Stand-up Comedian
Di Tembi Rumah Budaya

Seseorang pelawak yang melontarkan kata-kata dan cerita lucu dengan menggunakan mike diatas panggung kecil biasanya disebut dengan stand-up comedian. Di Indonesia sendiri konsep stand-up comedian tidak terlalu digemari para pelawak lokal, dibeberapa tempat seperti cafe-cafe di Jakarta mungkin ada tetapi tidak terlalu banyak menyedot perhatian. Comedy Cafe, Kuningan, Jakarta merupakan salah satu tempat yang menyediakan hiburan stand-up comedian. Cerita-cerita dan lelucon yang dilontarkan si pelawak biasanya cukup menghibur, apalagi jika si pelawak mampu membawa suasana menjadi riuh, dengan begitu dia dianggap berhasil menjadi seorang stand-up comedian.

Berbeda dengan Indonesia, di Inggris, konsep melawak seperti itu sudah ada sejak abad ke-18, artis terkenal saat itu yang bangkit melalui sirkuit ruang musik adalah Morecambe and Wise, Arthur Miller Askey dan Max, yang dianggap sebagai pelawak musik-lorong klasik. Di Amerika pun memiliki banyak stand-up comedian terkenal, antara lain Benny, Bob Hope, Fred Allen, Milton Berle, dan Frank Fay. Konon Frank Fay mendapatkan pengakuan sebagai master di New York Palace Theater dengan menciptakan gaya stand-up pada abad ke-20. Banyak stand-up komedian disana bekerja selama bertahun-tahun untuk mengembangkan bahan selama 45 menit diatas panggung, dan biasanya melakukan bit mereka berulang-ulang, dan perlahan-lahan demi menyempurnakan penampilan mereka dari waktu ke waktu.

Di Indonesia, konsep melawak seperti diatas rasanya kurang digemari, lihat saja para pelawak-pelawak kita yang sudah memiliki nama besar, hampir sebagian dari mereka mengawali karier melawaknya lewat pertunjukkan lawak Srimulat, yang didirikan Teguh Slamet Rahardjo di Solo pada 1950. Srimulat sebagai teater lawak yang memberikan lawakan gado-gado-pengaruh dagelan Mataram, ludruk, ketoprak-terus bersinar, sampai terbentuk cabang di Jakarta, Semarang, dan Solo. Begitu besarnya sambutan penonton, di era 1970-an, pernah suatu hari parkir mobil di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, begitu padat pada saat pertunjukan Srimulat.

Namun apakah konsep stand-up comedian benar-benar tidak bisa diterima di sini, tidak juga, karena pada Senin (5/4/2010) kemarin, bertempat di Galeri Tembi Rumah Budaya, sebuah pertunjukkan stand-up comedian berlangsung cukup ramai, tidak jelas kapan dimulainya celotehan-celotehan yang dilemparkan Obbie si MC sekaligus pelawak ini, tiba-tiba saja ia mulai membicarakan lelucon tentang kota Jakarta. Yak hanya bicara kota Jakarta, sesekali Obbie menyeletuk ketika ada tanggapan dari penonton.

Stand-up comedian ala Tembi ini bertambah ramai karena angkringan sudah siap sedia sejak pukul 8 malam. Jadi suasana seru dan riuh bertambah asyik sambil menikmati berbagai suguhan ala angkringan. Semoga Obbie bisa menjadi pionir stand-up comedian dalam waktu mendatang.

Titin