.

Selain itu, selama 7 hari (2 Juni s/d 8 Juni 2013) yang bersangkutan tidak boleh pergi ke arah Tenggara, karena tempat bersemayam bencana yang digambarkan sebagai Batara Kala ada di Tenggara.

Herjaka HS



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta