Nasi Genjer Ayam ala Pulo Segaran
Sayur genjer? Mungkin banyak di antara kita yang pernah mendengar namun mungkin tidak banyak yang pernah mencicipi. Apalagi pada masa Orde Baru ketika lagu ‘Genjer-genjer’ dilarang, sayuran ini sepertinya raib dari menu warung dan restoran. Maklum, kata genjer diasosiasikan berbau “kiri”.
Nasi Genjer Ayam ramuanWarung Dhahar Pulo Segaran sudah terhidang, menunggu disantap
Nama menunya, Nasi Genjer Ayam. Tapi jangan salah. Maksudnya bukan genjer yang tumbuh di kepala ayam jago. Ini istilah asosiatif yang memainkan bunyi genjer sebagai bagian tubuh ayam dan sayur genjer yang dipadu dengan daging ayam. Istilah yang memancing senyum setelah tahu makna sebenarnya. Menu sayur genjer ini tampil sebagai menu promo bulan Oktober di Warung Dhahar Pulo Segaran, kompleks Tembi Rumah Budaya.
Sayur genjer? Mungkin banyak di antara kita yang pernah mendengar namun mungkin tidak banyak yang pernah mencicipi. Apalagi pada masa Orde Baru ketika lagu ‘Genjer-genjer’ dilarang, sayuran ini sepertinya raib dari menu warung dan restoran. Maklum, kata genjer diasosiasikan berbau “kiri”. Kini di sejumlah warung dan restoran menu genjer bisa ditemui meski secara umum masih tergolong menu yang jarang.
Tanaman genjer merupakan tanaman liar, dan tidak dibudidayakan. Untuk mendapatkannya susah-susah gampang. Di Yogya sayuran ini hanya bisa ditemukan di pasar-pasar tertentu. Tapi tanaman ini biasanya tumbuh di petak-petak sawah sehabis panen padi. Jadi pada saat tertentu saja genjer gampang ditemui. Pulo Segaran mendapatkannya dari seseorang yang terbiasa mengumpulkan genjer dari sawah-sawah.
Sang koki tengah meramu oseng-oseng genjer
Rasanya menarik juga untuk mencicipi sayuran yang jarang dilirik orang tapi punya potensi untuk dinikmati. Umumnya sayuran ini dijadikan oseng-oseng. Di Jawa Barat biasanya dipadu dengan oncom. Saya pun memesan satu porsi sambil bersantai memandangi hijaunya sawah di sisi restoran ini.
Pulo Segaran mengolahnya dengan ditumis, sebagai oseng-oseng genjer yang dipadu dengan potongan daging ayam. Bagian genjer yang disajikan hanya daunnya, bunganya tidak. Mungkin ini memang khas sayur genjer di Yogya maupun Jawa Tengah. Kalau di Jakarta dan Jawa Barat, justru bunganya yang banyak dikonsumsi.
Rasa daunnya agak pahit tapi tidak sekental rasa pahit bunganya. Rasa pahit ini merupakan kekhasan tanaman genjer yang disukai orang. Dalam menu olahan Pulo Segaran rasa pahit ini agak disamarkan dengan kombinasi bahan-bahan lain yang berbeda rasa. Ada rasa gurih, manis dan pedas bersamanya. Bahkan juga aroma wangi dari daun kemangi yang ditaruh begitu saja di atasnya.
Daun genjer, dari tanaman liar yang tidak mudah didapat
Rasa gurih yang berasal dari lengkuas dan ayamnya cukup terasa. Ditambah aroma pedas dari cabe, harumnya daun salam serta paduan serasi mentega dan bawang bombai. Hasil olahannya patut dipuji karena genjer, si tanaman liar ini, menjelma menjadi sayuran yang lezat.
Harganya seporsinya cukup memadai, Rp 11.700. Di sisa bulan Oktober ini, kalau ingin mencicipi rasa sayur genjer yang nikmat, Anda bisa mampir ke Warung Dhahar Pulo Segaran.
Dipadu dengan lengkuas, cabai merah, bawang, irisan daging ayam, dan lainnya,
daun genjer menjelma jadi santapan lezat
Makan yuk ..!
barata
Artikel Lainnya :
- Pesona ArtJog di Jogjakarta(24/07)
- FKY ke-24 Tahun 2012 Hadir Lagi di Yogyakarta(27/06)
- PENYAKIT CACINGAN DI JOGJA TAHUN 1900-AN(23/11)
- 5 Juni 2010, Denmas Bekel(05/06)
- 3 Nopember 2010, Yogja-mu - JOGJA BERSELIMUT DEBU DAN PASIR MERAPI(03/11)
- Stand-up Comedian Di Tembi Rumah Budaya(09/04)
- GEROBAK PENGANGKUT TEBU DI MASA LALU(21/07)
PEPES JAGO KLURUK DI PULO SEGARAN(16/03) - KAMPUNG DJOGONEGARAN 1920(17/10)
- 2 Maret 2011, Kabar Anyar - YOGYAKARTA IBUKOTA REPUBLIK INDONESIA(02/03)