Batara Sambu
Error message
Notice: unserialize(): Error at offset 47 of 51 bytes invariable_initialize() (line919 of/home/tembinew/tembi_drupal/includes/bootstrap.inc). Tweet data-size="tall" data-annotation="bubble" data-href="https://tembi.net/ensiklopedi-figur-wayang/batara-sambu"> Author:editortembi / Date:14-03-2014 / Tag: batara, sambu, wayang / Dalam sejarah hidupnya, Batara Sambu pernah turun ke dunia dan menitis kepada Sri Maharaja Maladewa, raja di Negeri Medangprawa, dengan patihnya bernama Agrakelasa.
Batara Sambu dalam bentuk wayang kulit buatan
Kaligesing Purworejo, koleksi museum
Tembi Rumah Budaya. Foto: Sartono
Batara Sambu adalah anak sulung dari Batara Guru atau Sang Hyang Manikmaya atau Sang Hyang Nilakantha, yang berpasangan dengan Batari Uma. Secara urutan, Batara Sambu adalah cucu dari Sang Hyang Tunggal dan buyut dari Sang Hyang Wenang.
Batara Sambu atau Sambo memiliki watak jujur dan dapat dipercaya. Ia bersemayam di Kahyangan Suwela Gringging. Ada yang menyebutkan bahwa dewa bermuka merah ini mempunyai dua istri yaitu: Dewi Susti serta Dewi Swanyana. Namun di dalam cerita pewayanagn istri Batara Sambu hanya satu, bernama Dewi Astuti, putri Sang Hyang Darmastuti.
Dari perkawinannya dengan Batara Sambu, dewi Astuti melahirkan empat orang anak yaitu: Batara Sambosa, Batara Sambawa, Batara Sambojana dan Batara Sambodana.
Dalam Kitab Pustakaraja disebutkan bahwa Sang Hyang Guru memberikan perintah kepada Sang Hyang Narada untuk memberitahukan kepada Maharaja Kanwa dan seluruh rakyatnya di negeri Purwacarita, bahwa ada delapan dewa yang berhak dipuja oleh manusia, khususnya rakyat Purwacarita, yaitu Batara Brahma, Batara Wisnu, Batara Syiwa, Batara Sambu, Batara Indra, Batara Bayu, Batara Kala dan Batari Durga.
Dalam sejarah hidupnya, Batara Sambu pernah turun ke dunia dan menitis kepada Sri Maharaja Maladewa, raja di Negeri Medangprawa, dengan patihnya bernama Agrakelasa.
Herjaka HS
Ensiklopedi Figur WayangPost new comment
Latest News
- 15-03-14
Rabu Pahing Ini Oran
Primbon Dewa yang menaungi Wuku Landep adalah Batara Mahadewa. Orang Wuku Landhep tajam daya ingatnya, dapat dijadikan sebagai tempat bertanya dan... more » - 15-03-14
Pasinaon Basa Jawa K
Pasinaon Basa Jawa Memang jika dibandingkan dengan zaman dulu, tataran tutur bahasa Jawa di zaman sekarang lebih ringkas. Kamus Unggah-Ungguh... more » - 15-03-14
Kiat Membaca Cepat d
Berita Budaya Kegiatan berbahasa meliputi empat komponen pokok, yakni membaca, bicara, menyimak, dan menulis. Untuk urusan membaca sendiri dapat... more » - 15-03-14
Siwur, Alat Dapur da
Aneka Rupa Namun pada masyarakat Jawa tempo dulu, siwur juga bisa berfungsi lain, yakni sebagai properti untuk membuat nini thowong, pertunjukan... more » - 14-03-14
ARTE 2014 dengan Tem
Sukses dengan festival pertama ARTE 2013 dengan 32 ribu pengunjung dan ratusan karya yang dikirim para seniman Tanah Air, festival yang digelar untuk... more » - 14-03-14
Riwayat KH Ahmad Dah
Karena KH Ahmad Dahlan sangat berjasa bagi bangsa Indonesia dan sekaligus seorang tokoh yang ikut dalam pergerakan nasional, maka kisah pribadinya... more » - 14-03-14
Batara Sambu
Dalam sejarah hidupnya, Batara Sambu pernah turun ke dunia dan menitis kepada Sri Maharaja Maladewa, raja di Negeri Medangprawa, dengan patihnya... more » - 14-03-14
Menu Spesial Maret,
Gurih yang cukup nyamleng (sempurna) dalam perpaduan rempah yang seimbang serta kenikmatan dan kepuasan perut yang disuguhkan oleh menu ini cukup... more » - 13-03-14
Pentas Lima Tarian S
Di Aceh tidak hanya ada Tari Saman, ada banyak tarian lain yang tak kalah menarik, unik dan mengandung nilai-nilai budaya. Antara lainTari Ratoeh,... more » - 13-03-14
Menyaksikan Tari Kec
Menyaksikan Tari Kecak di Uluwatu Saat Senja Hari Di Kompleks Pura Uluwatu yang dibangun sekitar tahun 1032-1036 Masehi oleh Mpu... more »