Si Zundapp, Salah Satu Koleksi Motor Kuno di Tembi

Si Zundapp di Tembi sendiri menurut keterangan dibuat tahun 1959. Kondisinya masih bagus (90 prosen orisinil). Si Zundapp merupakan salah satu benda kuno yang dipamerkan di Rumah Dokumentasi Tembi yang juga sering disebut sebagai museum.

Profil sepeda motor Zundapp, tahun 1959 dilihat dari sisi kanan, koleksi <a href='https://tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-benda-bersejarah/si-zundapp--salah-satu-koleksi-motor-kuno-di-tembi-4885.html'>Tembi</a>Rumah Budaya, foto: a.sartono
Si Zundapp dilihat dari sisi kanan

Koleksi benda kuno lain milik Museum atau Rumah Dokumentasi Tembi Rumah Budaya adalah sepeda motor Zundapp. Sepeda motor Zundapp diproduksi oleh perusahaan yang didirikan oleh Dr Fritz Neumeyer dan Friedrich Krupp AG.

Perusahaan ini didirikan di Kota Nuremberg, Jerman, pada tahun 1917. Merk Zundapp konon diambil dari nama singkat mereka: “Zünder- und Apparatebau G.m.b.H” yang semula merupakan produsen bahan peledak. Setelah permintaan akan bahan peledak menurun pasca Perang Dunia I (1919), Neumeyer kemudian mengembangkan bermacam-macam konstruksi sepeda motor.

Produksi Zundapp dimulai pada tahun 1917. Model awal dari motor ini disebut sebagai Z22, yang diproduksi tahun 1921. Produksi awal dari perusahaan yang didirikan oleh Fritz dan Firedrich itu segera mendapat sambutan yang baik di pasar. Disebutkan bahwa pada tahun 1933 motor merk Zundapp telah terjual 100.000 unit. Sepeda motor Zundapp seri Z22 ini sering dijuluki sebagai “Motorrad fur jedermann” yang artinya adalah motor untuk umum (untuk semua orang).

Tangkai/batang pemindah gigi persneling pada sepeda motor Zundapp yang tidak bisa lagi ditemui pada jenis kendaraan sepeda motor model sekarang, foto: a.sartono
Tangkai pemindah gigi persneling yang tidak dapat ditemukan lagi
pada sepeda motor zaman sekarang

Tahun 1938 Zundapp mengembangkan produksi jenis Moge (motor gede) yang diberi kode K-series. Seri K ini dimaksudkan sebagai singkatan dari “Kardanantrieb”, yakni sepeda motor yang ada boncengannya di bagian samping. Produksi sepeda motor jenis ini meliputi tipe 200-800 cc. K-series ini juga mendapatkan sambutan yang baik di pasar.

Tahun 1940 Zundapp dengan kode KS750 telah terjual sebanyak 18.000 unit. Desain dari seri K ini dibuat dengan model mesin yang tertutup. Kode atau seri K sendiri memiliki makna “Kardanantrieb” (kardan/garden/shaft drive).

Pada tahun 1931 Zundapp menjalin kerjasama dengan Ferdinand Porsche yang akhirnya mampu merilis kendaraan yang disebut Volkswagen (VW). Pada masa itu Porsche masih menggunakan teknologi mesin datar 4 silinder, tetapi Zundapp telah menggunakan mesin radial berpendingin cair 5 silinder. Sayangnya tiga buah mobil rintisan mereka itu hancur kena bom dalam Perang Dunia II.

Tampang Si Zundapp dilihat dari depan, foto: a.sartono
Tampang Si Zundapp dilihat dari depan

Tahun 1958 Zundapp berpindah dari Nuremberg ke Munich. Tahun itu Zundapp mulai memproduksi motor berukuran lebih kecil dari mesin 4 stroke menjadi 2 stroke. Perusahaan ini pada tahun 1980-an mengalami penurunan penjualan dan akhirnya bangkrut dan tutup di tahun 1984.

Si Zundapp di Tembi sendiri menurut keterangan dibuat tahun 1959. Kondisinya masih bagus (90 prosen orisinil). Si Zundapp merupakan salah satu benda kuno yang dipamerkan di Rumah Dokumentasi Tembi yang juga sering disebut sebagai museum. Salah satu keantikan dari Si Zundapp Tembi adalah adanya tangkai atau batang di bagian tengah samping bodi kendaraan yang berfungsi sebagai tangkai pemindah gigi persneling.

Si Zundapp Tembi mengingatkan orang pada masa kejayaan jenis kendaraan ini dimana orang tua zaman dulu sedemikian membanggakannya. Jenis kendaraan ini salah satu lambang prestis. Lambang dari status sosial yang berbeda dari orang kebanyakan, di samping tentu saja, memiliki fungsi optimal sebagai alat “memperpendek jarak dan waktu”. Ingin melihat, menikmati, dan berfoto dengan Si Zundapp Tembi ? Berkunjunglah ke Tembi Rumah Budaya !

Tampang Si Zundapp dilihat dari sisi kiri, foto: a.sartono
Si Zundapp dilihat dari sisi kiri

Naskah & foto:A. Sartono

Sumber: motorjoss.wordpress.com, google.com



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta